السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله و صلاة وسلم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، و لَاحول ولاقوة الا بالله أما بعد
Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kembali kita akan melanjutkan pembahasan dari Risalah Āfātul Lisān fī Dhau’il Kitābi was Sunnah ( آفات اللسان في ضوء الكتاب والسُّـنَّة) karya Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthāni rahimahullāhu ta’āla.
Pembahasan kali ini ialah seputar:
* Ucapan Kotor (بذاءة اللسان) dan Contohnya*
Cukup banyak dalīl, baik dari Al Qur’ān maupun dari Hadīts Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang menjelaskan buruknya ucapan kotor serta ancaman bagi pelakunya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
_”Allāh tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya dan Allāh adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”_
(QS. An Nissā: 148)
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ
_”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap untuk mencatatnya.”_ (QS. Qaf: 18)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
_”Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana ia tidak memperdulikannya. Namun justru karena kalimat tersebut Allāh Subhānahu wa Ta’āla melemparkannya ke dalam neraka jahannam.”_
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6478)
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
من كان يؤمن بـالله واليوم الآخر، فليقل خيرا
_”Barangsiapa yang beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan hari akhir maka hendaknya ia berkata baik atau diam.”_
Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Saat ditanya seputar amalan yang paling banyak memasukkan masukan manusia ke dalam neraka. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kemudian menjawab:
الفمُ والفرج
_”Mulut dan kemaluan.”_
(Hadīts Tirmidzi nomor 2004, dinilai hasan oleh Al Albani)
Terdapat beberapa contoh perkataan buruk yang dituliskan oleh sang pengarang rahimahullāh dalam kitab ini, diantaranya ialah:
• الاستسقاء بالأنواء
_⑴ Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-bintang._
Atau menganggap bahwa bintang-bintang tersebut yang menyebabkan turunnya hujan.
Dalam sebuah hadīts qudsi Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي وَمُؤمن بالكوكب {مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ}
_”Adapun orang yang berkata hujan turun kepada kami karena bintang ini atau bintang itu maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.”_
(Muttafaqun ‘alayhi)
Contoh lain yang termasuk dalam perkataan buruk ialah:
• الحلف بغير الله تعالى
_⑵ Bersumpah dengan nama selain Allāh._
⑶ Bersumpah palsu dan mengungkit-ungkit pemberian.
Dalam hadīts yang shahīh, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah menjelaskan, tiga kelompok orang yang tidak dilihat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan pandangan rahmat pada hari kiamat serta tidak diajak berbicara dan bagi mereka adzab yang pedih.
Mereka adalah:
① Al Musbil (الْمُسْبِلُ ), yaitu orang yang isbāl dalam berpakaian).
② Al Mannān (الْمَنَّانُ), yaitu orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian.
③ Penjual yang gemar bersumpah palsu demi melariskan dagangannya.
Kemudian contoh lainnya, ialah:
⑷ Mencela waktu (سبّ الدّهر).
⑸ Meratapi mayit.
⑹ Menipu orang lain.
⑺ Terlalu berlebihan di dalam memuji.
⑻ Mencemooh dan mengolok-olok serta melaknat sesama muslim.
Adapun melaknat ahli maksiat dan orang kafir secara umum dan bukan secara spesifik orang tertentu, maka hal ini diperbolehkan. Sebagaimana kita jumpai dalam hadīts-hadīts Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam seperti sabda Beliau:
لعن الله اليهود والنصارى
_”Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla melaknat orang Yahudi dan Nashrani.”_
لعن الله من ذبح لغير الله
_”Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla melaknat orang-orang yang menyembelih karena selain Allāh.”_
Kemudian contoh lain yang juga disebutkan oleh sang pengarang rahimahullāh adalah:
⑼ Menceritakan kemaksiatan yang ia lakukan kepada orang lain padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah menutupi kemaksiatan tersebut sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Akan tetapi dengan bangga ia menceritakannya kepada orang lain.
Dalam hal ini Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:
كلُّ أُمَّتي مُعافًى إلا المجاهرين
_”Setiap umatku diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dosanya kecuali orang yang terang-terangan dalam melakukan maksiat.”_
(Hadīts riwayat Bukhari nomer 6069)
Di antara bentuknya ialah seorang yang melakukan maksiat dimalam hari kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah menutupi maksiat tersebut, akan tetapi pada pagi harinya dia menceritakan kemaksiatan yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla tutupi tersebut.
Kemudian contoh selanjutnya ialah:
⑽ Berandai-andai dan menolak takdir.
⑾ Nyanyian-nyanyian.
⑿ Berjanji palsu.
⒀ Menceritakan kejelekan suami atau seorang istri yang menceritakan kejelekan suami atau suami yang menceritakan kejelekan istri.
⒁ Memerintahkan yang hak namun tidak mengerjakannya.
Atau memerintahkan suatu yang ma’ruf (الأمر بالمعروف) akan tetapi dia sendiri tidak mengerjakannya dan melarang kemaksiatan namun justru ia melakukan kemaksiatan tersebut.
Inilah beberapa dosa yang berhubungan dengan lisan yang perlu kita perhatikan agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjauhkan kita dari perkara-perkara tersebut, آمين يا رب العالمين.
صلى الله على نبينا محمّد و على آله وصحبه وسلم
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________
BimbinganIslam.Com
Selasa, 25 Rabi’ul Akhir1443 H/30 November 2021 M
Ustadz Afit Iqwanudin, Amd, Lc.
Kitāb Āfātul Lisān Fī Dhau’il Kitābi was Sunnah ( آفات اللسان في ضوء الكتاب والسُّـنَّة) karya Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthāni rahimahullāh
Halaqah 15: Ucapan Kotor dan Contohnya
———————————————————-
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 01 Juli 2022 / 02 dzulhijjah 1443
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org