السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Para sahabat Bimbingan Islam yang berbahagia.

Pada pertemuan ini (insya Allāh) kita akan membicarakan tentang Urgensi Tauhid Uluhiyyah, setelah kita membicarakan tentang pengertian Tauhid Uluhiyyah kemudian dalil-dalil yang terkait dengan Tauhid Uluhiyyah, maka kita mencoba untuk sedikit memahami tentang pentingnya Tauhid Uluhiyyah bagi seorang muslim.

Dan kita ketahui bahwa Tauhid Uluhiyyah adalah paling utama (dasar) di dalam kita beraqidah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla (beriman kepada Allāh). Bagaimana kita memposisikan kita sebagai hamba Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam beribadah kepada Allāh.

Karenanya Tauhid Uluhiyyah ini yang berkaitan dengan amalan seorang hamba untuk membuktikan keyakinannya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, disebut juga Tauhid Al-‘Ubudiyyah. Bagaimana seorang hamba beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Karenanya Tauhid Uluhiyyah ini paling utama, paling dasar untuk kebaikan seorang manusia, dan Tauhid Uluhiyyah ini adalah dasar dan hikmah paling utama, di antara Allāh menciptakan jin dan manusia, karena tidaklah Allāh menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan dengan Tauhid Uluhiyyah ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan makhluk-makhluk-Nya dan mensyari’atkan syari’at (hukum-hukum) kepada manusia, sehingga dengan bagaimana ibadahnya seorang hamba ini, maka akan menjadi baik atau tidaknya dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan juga di dalam kehidupannya.

Sehingga apabila Tauhid Uluhiyyah ini hilang maka kerusakan dan kejahatan di dalam kehidupannya akan ada. Karenanya di sini bagaimana para rasul Allāh Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika berdakwah kepada umatnya yang diperhatikan adalah Tauhid Uluhiyyah ini.

Karena Tauhid Uluhiyyah adalah dasar, pondasi dakwah para rasul, sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan di dalam surat An-Nahl ayat 36.
Allāh Ta’āla berfirman:

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
_”Dan kami telah utus dalam setiap umat para rasul supaya mereka menyuruh umatnya agar menyembah Allāh dan menjauhi thaghut (sesembahan-sesembahan selain Allāh).”_

Sangat jelas sekali bahwa para rasul tidaklah diutus kecuali untuk menekankan pondasi bagaimana manusia beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Para sahabat Bimbingan Islam yang berbahagia.

Sebagaimana di dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa Tauhid Uluhiyyah ini adalah kunci dari dakwah para rasul, karenanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutus para rasul yang pertama disampaikan kepada umatnya adalah untuk mentauhidkan (meng-Esa-kan) Allāh dan mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan di dalam surat Al-A’rāf ayat 59.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُ
_Dan telah kami utus Nuh kepada kaumnya untuk mengatakan, “Wahai kaumku! Sembahlah Allāh! Tidak ada buat kalian lIlah (sesembahan) selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang harus disembah”._

Hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan apa yang disampaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada para nabi dan rasul yang lainnya dalam beberapa ayat dan surat yang lainnya yang menunjukkan bahwa dakwah yang utama dan awal dakwah para rasul dan nabi adalah untuk menyembah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Begitu pula kalau kita perhatikan banyak kisah-kisah yang ada bagaimana para nabi dan rasul ditentang oleh kaumnya, bahkan ada sebagian mereka dibunuh oleh kaumnya ketika mereka mendakwahkan Tauhid Ubudiyyah ini.

Sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla katakan di dalam surat Nuh ayat 23 dan 24. Allāh menceritakan bagaimana mereka mengatakan:

وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ
_Kaum Nuh mengatakan kepada Nuh dan kepada kaum-kaum yang lainya supaya tidak mengikuti Nuh ‘alayhissallām._

لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ
_”Janganlah kalian meninggalkan Tuhan-tuhan kalian dan juga janganlah kalian meninggalkan Wadda, Suwā’, Yagūṡ, Ya`ūq, dan Nasr dan Tuhan-tuhan yang ada.”_

وَقَدۡ أَضَلُّواْ كَثِيرٗاۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا ضَلَٰلٗا
Dan mereka telah sesat kebanyakan di antara mereka telah sesat dan tidaklah bertambah kezhaliman mereka kecuali dengan kesesatan-kesesatan yang ada, kezhaliman ketika mereka beribadah kepada selain Allāh padahal Allāh yang telah menciptakan mereka dan menyediakan semuanya.

Karenanya dari kisah-kisah yang ada bahkan kisah Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bagaimana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditentang, dicaci, dimaki, bahkan dipukuli dan sebagainya karena ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyeru umatnya untuk hanya beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Karenanya menjadi perhatian kita untuk semakin menekankan dan mempelajari Tauhid Uluhiyyah ini sehingga kita berhati-hati bagaimana kita menyembah Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan cara yang benar tidak menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam kita beribadah sehingga kita benar-benar mengikhlaskan ibadah kita dan tidak melakukan kesyirikan.

Sebagaimana yang Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebutkan di dalam hadīts yang shohīh ketika Rasūlullāh mengatakan:

مَنْ قال لَا إلهَ إلَّا اللهَ ، وكفَرَ بِما يعبُدونَ مِنَ دونِ اللهِ ، حرُمَ مَالُهُ ، ودَمُهُ ، وحسابُهُ على اللهِ عزَّ وجلَّ
_”Barangsiapa yang berkata لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ kemudian dia mengingkari dengan apa-apa yang disembah selain Allāh maka harta, darah Allāh haramkan dan hisab (perhitungan) nya ada pada tangan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

Karenanya dengan kita mencoba untuk membersihkan diri kita dari hal-hal yang berbau kesyirikan dan mencoba untuk beribadah hanya Allāh dan menyeru umat supaya beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ini sesuatu yang harus kita coba perhatikan, maka apa salahnya ketika banyak dari para da’i (ustadz) mencoba menyerukan dalam masalah ini, mengingatkan manusia supaya tidak mensyirikan Allāh maka menjadi kewajiban kita untuk selalu perhatian di dalam masalah ini dan mendakwahkan dalam masalah Tauhid ini,
dan juga lebih perhatian dalam hal ini untuk menjadikan kita semua bagian dari hamba-hamba yang beribadah kepada Allāh dengan penuh keikhlasan dan ke-Esa-an kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Namun masih banyak di antara saudara-saudari kita yang menentang dalam masalah ini dengan mengatakan mereka wahabi, dengan mengatakan mereka adalah orang-orang yang sesat, orang-orang yang telah mengingkari tradisi nenek moyang mereka dan sebagainya. Maka jangan heran ketika banyak pertentangan di dalam masalah Tauhid Uluhiyyah ini karena para nabi dan rasul pun juga ditentang habis-habisan dalam masalah ini.

Maka tinggal bagaimana kita memposisikan diri kita supaya diri kita bisa menyembah Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan cara yang benar dan semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita bagian dari hamba-hamba-Nya yang selalu beribadah meng-Esa-kan Allāh Subhānahu wa Ta’āla sesuai dengan apa yang diridhai dan tuntunan oleh Allāh dan Rasul-Nya.

Semoga Allāh mengumpulkan kita semua di dalam Surga Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Wallāhu Ta’āla A’lam Bisshowaab.

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________
BimbinganIslam.Com
Jum’at, 28 Muharram 1444 H / 26 Agustus 2022 M
Ustadz Mu’tashim, Lc, M.A Hafizhohullāh
Kitāb Ushulul Imam Karya Kumpulan Para Ulama
Halaqoh 08: Urgensi Tauhid Uluhiyyah
———————————————————-​
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 28 Okt 2022 / 03 rabi’ul akhir 1444
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org