5. Akal yang Sehat
Akal sehat yang dimiliki oleh mereka (Ahlus Sunnah).
Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah manusia yang paling baik akalnya, dan paling selamat pendapat, pemikiran, dan manhaj-nya.
Mereka memiliki akal yang rajih (kuat) yang tidak ada ghuluw (berlebih-lebihan) atau jafa’ (menyepelekan) pada akal mereka, sebagaimana keadaan selain mereka, yaitu dari kalangan ahli ahwa’ dan ahli bida’.
Ahlus Sunnah, tidak ada sikap ghuluw pada akal mereka, sebagaimana yang tampak secara jelas pada ucapan-ucapan filsafat dan orang yang terjerat dalam belitan mereka.
Manhaj mereka (ahli filsafat) diikuti oleh orang-orang yang meninggalkan al-Kitāb dan as-Sunnah, dan hanya
berpegang seluruhnya kepada akal, pemikiran, dan pendapatnya saja.
Segala apa yang ia pandang benar dengan akalnya, ia berpegang dengannya, dan segala apa yang ia pandang menyelisihi akalnya, maka ia tinggalkan, walaupun hal itu adalah firman Allah dan sabda Rasulullah ﷺ. Karena sesungguhnya yang mereka percayai dan mereka anggap hanyalah akal dan pemikiran mereka.
Telah diketahui bersama bahwa akal manusia itu tidaklah berada pada akal satu orang saja. Karena itulah, ketika banyak golongan manusia yang bersandar pada akal, hal itulah yang menjadi penyebab banyaknya penyelewengan dan banyaknya pemikiran dan mazhab.
Karena akal itu bermacam-macam, sebagaimana ucapan sebagian salaf :
«لو كانت الأهواء هوى واحدًا لقيل إنه الحق، ولكنها أهواء»
“Sekiranya hawa nafsu itu hanya satu saja, boleh jadi dikatakan hawa nafsu itu benar. Tetapi kenyataannya hawa nafsu itu banyak.”
Demikian pula dapat kita katakan,
“Sekiranya akal itu hanya satu saja, boleh jadi dikatakan akal itu benar. Tetapi kenyataannya akal itu banyak dan beraneka ragam.”
Inilah sisi penyelewengan pada akal, yaitu sisi ghuluw (berlebih-lebihan) di dalam akal dan mengangkatnya melebihi porsinya.
Ada pula sisi lain yang menyimpang pada akal, yaitu sisi jafa’ (menyepelekan). Hal ini banyak ditemui di dalam kesesatan shūfiyah dan kalangan jahil mereka yang meninggalkan aspek akal. Kemudian mereka memasukkan tashawwuf perkara-perkara yang sebagian mereka menyebutnya :
? Al-Jadzb
(perasaan lepas bebas melampaui kesadaran normal),
? Syahath
(mabuk kepayang)
? Junun
(gila/tidak waras karena cinta),
atau yang semisalnya berupa penyimpangan-penyimpangan yang menjijikkan, yang tidak diterima oleh akal (sehat), tidak diridhai oleh pikiran, dan semua manusia enggan padanya.
Mereka jatuh ke dalamnya disebabkan mereka meninggalkan akal mereka secara sempurna.
Ahlus Sunnah rahimahumullāhu adalah umat yang pertengahan dan moderat. Mereka tidak melebihkan akal di luar proporsinya dan tidak pula mengabaikan atau menyia-nyiakannya, namun Ahlus Sunnah menempatkan akal pada proporsinya dan koridornya yang terbatas.
Sebagaimana manusia yang memiliki batas pendengaran tertentu yang tidak mungkin
dilampauinya, demikian pula dengan pengelihatan dan indra-indra lainnya, termasuk juga akal.
Akal memiliki batasan tertentu.
Barangsiapa yang mencoba untuk memaksakan akalnya di luar batas dan proporsinya, niscaya akan tersesat sebagaimana banyak kaum manusia yang tersesat. Untuk itulah akal Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu benar dan selamat dari penyimpangan, dikarenakan mereka mempergunakan akalnya sesuai dengan proporsinya dan tidak mengabaikannya begitu saja.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَاب
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Ali ‘Imran: 191)
Mereka adalah Ūlūl Albāb dan pemilik akal yang shahih lagi rajih.
Mereka menempatkan akal mereka pada batasannya dan proporsinya, tanpa ada ghuluw, jafa’, ifrāth (berlebih-lebihan), tafrīth (meremehkan), ziyadah (menambah-nambahi), atau nuqshān (mengurang-ngurangi).
Inilah perkara besar yang termasuk faktor-faktor penyebab mantapnya aqidah mereka di atas
kebenaran.
••• ════ ༻?༺ ════ •••
Sumber: Buku “15 Faktor Penopang Mantapnya Aqidah”
Judul Asli: “Tsabat Aqidah as-Salaf wa Salamatuha min at-Taghayyurat”, karya Syaikh Abdurrazzaq al-Badr
Alih Bahasa: Abu Salma Muhammad (alwasathiyah.com)
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 11 Desember 2018 / 04 Rabi’ul Akhir 1440
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org