Sepuluh Sebab Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Dan Lapang Dada*
( Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr)
Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullahu

*CAHAYA KEIMANAN KARUNIA ALLAH bgn1- Halaqah 4*
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب الـعـالـمـيـن والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
نسأل الله عزوجل أن يعلمنا بما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه ثم أما بعد.

Ikhawaniy wa Akhawatiy, Saudara Saudariku kaum Muslimin di manapun berada, semoga kita semua dilimpahkan rahmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Pada pertemuan yang lalu, Alhamdulillāh kita telah membahas salah satu sebab yang itu merupakan sebab pertama untuk mendapatkan lapang dada yaitu Mentauhidkan Allāh -Subhānahu wa Ta’āla- serta mengikhlaskan seluruh agama ini, mengikhlaskan amal ibadah kita hanya untuk Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._

Dan _InsyaAllāh_ pada pertemuan kita kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan kita pada sebab kedua untuk mendapatkan kelapangan dada.

Syaikh Abdurrazaq _hafidzahullāhu_ menuliskan,

السبب الثاني: النور الذي يقذفه الله عز وجلى في قلب عبده
Sebab kedua untuk mendapatkan kelapangan dada adalah Cahaya keimanan yang Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ karuniakan ke dalam hati seorang hamba.

Bagaimana yang telah kita ketahui bahwa keimanan atau Iman merupakan pembahasan yang sangat penting dan paling banyak dibicarakan oleh ulama kita, bahkan banyak sekali kitab yang ditulis ulama yang mana dikhususkan untuk membahas tentang Iman.

Di mana Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ menjelaskan hakikat Iman yaitu:

اْلإِيْمَانِ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّه
_”Iman itu adalah beriman terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan beriman kepada hari akhir serta beriman dengan adanya takdir baik dan takdir buruk.”_

Para ulama telah berijma’ (bersepakat) di dalam mengartikan keimanan ini. Bahwa keimanan ini tidaklah sebatas keyakinan di dalam dada ataupun sebatas apa yang kita lafadzkan yaitu berupa kalimat Tauhid;

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عبده وَرَسُولُه
Namun, termasuk Iman adalah amal ibadah yang dilakukan oleh anggota badan kita, di mana para ulama mendefinisikan keimanan ini sebagai,

اعتقاد بالقلب وقول باللسان وعمل بالجوارح وهو يزيد وينقص، يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية
_Iman itu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan (dua kalimat syahadat), dan merealisasikannya dengan amalan ibadah yang dilakukan oleh anggota tubuh._
Dan sifat iman ini adalah dia bisa bertambah dan bisa berkurang; bertambah dengan ketaatan (melakukan ketaatan kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ ) dan berkurang ketika kita melakukan kemaksiatan.

Itu lah definisi dari Iman yang mana sudah disepakati oleh ulama _Ahlus Sunnah wal Jamā’ah._

Lalu di dalam bahasa Arab, kata Iman berasal dari kata _Al-Amnu (الأمْن) yang (salah satu) artinya adalah rasa aman, di mana rasa aman adalah lawan dari rasa takut._

Sebagaimana firman Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_

فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًۭا ۖ فَإِذَآ أَمِنتُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
_”Jika kamu takut ada bahaya, shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka ingatlah Allāh (shalatlah) sebagaimana Allāh telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.”_ (QS. Al-Baqarah : 239).

Dan ayat ini adalah syari’at shalat Khauf, dimana tata cara shalat ketika kita sedang berperang atau sedang ada serangan dari musuh. Dan pada ayat ini disebutkan kata-kata yang merupakan asal dari _kata Iman artinya adalah rasa aman, yang mana rasa aman itu lawan dari rasa takut._

Sehingga dari sini bisa kita ketahui bahwa _keimanan secara bahasa saja menunjukkan bahwa keimanan itu menimbulkan rasa aman, menimbulkan rasa lapang dada pada diri kita._

Lalu Syaikh Abdurrazaq memulai pembahasannya dengan menyebutkan salah satu ayat di dalam surat Az-Zumar ayat 22, di mana Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman:

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٖ مِّن رَّبِّهِ
_”Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya, (sama dengan orang yang hatinya membatu?)”_

Di sini Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ menjelaskan bahwa lapang dada untuk menerima Islam adalah berkat dari cahaya Iman yang Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berikan kepada hamba-Nya. Dan ketika Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ memberikan cahaya ini kepada seorang hamba, maka itu adalah keutamaan baginya.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Muhammad Idris, Lc
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•

Kitab ‘Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
Ustadz Muhammad Idris, Lc
*HALAQAH 4* : CAHAYA KEIMANAN KARUNIA ALLAH Bagian 01
*Join Telegram* :https://t.me/ilmusyar1
———————————————————-​
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 08 maret 2024 / 27 sya’ban  1445
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org