Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

Dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.

TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 2999 (64); Ahmad, VI/16; Ad-Darimi, II/318 dan Ibnu Hibban (no. 2885, at-Ta’lîqatul Hisân ‘alâ Shahîh Ibni Hibbân).

KOSA KATA HADITS
• عَجَبًا : Menakjubkan sekali. Setiap manusia akan kagum atau heran jika melihat sesuatu yang luar biasa dan tidak masuk akal.
• السَّرَّاءُ : Kegembiraan, yaitu sesuatu yang menyenangkan dirinya.
• الضَّرَّاءُ : Kesusahan, yaitu sesuatu yang membahayakan atau menimpa badannya. Termasuk juga (segala sesuatu yang buruk) yang berkenaan (menimpa) keluarga, anak, dan hartanya.[1]

SYARAH HADITS
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ

Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin

Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla tidak menetapkan sesuatu, baik itu taqdir kauni atau syar’i, melainkan di dalamnya terkandung kebaikan dan rahmat bagi para hamba-Nya. Di dalam cobaan, ujian, musibah, petaka, kesulitan, kefakiran, penyakit, dan kematian, semua ini terkandung hikmah yang amat besar yang tidak mungkin bisa dinalar oleh akal manusia.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Andai kata kita bisa menggali hikmah Allâh Azza wa Jalla yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun, akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit, dan ilmu semua makhluk akan sia-sia (tidak ada artinya) jika dibandingkan dengan ilmu Allâh Azza wa Jalla , sebagaimana sinar lampu yang sia-sia (tidak ada artinya) di bawah sinar matahari. Dan ini pun hanya gambaran saja, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini.”[2]

Berbagai cobaan, ujian, penderitaan, penyakit, kesulitan, dan kesengsaraan mempunyai manfaat dan hikmah yang sangat banyak.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya

Allâh Azza wa Jalla menciptakan makhluk-Nya untuk memberikan cobaan dan ujian, lalu Dia menuntut konsekuensi dari kesenangan, yaitu bersyukur dan konsekuensi dari kesusahan, yaitu sabar.
Jika seseorang benar-benar beriman, maka segala urusannya merupakan kebaikan. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur dan ketika susah, ia bersabar.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allâh supaya kamu beruntung. [Ali ‘Imran/3:200][3]

Orang-orang yang sabar lagi bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla , Dia Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya petunjuk di dunia dan di akhirat.

Menurut para Ulama, “Iman itu ada dua bagian, sebagian adalah sabar dan sebagian lagi adalah syukur.” Para Ulama salaf berkata, “Sabar adalah sebagian dari iman.” Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan sabar dan syukur dalam al-Qur’an, yaitu dalam firman-Nya:

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allâh) bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur. [Asy-Syûrâ/42:33][4]

Iman dibangun atas dua rukun, yaitu yakin dan sabar. Dua rukun ini Allâh Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. [As-Sajdah/32:24]

Dengan keyakinan, seseorang akan tahu hakikat perintah dan larangan, ganjaran dan siksaan. Dan dengan kesabaran ia bisa melaksanakan perintah-Nya dan menahan diri dari semua larangan-Nya.[5]

Sabar dibagi menjadi tiga macam:
1. Sabar dalam melaksanakan perintah dan ketaatan.
2. Sabar dalam menahan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
3. Sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian yang pahit.[6]

Syukur adalah pangkal iman, dan dibangun di atas tiga rukun:
1.Pengakuan hati bahwa semua nikmat Allâh yang dikaruniakan kepadanya dan kepada orang lain, pada hakekatnya semua dari Allâh Azza wa Jalla .
2.Menampakkan nikmat tersebut dan menyanjung Allâh Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat-nikmat itu.
3.Menggunakan nikmat itu untuk taat kepada Allâh Azza wa Jalla dan beribadah dengan benar hanya kepada-Nya. Wallâhu a’lam.[7]

Sabar dan syukur merupakan faktor penyebab bagi pelakunya untuk dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allâh. Karena iman dibangun di atas sabar dan syukur. Sesungguhnya pangkal syukur adalah tauhid dan pangkal sabar adalah meninggalkan hawa nafsu.[8]

Banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa musibah, penderitaan, penyakit serta kematian itu merupakan hal yang lazim bagi manusia. Dan semua itu pasti akan menimpa mereka, untuk mewujudkan peribadahan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.[Al-Baqarah/2: 155]

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn (Sesungguhnya kami milik Allâh dan kepada-Nyalah kami kembali)’. Mereka itulah yang memperoleh shalawat dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itu¬lah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-Baqarah/2:156-157]

Mengenai firman Allâh Azza wa Jalla:

مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ

Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan …” [Al-Baqarah/2: 214]
al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Cobaan itu berupa penyakit, penderitaan, musibah, dan bencana.”[9]

Bersambung, Insya Allah
————————————–
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 19 juli 2019 / 16 Dzulqa’dah 1440
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org