السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Para sahabat Bimbingan Islam hamba Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang berbahagia.

Sebelumnya, kita mempelajari urgensi tauhid uluhiyyah yaitu untuk menyembah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, untuk beribadah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dalam pertemuan ini kita mencoba memahami makna dari ibadah dan rukun-rukun ibadah, sehingga kita bisa menata kehidupan kita, bagaimana kita beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla?

Karena kita paham bahwa tidaklah Allāh menciptakan kita (manusia) kecuali untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kata ibadah secara bahasa bermakna: الذل والخضوع , penghinaan diri dan perendahan diri. Sehingga seorang hamba adalah orang yang hina, yang merendahkan dirinya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Tidaklah kita merendahkan diri kita, tidaklah kita menghinakan diri kita, kecuali hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian, makna ibadah secara umum perlu kita pahami, agar kita tidak salah paham dan pemahaman kita tidak terbatas dengan ritual dan amalan-amalan tertentu saja. Oleh karena itu kita perlu memahami apa itu ibadah.

Ibadah sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah rahimahullāhu ta’āla dan disebutkan juga di dalam kitab ini:

العبادة هي اسم جامع لكل مايحبه الله ويرضاه من الأقوال والاعمال الظاهرة والباطنة
_Ibadah adalah segala sesuatu yang Allāh cintai dan ridhai baik dari perkataan, amalan-amalan yang tampak maupun yang tidak tampak._

Yang terlihat oleh kasat mata maupun tidak terlihat yaitu dari sisi bathiniyah kita, seperti niat kita dan sebagainya. Apabila semua itu dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka itu adalah ibadah.

Sehingga ibadah tidak hanya terbatas dalam masalah shalat, puasa, zakat. Namun gerak-gerik kita, ketika kita meyakini bahwa ini semua adalah sesuatu yang diridhai dan dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka pada hakikatnya kita sedang melakukan ibadah.

Kemudian ada macam-macam Ibadah yang nanti insyaAllāh akan kita sebutkan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Baik itu ibadah secara umum, yang tadi dijelaskan, ataupun ibadah secara khusus yang memang harus berdasarkan dalil dan tata-cara yang sudah dituntunkan oleh Allāh dan Rasul-Nya.

Kita paham bahwa ada beberapa rukun atau pondasi dan bangunan yang membentuk ibadah tersebut, sehingga ibadah tersebut bisa dikatakan ibadah. Ada tiga rukun yang disebutkan di dalam kitab ini.

Rukun dari ibadah adalah:

كمال الحب للمعبود سبحانه
_⑴ Kesempurnaan kecintaan dia kepada Dzat yang disembah (Allāh Subhānahu wa Ta’āla)._

Sehingga ketika seseorang beribadah maka hendaknya dia pun cinta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana firman Allāh:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّه
_”Dan orang-orang yang beriman kecintaannya kepada Allāh sangatlah besar.”_ (QS. Al Baqarah: 165).

كمال الرجاء
_⑵ Harapan yang penuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla._

Ketika dia beribadah kepada Allāh maka ada harapan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga di dalam setiap amalannya dia berharap Allāh cinta, Allāh ridha dan Allāh akan memberikan pahala kepadanya.

Sebagaimana firman Allāh:

وَيَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ
_”Dan orang-orang yang beriman dia akan mengharap rahmat Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_ (QS. Al Isrā: 57).

كمال الخوف من الله سبحانه
_⑶ Kesempurnaan, totalitasnya dalam takutnya dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla._

Maka ketika dia beribadah kepada Allāh, dia takut seandainya ibadahnya berkurang atau seandainya dia melakukan ibadah dengan asal-asalan atau bahkan ketika dia tidak menjalankan ibadah dengan cara yang benar atau meninggalkannya. Dia takut dengan adzab Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana firman Allāh:

وَيَخَافُونَ عَذَابَهُۥٓۚ
_”Dan orang-orang yang beriman (mereka) senantiasa takut terhadap adzab Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_ (QS. Al Isrā: 57).

Dan disebutkan dalam ayat-ayat lain juga mengenai rukun ini.

Karenanya, kita mencoba untuk memasukkan rukun atau pondasi tersebut di dalam kita beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kita cinta ketika kita beribadah, tidak dalam keadaan marah atau terpaksa dan sebagainya. Kemudian kita pun harus berharap kepada Allāh di samping kita pun ada ketakutan seandainya kita tidak bisa menjalankan ibadah ini dengan cara yang benar.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kehidupan kita terus menerus berisikan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga kita bisa menjalankan misi dan tujuan dari kehidupan manusia (beribadah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla).

Wallāhu Ta’āla A’lam Bisshowaab.

Semoga bermanfaat.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________
BimbinganIslam.Com
Senin, 01 Shofar 1444 H / 29 Agustus 2022 M
Ustadz Mu’tashim, Lc, M.A Hafizhahullāh
Kitāb Ushulul Iman Karya Kumpulan Para Ulama
Halaqoh 09: Makna Ibadah dan Rukun-Rukunnya
———————————————————-​
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 04 Nov 2022 / 10 rabi’ul akhir 1444
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org