4. Fitrah yang Lurus

Adanya keselamatan (dari penyimpangan) dalam fithrah mereka (Ahlus Sunnah).

Fithrah merupakan nikmat dari Allah ﷻ dan anugerah yang Allah tabāraka wa ta’ālā anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya.

Allah ﷻ memberikan keutamaan kepada hamba-hamba-Nya dengan menciptakan mereka di atas fithrah, sebagaimana sabda Rasūlullāh ﷺ,

«كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ على الفِطرَةِ، فَأَبَـوَاهُ يُهَوِّدَانِـهِ أَوْ يُنَصِّرَانِـهِ أَوْ يُمَجِّسَانِـهِ»

“Setiap (hamba) yang lahir dilahirkan di atas fithrah, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(Shahīh al-Bukhārī no. 1385)

Maka Allah ciptakan mereka di atas fithrah.

Adapun Ahlus Sunnah, fithrah mereka tetap selamat tidak berubah-ubah. Allah pelihara fithrah mereka (Ahlus Sunnah) dari segala bentuk perubahan, pergantian, dan penyelewengan. Sedangkan manusia lainnya, fithrah mereka telah terkotori dan mengalami penyelewengan sesuai dengan yang melekat padanya, sedikit maupun banyak.

Di dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

«خلقـتُ عبادي حنفـاءَ كلهـم، فإنهم أتتهم الشـياطين فاجتـالتهـم عن دينِهـم»

“Aku ciptakan hamba-hamba-Ku seluruhnya dalam keadaan hanif (lurus), kemudian syaithan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka.”
(Shahīh Muslim no. 2365).

Di dalam al-Qur’an al-Karim, Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُون

“Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.”
(QS. az-Zukhrūf: 37).

Syaithan dan bala tentaranya memalingkan dan mengubah manusia dari fithrah mereka.

Untuk itulah, termasuk di antara faktor yang memantapkan (aqidah) adalah, manusia perlu bersungguh-sungguh di dalam menjaga keselamatan fithrah mereka :

فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“(Tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptakan manusia di atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS. ar-Rūm: 30).

Fithrah yang selamat terikat dengan sumber (mashdar) yang selamat.

? Apabila seorang yang memiliki fithrah yang selamat itu bersandar dan berpegang dengan Kitab Rabb-nya dan Sunnah Nabinya ﷺ, maka fithrahnya tidak akan berubah.

Namun jika fithrahnya tunduk kepada hawa nafsu yang membinasakan, syubhat yang merusak, pemikiran yang menyimpang, dan takalluf (sikap membebani diri) yang jauh, atau yang semisalnya, maka fithrahnya akan menyimpang.
••• ════ ༻?༺ ════ •••

Sumber: Buku “15 Faktor Penopang Mantapnya Aqidah”

Judul Asli: “Tsabat Aqidah as-Salaf wa Salamatuha min at-Taghayyurat”, karya Syaikh Abdurrazzaq al-Badr

Alih Bahasa: Abu Salma Muhammad (alwasathiyah.com)

EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 11 Desember 2018 / 04 Rabi’ul Akhir 1440

Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org