‘Aqiidah (العقيدة) menurut Bahasa Arab (Etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (العقد) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التوثيق) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (الإحكام) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah (الربط بقوة) yang berarti mengikat dengan kuat.[1]

Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang umum, ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah ﷻ dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.[3]

(dikutip dari buku: “Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah”, hal 27-28, karya ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas)

EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam,  27 Maret 2018 /  10 Rajab 1439  

Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke: 
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org

 

Ref:

[1] Lisanul ‘Arab (IX/311: عقد) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) dan Mu’jamul Wasiith (II/614: عقد).

[2] Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma’ wa Shifat Allah.

[3] Lihat Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H, ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqiidah oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql.