السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله وصلاة و السلام على رسول الله أما بعد

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas cara bersuci dari buang hajat yang diajarkan di dalam Islām.

Ada dua cara yang diajarkan dalam Islām untuk mensucikan diri dari kotoran hajat.

⑴ Al lstinja’, yaitu membersihkan kotoran hajat menggunakan air dan ini yang telah biasa kita lakukan.

⑵ Membersihkan dengan cara Istijmar, yaitu membersihkan kotoran hajat dengan benda yang mubah dan bisa berfungsi membersihkan kotoran.

Yang dimaksud dengan benda di sini adalah benda padat selain benda cair.

Mubah maksudnya adalah benda itu halal untuk digunakan, bukan benda hasil curian ataupun benda hasil ghasab atau yang lainnya.

Kemudian bisa berfungsi membersihkan artinya bisa menghilangkan kotoran buang hajat.

Inilah tiga kriteria untuk sarana ataupun alat yang bisa digunakan untuk beristijmar. Contohnya seperti batu, tissue, dedaunan, kayu dan yang lainnya.

Berikutnya tentang Istijmar

Istijmar ini harus dilakukan minimal tiga kali usapan. Kalau istijmar kurang dari tiga kali usapan maka tidak boleh. Karena Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

إذا ذهب أحدكم إلى الغائط فليستطب بثلاثة أحجار ، فإنها تجزئ عنه
_”Jika kalian buang hajat maka bersihkanlah dengan tiga buah batu karena itu telah mencukupi untuk membersihkan kotoran hajat.”_
(Hadīts riwayat Ahmad 6/108 dan Ad Daraquthni nomor 144).

Berikutnya kita akan membahas hukum buang hajat menghadap kiblat.

Ada dua rincian untuk menjawab permasalahan ini.

⑴ Jika buang hajat menghadap kiblat dilakukan di tempat terbuka, maka hukumnya tidak boleh (terlarang). Karena Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ولكن شرقوا أو غربوا
_”Jika kalian buang hajat maka janganlah kalian menghadap kiblat jangan pula membelakangi kiblat, tapi menghadaplah ke timur atau ke barat.”_
(HR. Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264)

Kiblat untuk penduduk Madinah adalah ke arah selatan. Sehingga arah mata angin yang tidak menghadap kiblat dan juga tidak membelakangi kiblat adalah arah timur dan barat.

Kalau di Indonesia kiblat kita ke barat. Berarti untuk menghindari menghadap kiblat dan membelakangi kiblat pada saat buang hajat maka menghadapnya ke utara atau selatan.

⑵ Jika buang hajat dilakukan di tempat tertutup, maka hukumnya boleh (tidak mengapa) menghadap kiblat.

Dalīlnya adalah hadīts Ibnu Umar radhiyallāhu ‘anhumā, beliau pernah bercerita atau pernah diceritakan dalam hadīts tersebut:

أنه رأى رسول الله ﷺ يبول في بيته مستقبل الشام مستدبر الكعبة
_”Ibnu Umar pernah melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam buang air kecil di dalam rumahnya menghadap ke Syam dan membelakangi Ka’bah.”_
(Hadīts riwayat Al Bukhāri nomor 148 dan Muslim nomor 266).

Kemudian hadīts ini atau kesimpulan ini diperkuat oleh hadīts dari Marwan Al Ashfar. Beliau berkata:

انا خ ابن عمر بعيره مستقبل القبلة
_Ibnu Umar pernah menambatkan untanya diarah kiblat._

ثم جلس يبول إليه
_Kemudian Ibnu Umar buang hajat dengan pembatas untanya._

Berarti buang hajatnya menghadap ke unta.

فقلت: يا أبا عبد الرحمن
_Maka aku pun berkata, “Wahai Abu Abdurrahman (kunyah Ibnu Umar).”_

أليس قد نهي عن هذا؟
_”Bukankah tindakan seperti ini terlarang?”_

قال: بلى
_”Oh iya benar.”_

إنما نهي عن هذا في الفضاء
_”Larangan buang hajat Kiblat itu hanya berlaku pada tempat yang terbuka.”_

فإذا كان بينك وبين القبلة شيء يسترك فلا بأس
_”Adapun jika antara kamu dengan kiblat ada pembatas yang dapat menutupimu, maka tidak mengapa.”_

Namun meskipun tidak mengapa jika berada di dalam bangunan atau pun ada pembatas, seperti di hadits ini yaitu binatang atau pepohonan atau benteng dan lain sebagainya. Namun tetap menghindari arah kiblat dan juga membelakangi kiblat ketika buang hajat baik di dalam bangunan maupun diluar bangunan, itu lebih afdhal.

والله أعلمُ بالـصـواب

____________________
BimbinganIslam.Com
Selasa, 30 Syawwal 1443 H/ 31 Mei 2022 M
Ustadz Ustadz Ahmad Anshori, Lc
Kitāb Al-Fiqhu Al-Muyassar (الفقه الميسر)
Halaqah 07 : Istinja’ Dan Istijmar Serta Hukum Buang Hajat Menghadap Kiblat
———————————————————-​
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam,19 agust 2022 / 21 muharram1444
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org