2. Keyakinan para salaf rahimahumullāh bahwa al-Kitāb dan as-Sunnah mencakup aqidah yang benar.
Keyakinan para salaf rahimahumullāh bahwa al-Kitāb dan as-Sunnah mencakup aqidah yang benar, yang tidak ada cela dari sisi manapun pada kedua hal tersebut.
Karena aqidah yang benar itu sangat terang dan sangat gamblang di dalam Kitābullāh dan sunnah Nabi-Nya ﷺ.
Sebagaimana firman Allah ta’ala,
(الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ)
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian bagi kalian,” yaitu aqidah, ibadah, dan akhlak,
(وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا)
“dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku bagi kalian, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama kalian.”
(QS. al-Ma’idah: 3)
Semua yang dibutuhkan oleh manusia telah dijelaskan di dalam al-Kitāb dan as-Sunnah, baik yang berkaitan aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlaq dan tingkah laku.
Sebagaimana di dalam sebuah hadits yang shahih dari Nabi ﷺ,
«إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّـا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْـرِ مَا يَعْلَمُـهُ لَهُمْ وَيُنْـذِرَهُمْ شَـرَّ مَا يَعْلَمُـهُ لَهُمْ»
“Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelumku melainkan wajib atasnya untuk menunjukkan umatnya kepada kebaikan yang ia ketahui, dan memperingatkan mereka dari keburukan yang ia ketahui.”
(Shahih Muslim no. 1844)
Ketika Ahlus Sunnah beriman dengan keimanan yang sempurna, dan tunduk ridha dengan keridhaan yang totalitas bahwa agama mereka adalah aqidah, ibadah, dan akhlaq yang dijelaskan di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dengan sejelas-jelasnya, merekapun taat dengan sebenar-benarnya ketaatan, dan sungguh-sungguh bergantung kepada segala hal yang ada dalam Kitabullāh dan sunnah Nabi-Nya ﷺ, serta mereka tidak butuh lagi merujuk kepada selain yang datang dari Kitābullāh dan sunnah Nabi-Nya shalawātullāhi wa salāmuhu ‘alaihi, dan mereka merasa mantap dengan sebenar-benarnya terhadap Kitābullāh dan sunnah Nabi-Nya ﷺ, maka akan terwujudlah keselamatan yang utuh dan sempurna bagi mereka.
Syaikhul Islām Ibnu Taymiyah rahimahullāh berkata,
«إنّ رسولَ اللّٰه ﷺ بيّنَ جميعَ الدين؛ أصولَه وفروعَه، باطنَه وظاهرَه، علمَه وعملَـه، فإنّ هذا الأصـل هو أصل أصول العلم والإيمان، وكـلّ من كَـان أعظم اعتصامًـا بهذا الأصل كان أولى بالحقِّ علمًا وعمـلًا»
(مجموع الفتاوى ١٩ /١٥٥)
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah menjelaskan segala hal di dalam agama, baik yang ushūl (pokok/dasar) maupun yang furū’ (cabang), yang batin maupun yang lahir, atau pada hal ilmu (aqidah) maupun amal.
Karena dasar ini merupakan dasar dari pokok-pokok ilmu dan keimanan, dan setiap orang yang paling berpegang teguh dengan pokok ini, maka ia adalah orang yang lebih utama di dalam kebenaran ini, baik ilmu (aqidah) maupun amal.”
(Majmū’ Fatāwā XIX/155)
Yang dimaksud dengan pokok/dasar di sini adalah ketaatan dan penyandaran diri yang sempurna kepada Kitabullāh dan sunnah Nabi-Nya ﷺ, karena keduanya telah menjelaskan keseluruhan agama, baik aqidah, ibadah, maupun akhlak.
Kitābullāh dan sunnah Rasulullah telah menjelaskan secara cermat lagi mudah hal yang berkaitan dengan adab (etika), seperti adab buang hajat, adab bersuci, adab bermu’amalah (berinteraksi), dan semisalnya.
Apakah mungkin jika adab-adab yang rinci dijelaskan di dalam Kitābullāh dan sunnah, namun masalah keyakinan justru ditinggalkan tanpa dijelaskan?!
Hal ini suatu hal yang mustahil sebagaimana diutarakan oleh Imām Mālik bin Anas, yang bergelar Imām Dārul Hijrah rahimahullāh,
«محالٌ أن يكونَ النبيُّ ﷺ بيَّن للأمـة كـلَّ شيئٍ حتى الخِـراءة ولا يكـون بيَّـن لهـم التوحيـد»
“Sungguh mustahil Nabi ﷺ menjelaskan segala sesuatu bagi umatnya sampai dalam masalah buang air, namun beliau tidak menjelaskan tauhid kepada mereka.”
Dengan demikian, al-Qur’an dan as-Sunnah mencakup segala kebaikan, petunjuk, dan arahan yang lurus seluruhnya, baik di dalam aqidah, ibadah, mu’amalah, ataupun akhlaq.
Manusia memperoleh keberuntungan berupa keselamatan dan istiqamah sesuai dengan kadar penyandarannya kepada Kitābullāh dan sunnah Nabi-Nya ﷺ.
Sebagaimana ucapan Malik rahimahullāh,
“Sunnah itu bagaikan perahunya Nūh, barangsiapa menaikinya akan selamat dan barang siapa yang meninggalkannya akan tenggelam (binasa).”
••• ════ ༻?༺ ════ •••
ٍSumber: Buku “15 Faktor Penopang Mantapnya Aqidah”
Judul Asli: “Tsabat Aqidah as-Salaf wa Salamatuha min at-Taghayyurat”, karya Syaikh Abdurrazzaq al-Badr
Alih Bahasa: Abu Salma Muhammad (alwasathiyah.com)
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 11 Desember 2018 / 04 Rabi’ul Akhir 1440
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org