Dzikir itu memberikan kekuatan, yakni kekuatan pada badan, bahkan dengan dzikir, badan bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan tanpanya.
Atas perkara ini, para ulama berdalil dengan hadits Fathimah -semoga Allah meridhai beliau-, ketika beliau datang kepada Nabi _-shallallahu ‘alaihi wa sallam-_ meminta untuk diberi seorang pembantu. Maka Nabi bersabda kepada beliau:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik bagimu daripada seorang pembantu? Saat engkau ke tempat pembaringanmu (hendak tidur) _bertasbihlah_ 33 kali, _bertahmidlah_ 33 kali dan _bertakbirlah_ 33 kali.” _*(Subhanallah 33 x, Alhamdulillah 33 x dan Allahu akbar 33 x)*_
Para ulama mengambil pelajaran dari hadits ini bahwa senantiasa menjaga dzikir ini akan memberikan kekuatan dan energi pada badan seseorang yang mencukupkannya dari seorang pembantu pada harinya tersebut, karena dalam hadits ini diceritakan bahwa Fathimah datang meminta seorang pembantu, beliau meminta kepada Nabi seseorang yang bisa memberinya pembantu, Nabi _-shallallahu ‘alaihi wa sallam-_ kemudian berkata:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada seorang pembantu?”
Oleh karena itu para ulama mengambil pelajaran dari hadits ini bahwa rajin mengamalkan dzikir ini akan memberikan kekuatan pada badan seseorang yang dengannya dia bisa melakukan aktifitas dan keperluannya sehari-hari sehingga tidak membutuhkan pembantu.
Jadi pelajaran ini diambil dari ucapan Nabi _-shallallahu ‘alaihi wa sallam-_ kepada putrinya yaitu Fathimah, “Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada seorang pembantu?” Kemudian Nabi _-shallallahu ‘alaihi wa sallam-_ mengajarkan kepada beliau dzikir yang agung ini, dan beliau pun senantiasa mengamalkannya begitu pula suami beliau yaitu Ali -semoga Allah meridhai beliau- juga senantiasa mengamalkannya bahkan beliau mengatakan pada periwayatan hadits ini: “Aku tidak pernah meninggalkan dzikir ini sejak pertama kali aku mendengarnya dari Rasulullah” maka ditanyakan kepada beliau, “(Apakah anda juga tidak meninggalkan dzikir ini) pada malam perang Shiffin?” Beliau menjawab ” Tidak pula pada malam perang Shiffin”
Ini menunjukkan bahwa beliau benar-benar tekun mengamalkannya secara sempurna pada setiap malam-malam beliau sejak pertama kali mendengarnya dari Rasulullah _-shallallahu ‘alaihi wa sallam-_.
الله أعلم بالصواب
(Diterjemahkan oleh Abu Yahya Agus Suranto dari potongan ceramah Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al-Badr حفظه الله.)
Link video:
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Sidoarjo, 28 mei 2020 / 05 syawal 1441
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org