Para Nabi Berada di atas Aqidah yang Sama
Keyakinan kaum salaf bahwa masalah keimanan kepada Allah, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya, serta hari akhir, juga perkara-perkara aqidah lainnya yang datang dari para Rasul yang mereka bersepakat di atasnya, kesemuanya ini adalah perkara yang baku yang tidak dimasuki nasakh (penghapusan hukum) maupun perubahan dan semisalnya.

Karena aqidah itu bukanlah bidang yang bisa dimasuki an-nasakh, oleh karena itulah para nabi dari
yang awal sampai yang akhir bersepakat di atas aqidah yang sama, sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah hadits yang shahih dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda,

« الأنبياء إخوة من عَلاَّت، وأمهم شتّى، ودينهم واحد.»

”Para Nabi itu bersaudara tiri dan ibu mereka berbeda-beda, namun agama mereka satu.”
( Shahih Muslim IV/1837 )

Aqidah Ahlus Sunnah Jelas Tanpa Ada Keraguan
Aqidah Ahlus sunnah terang, mudah, dan jauh dari kerancuan. Sedangkan selain Ahlus sunnah, anda dapati aqidahnya diliputi oleh kerancuan dan ketidakjelasan, serta dipenuhi oleh syubuhât.

Adapun aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah sangat terang, seterang matahari di tengah hari bolong, yang mana terangnya ini diperoleh dari mata air dan sumbernya yang jelas. Imam Ibnul Qoyyim berkata di dalam kitab beliau __ash Showâiq__ ketika menjelaskan aqidah yang benar ini, yang terangnya seterang sumbernya,

مثل ضوء الشمس للبصر ، لا يلحقها إشكال ، ولا يغير في وجه دلالتها إجمال ، ولا يعارضها تجويز واحتمال ، تلج الأسماع بلا استئذان ، وتحل من المعقول محل الماء الزلال ، ومن الصادي الظمآن لا يمكن أحد أن يقدح فيها قدحا يوقع في اللبس ، إلا إن أمكنه أن يقدح بالظهيرة صحوا في طلوع الشمس»

”Bagaikan cahaya matahari bagi pengelihatan, yang tidak memiliki penghalang. Yang secara umum tidak berubah sisi pendalilannya, **tidak pula memiliki kelemahan dan probabilitas**, merasuk ke pendengaran tanpa izin, dan memenuhi akal dengan air yang segar yang membasahi dahaga orang yang kehausan, **keutamaannya dibandingkan dalil-dalil akal dan kalam bagaikan keutamaan Allah dibandingkan makhluk-Nya**.Tidak mungkin ada seorangpun yang bisa mencela aqidah ini seakan-akan memiliki kerancuan, melainkan dirinya bagaikan mencela hari yang cerah di tengah terbitnya matahari.”
( __ash-Showâiqul Mursalah__ III/1199)

Orang yang ingin mencela aqidah yang shahih lagi lurus ini, yang diambil dari Kitabullah dan Sunnah, keadaannya serupa dengan seorang lelaki yang mendatangi manusia di tengah hari dan berkata kepada mereka, “Saya jelaskan kepada kalian bahwa sekarang ini adalah malam hari bukan siang.”

Beginilah keadaan orang yang datang dan ingin membuat keragu-raguan terhadap kebenaran aqidah
yang shahih lagi lurus ini, yang diambil dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya ﷺ. Keadaannya sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Tabâraka wa Ta’âlâ,

﴿فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ﴾

”Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS al-Hajj : 46)

••• ════ ༻🌿༺ ════ •••
@abinyasalma
Sumber :
E-book “15 Faktor Penopang Mantapnya Aqidah”
http://bit.ly/15faktor

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 24 januari 2020 / 29 jumada al awwal 1441
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org