السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Para hamba Allāh sahabat Bimbingan Islam yang berbahagia.
Pada pertemuan sebelumnya telah kita bahas tentang contoh macam dari ibadah yang diperintahkan oleh Allāh dan Rasul-Nya untuk kita arahkan hanya untuk Allāh dan mencontoh apa yang telah diajarkan Rasūlullāh shollallāhu ‘alayhi wa sallam.
Di antara contoh lainnya dari macam-macam ibadah adalah:
_At-Tawakkul (التوكل) atau tawakkal._
Bertawakkal menyerahkan, menyadarkan diri kita dengan sesuatu yang kita lakukan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga yang dimaksud bertawakkal kepada Allāh adalah:
صدق تفويض الأمر إلى الله تعالى له
Kita benar di dalam menyadarkan perkara kita hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan penuh kepercayaan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Namun tentunya dengan menjalankan apa yang telah disyari’atkan dan diperbolehkan bagi kita untuk melakukannya di dalam meraih sebab dan keinginan yang kita ingin dapatkan dari manfaat ataupun menghalau dari hal-hal bahaya.
Artinya ketika kita menjalankan suatu amalan kita harus melakukan sesuatu itu dengan sebab-sebab yang ada, setelah itu kita pasrahkan semua kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan percaya penuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan hasil yang akan kita dapatkan dan kita pasrahkan.
Apakah Allāh akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang kita inginkan atau tidak, maka kita percaya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Apa yang telah Allāh perintahkan kepada kita di dalam surat Al-Māidah ayat 23 dan ayat-ayat lainnya.
Allāh berfirman:
وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
_”Dan bertawakkallah kalian hanya kepada Allāh, jika kamu benar-benar orang-orang beriman.”_
Karenanya Allāh janjikan di dalam surat Ath-Tholaq ayat 23.
Allāh berfirman:
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ
_”Barangsiapa bertawakkal hanya kepada Allāh maka Allāh akan mencukupkan segala kebutuhannya.”_
Kita harus bertawakal menyadarkan diri kita dengan menjalankan sebab-sebab yang diperbolehkan bagi kita, hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan tidak boleh kita bertawakkal kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di antara macam ibadah lainnya adalah:
الرغبة والرهبة والخشوع
_Ar-Roqhbah (الرغبة)_
Motivasi atau keinginan untuk mendapatkan hal-hal yang baik والرهبة dan ketakutan والخشوع dan rasa khusyuk di dalam hati (diri) kita, maka kita harus mengarahkan semuanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Yang dimaksud dengan Ar-Roqhbah (الرغبة) adalah:
محبة الوصول إلى الشيء المحبوب
_Dia termotivasi atau cinta untuk mendapatkan sesuatu dengan apa yang dia inginkan, maka keinginan dia untuk mendapatkan surga Allāh, keinginan dia untuk mendapatkan pahala, harus dan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla._
_Ar-Rohhbah (الرهبة)_
Sedangkan Ar-Rohbah (الرهبة) adalah ketakutan sehingga dia melarikan atau berusaha untuk lari dari sesuatu yang menakutkan dia. Ada rasa takut kemudian dia berusaha untuk menjalankan dan melakukan sebab untuk melarikan diri dari ketakutan tersebut.
Ketakut dari siksa Allāh, ketakutan dari murka Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yang harus ditujukan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga ketika seseorang takut kepada selain Allāh sehingga dia berani berbuat kemaksiatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
maka ketakutan ini adalah ketakutan yang tidak benar, karena dia lebih takut kepada selain Allāh dibandingkan dengan ketakutan dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dengan siksa-siksa yang ada yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla ancamkan.
_Al-Khusyu’ (الخشوع)_
Kemudian rasa khusyu (الخشوع) yang dimaksudkan dengan الخشوع adalah rasa penghinaan, merendahkan diri kita karena kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta’āla di mana dia memasrahkan semuanya
dengan ketentuan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik ketentuan yang bersifat kauni (apa yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla tetapkan di dalam Sunatullāh) atau yang bersifat syari’ (apa yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah tentukan ketetapan nya di dalam hukum syari’).
Maka semua kerendahan, penghinaan ini hanya ditujukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, karena menganggap dengan kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta’āla sehingga dia pasrah dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sebagaimana yang telah Allāh tetapkan dan katakan di dalam surat Al-Anbiyya ayat 90.
Allāh Ta’āla berfirman:
إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ
_”Mereka orang-orang yang beriman berusaha untuk cepat di dalam menjalankan kebaikan dan berdoa kepada Allāh dengan penuh keinginan (motivasi) yang baik dan penuh ketakutan seandainya Allāh mengadzab dirinya, dan mereka beribadah dengan penuh kekhususan.”_
Sehingga semua ini harus ditujukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di antara macam ibadah lainnya adalah:
_Al-Khosyah (الخشية)_
Rasa takut di mana dia takut yang terbangun atas dasar ilmu dengan kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sehingga dengan kebesaran dan kesempurnaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dia merasakan ketakutan dengan apa yang dilakukan apabila tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sehingga ketakutan ini harus diarahkan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam surat Al-Baqarah ayat 150.
Allāh Ta’āla berfirman:
فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِي
_”Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku.”_
Maka jangan takut kepada mereka, manusia makhluk-makhluk Allāh Subhānahu wa Ta’āla tetapi takutlah hanya kepadaku, kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di antara macam ibadah lainnya adalah:
_Al-Inabah (الإنابة)_
Maksudnya adalah الرجوع إلى الله تعـالى kembali kepada Allāh dengan menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan menjauhi apa yang dilarang dari kemaksiatan kemaksiatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sehingga dia harus mengembalikan semua keadaannya, dia berusaha menjalankan ketaatan hanya kepada Allāh, dia menjauhi kemaksiatan hanya ditujukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam surat Az-Zummar ayat 54.
وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُۥ
_”Maka kembalilah, pasrahkanlah, ta’atlah, takutlah, jauhkanlah dirimu dari kemaksiatan hanya kepada Rabb kalian dan pasrahkanlah semuanya hanya kepada Allāh.”_
Sehingga dari macam-macam ibadah yang tadi kita sebutkan memasrahkan diri, ketakutan, cinta, tawakkal, dan sebagainya harus kita arahkan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Apabila kita salah di dalam menempatkan ini semua sehingga kita tujukan kepada selain Allāh, maka berhati-hatilah dengan ibadah yang kita lakukan. Bisa jadi akan memunculkan kesyirikan yang tidak Allāh Subhānahu wa Ta’āla ridhai.
Semoga Allāh melindungi kita dari macam-macam kesyirikan dan Allāh memberikan hidayah kepada kita supaya kita menjalankan ibadah dengan cara yang benar dan diridhoi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Wallāhu Ta’āla A’lam Bishowaab.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________
BimbinganIslam.Com
Kamis, 04 Shofar 1444 H / 01 September 2022 M
Ustadz Mu’tashim, Lc, M.A Hafizhohullāh
Kitāb Ushulul Iman Karya Kumpulan Para Ulama
Halaqoh 12 : Beberapa Jenis Ibadah Bagian Kedua (Tawakkal – Inabah)
—————————————————
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 25 Nov 2022 / 01Jumadil Awwal 1444
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org