Takut Terhadap Kesyirikan
Sosok seorang muslim adalah sosok orang yang mentauhidkan Allah Ta’ala dan sosok orang yang sangat membenci kesyirikan serta takut terjatuh ke dalamnya. Hal ini karena tauhid adalah perintah Allah yang paling agung, sedangkan syirik adalah larangan-Nya yang paling dilarang. Semakin tinggi kadar tauhid seseorang, maka ia akan semakin memiliki rasa takut yang besar terhadap kesyirikan.
Perhatikanlah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, beliau adalah sosok ahli tauhid yang sempurna, sehingga beliau memiliki rasa takut yang sempurna terhadap kesyirikan, sampai-sampai beliaupun berdo’a agar dirinya dan anak keturunannya dijauhkan dari kesyirikan. Allah berfirman tentang hal ini,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah patung
(QS. Ibrahim: 35).
Faedah Do’a Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
Do’a beliau ini menunjukkan rasa takut yang amat sangat terhadap kesyirikan. Hal itu ditandai oleh beberapa indikasi berikut ini:
Dalam do’a tersebut, beliau berdo’a bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk keturunannya. Ini menandakan bahwa beliau sangat takut terhadap kesyirikan, sampai-sampai bukan hanya dirinya yang diharapkan terjauhkan darinya, namun juga anak cucunya pun diharapkan dijauhkan darinya.
Kebiasaan seseorang, jika merasa sangat takut terhadap sesuatu yang bahayanya sangat besar, dia menginginkan tidak hanya dirinya yang selamat dari bahaya tersebut, namun orang-orang yang dicintainyapun diharapkan selamat darinya. Sebaliknya, jika seseorang tidak terlalu takut terhadap sesuatu dan bahayanya dinilai kecil, biasanya banyak orang cenderung tidak begitu mempedulikan bahaya tersebut mengenai dirinya, apalagi mengenai orang lain. Karena kalaupun terkena, maka ringan bahayanya dan mudah mengatasinya.
Isi do’a beliau adalah mohon dijauhkan dari kesyirikan dan bukan sekedar memohon agar tidak terjatuh kedalam kesyirikan, ini menunjukkan rasa takut beliau yang amat sangat.
Seorang anak yang sangat takut terhadap laut karena tidak bisa berenang, ketika diajak ke pantai, dia cenderung menjauh dari pantai dan takut mendekat ke laut. Namun sebaliknya, anak nelayan yang terbiasa berenang di laut, maka biasanya dia berani berenang, bahkan bisa sampai ke tengah laut.
Jenis kesyirikan yang beliau mohon agar dijauhkan darinya adalah syirik besar dan syirik jali (nampak jelas), yang barangkali banyak dari kaum muslimin di zaman sekarang, tidak pernah sekalipun menginginkan berdo’a dengan do’a beliau ini.
Karena mereka tidak memiliki rasa takut yang besar dari terjatuh kedalam kesyirikan menyembah patung. Bahkan, bisa jadi sebagian mereka merasa jauh dari melakukan perbuatan kesyirikan tersebut, karena sangat jelasnya jenis kesyirikan ini.
Demikianlah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, sosok yang demikian takutnya terhadap kesyirikan, padahal beliau memiliki keutamaan yang banyak.
Keutamaan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
Berikut ini diantara keutamaan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, Beliau adalah Imam Hunafa’ (imam ahli tauhid) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Qanith (senantiasa taat kepada Allah), Haniif dan jauh dari kesyirikan.
Allah berfirman,
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(120) Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi senantiasa patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah) (QS. An-Nahl: 120).
Dari ayat yang agung ini, ulama mengambil kesimpulan bahwa beliau termasuk diantara orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, karena beliau sosok yang senantiasa taat kepada Allah.
Beliau termasuk Ulul ‘Azmi minar Rusul (Para Rasul pemilik kekuatan dan ketegaran yang sangat kokoh ‘alaihimush shalatu was salamu), berdasarkan QS. Al-Ahzaab:7.
Menurut pendapat ulama terkuat, beliau adalah rangking kedua dari Ulul ‘Azmi minar Rusul.
Beliau yang memecahkan patung langsung dengan tangan beliau sendiri, sebagaimana dalam QS. Al-Anbiyaa`:58.Beliau adalah Khaliilullah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله اتخذني خليلاً كما اتخذ إبراهيم خليلاً رواه مسلم ( 532 )
“ Sesungguhnya Allah menjadikanku sebagai khalil (hamba yang dicintai-Nya dengan sempurna), sebagaimana Dia menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kholil pula” (HR. Muslim).
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang keutamaannya demikian besar saja merasa sangat takut terjatuh kedalam kesyirikan, maka bagaimana lagi dengan kita yang keimanannya jauh di bawah beliau? Maka benarlah apa yang disampaikan Ibrahim At-Taimi rahimahullah, beliau berkata,
مَنْ يَأْمَنُ مِنَ البَلاَءِ بَعْدَ إِبْرَاهِيْمَ؟
“ Siapa lagi yang merasa aman dari musibah kesyirikan setelah Nabi Ibrahim ? ”
[Bersambung]
****************
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Artikel Muslim.or.id
—————————————————–––—
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda diAmsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 04 december 2020 / 19 rabi’ul akhir 1442
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org