Mengikatkan Diri dengan Pemahaman Para Sahabat, dan yang Mengikuti Mereka dengan Baik

Termasuk faktor mantapnya Ahlus Sunnah di atas keyakinan yang haq adalah, mereka mengikatkan diri dengan pemahaman as-Salaf ash-Shālih, para sahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik.

Disertai dengan perkara-perkara (yang disebutkan) sebelumnya, para Ahlus Sunnah dalam memahami nash (teks dalil) dan pengetahuan akan dilālah (penunjukan)-nya bersandar kepada pemahaman sahabat dan generasi yang mengikuti mereka dengan
lebih baik.

Karena paham-paham lain itu sebagiannya goyah/miring, dan sebagiannya lagi menyeleweng.
Akan tetapi orang yang mengambil agamanya yang murni lagi segar dari Nabi ﷺ secara langsung disertai dengan hati yang bersih, akal yang sehat dan keinginan serta tujuan yang baik, barang siapa yang demikian ini keadaannya maka ia memperoleh ilmu, keselamatan, dan hikmah yang sejati.

Oleh karena itu Ahlus Sunnah wal Jamā’ah berpegang erat di dalam memahami nash-nash dan dalil dengan pemahaman sahabat.

As-Sijzī rahimahullāh berkata di dalam buku beliau yang berjudul Ar-Raddu ‘ala Man Ankaro al-Harf wa ash-Shout di dalam menyifati Ahlus Sunnah,

«هم الثابتـون على اعتقـاد مانقلـه عليهم السلف الصالـح رحمـهم الله عن الرسول، أو عن أصحابه رضي الله عنهم فيما لم يثبت فيه نصٌّ في الكتاب ولا عن الرسول، لأنهم رضي الله عنهم أئمّـة، وقد أُمرنا بإقتداء آثارهم واتّباعِ سنتهم، وهذا يظهر فيه من أن يُحتاج فيه الى إقامة برهان، والأخذ بالسُّنّة واعتقادها مما لا مِرية في وجوبه»

“ Mereka adalah kaum yang mantap di atas suatu aqidah, yang dinukilkan oleh para as-Salaf ash-Shālih rahimahumullāh dari Rasulullah ﷺ atau dari sahabat beliau radhiyallāhu ‘anhum kepada mereka, mengenai perkara-perkara yang tidak disebutkan oleh nash al-Qur’an dan (sunnah) Rasul ﷺ.
Mereka adalah para imām yang Allah ridhai mereka, dan kita diperintahkan untuk mengikuti jejak (atsar) mereka dan meneladani tuntunan mereka. Hal ini jelas menunjukkan bahwa diperlukannya iqāmatu burhān (menegakkan hujjah yang terang), mengambil sunnah, dan berkeyakinan dengannya, dan hal tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak ada kebimbangan akan kewajibannya.”
Ar-Raddu ‘ala Man Ankaro al-Harf wa ash-Shout hlm.99.

Syaikhul Islām Ibnu Taymiyah rahimahullāh berkata,

«ولا تجد إماماً في العلم والدين، كمالك والأوزاعي والثوري وأبي حنيفة والشافعي وأحمد بن حنبل وإسحاق بن راهويه، ومثل الفضيل وأبي سليمان ومعروف الكرخي وأمثالهم، إلا وهم مصرحون بأن أفضل علمهم ماكانوا فيه مقتدين بعلم الصحابة، وأفضل عملهم ماكانوا فيه مقتدين بعمل الصحابة، وهم يرون أن الصحابة فوقهم في جميع أبواب الفضائل والمناقب»

“ Anda tidak akan mendapatkan seorang imam pun di dalam ilmu dan agama, sebagaimana Mâlik, al-Auzâ’î, ats-Tsaurî, Abî Hanîfah, asy-Syâfi’î, Ahmad bin Hanbal dan Ishâq bin Rohawaih, atau semisal al-Fudhail dan Abu Sulaimàn dan Ma’rùf al Karkhy, atau yang semisal mereka, melainkan mereka menjelaskan dengan tegas bahwa seutama-utama ilmu dan amal mereka adalah yang meniti ilmu dan amal para sahabat, mereka beranggapan bahwa para sahabat adalah kaum yang berada terdepan di atas mereka di segala bab keutamaan dan kemuliaan.” (Syarhul Aqīdah al-Ashfahānîyah hlm. 128).

Al-Ajurrī rahimahullāh berkata di dalam kitab beliau “Asy-Syarī’ah”,

«علامة من أراد الله به عز وجلّ خيرا سلوك هذه الطريق، كتاب الله عزّ وجلّ وسنن رسوله ﷺ وسنن أصحابه رضي الله عنهم ومن تبعهم بإحسان رحمة الله تعالى عليهم، وما كان عليه أئمة المسلمين في كل بلد، إلى آخر ما كان عليه من العلماء؛ مثل الأوزاعي والإمام الثوري ومالك بن أنس والشافعي وأحمد بن حنبل والقاسم بن سلام، ومن كان على مثل طريقتهم، ومجانبة كل مذهب لا يذهب به العلماء»

“ Tanda-tanda orang yang Allah ‘Azza wa Jalla kehendaki kebaikan baginya adalah, orang yang meniti di atas jalan Kitābullāh ‘Azza wa Jalla dan sunnah Rasūl-Nya ﷺ, sunnah para sahabat beliau radhiyallāhu ‘anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik __rahmatullāhi ta’ālā ‘alaihim__, juga (meniti) jalan yang dilalui oleh para imam kaum muslimin di seluruh negeri sampai generasi akhir para ulama, semisal al-Auzâ’î, Sufyân ats-Tsaurî, Mâlik bin Anas, asy-Syâfi’î, Ahmad bin Hanbal, al-Qâsim bin Sallâm, dan siapa saja yang berada di atas metode mereka dan menjauhi setiap madzhab yang tidak bermadzhab dengan para ulama tersebut.” asy-Syarî’ah I:301.

Ibnu Qutaibah rahimahullâhu berkata dengan sebuah perkataan yang anggun di dalam bab ini,

«لو أردنا -رحمك الله- أن ننتقل عن أصحاب الحديث، ونرغب عنهم إلى أصحاب الكلام، ونرغب فيهم، لخرجنا من إجتماعٍ إلى تشتت، وعن نظام إلى تفرق، وعن أُنْسٍ إلى وحشة، وعن إتفاق إلى إختلاف»

“ Sekiranya kita menghendaki –semoga Allah merahmati anda- beranjak dari (manhaj) Ahli Hadits dan berpaling dari mereka menuju (manhaj) Ahli Kalām_ dan mencintai mereka, niscaya kita pasti akan keluar dari persatuan menuju perselisihan, dari keteraturan menuju perpecahan, dari kebahagiaan menuju kesengsaraan dan dari kesepakatan menuju pertikaian.” Ta’wīl Mukhtalafil Hadîts hlm. 16.

Hal ini menjelaskan bahwa tidak mungkin kemantapan akan diperoleh melainkan dengan berpegang secara sempurna terhadap pemahamab as-Salaf ash-Shālih rahimahumullāh.

Allah tabāraka wa ta’ālā berfirman,

﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾

“ Dan barangsiapa yang menentang Rasūl sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalannya orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
(QS. an-Nisā: 115).

••• ════ ༻🌿༺ ════ •••
@abinyasalma
Sumber :
E-book “15 Faktor Penopang Mantapnya Aqidah”
📎 http://bit.ly/15faktor
————————
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 20 december 2019 / 23 rabi’ul akhir 1441
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org