( Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr)
Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullahu
*CAHAYA KEIMANAN KARUNIA ALLAH bgn 2- Halaqah 5*
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب الـعـالـمـيـن والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
نسأل الله عزوجل أن يعلمنا بما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.
Ikhawaniy wa Akhawatiy, Saudara Saudariku kaum Muslimin di manapun berada, semoga kita semua dilimpahkan rahmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Syaikh Abdurrazaq menjelaskan bahwa keutamaan ini didapatkan oleh seorang muslim yang beruntung, di mana Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ memberikan cahaya ini untuk orang-orang yang Allāh kehendaki.
Dan yang dimaksud dengan cahaya di ayat ini adalah cahaya Iman, karena dia melapangkan dada dan meluaskan serta membahagiakan hati. Maka jika cahaya ini hilang dari seorang hamba, maka dada kita akan merasa sempit, sesak. Oleh karena itu, kelapangan hati seorang hamba sangat tergantung dari cahaya keimanan ini.
Imam Ibnu Rajab _rahimahullāh_ berkata, _”Hati yang dimasuki cahaya Iman akan merasa lapang dan lega. Karena lega dan lapangnya dada, maka ia akan mudah condong kepada kebaikan, sehingga dia akan mudah melakukan kebaikan, tenang dengan kebaikan yang dia lakukan, dan menerima kebaikan tersebut. Kalau dia sudah menerima kebaikan lawannya adalah dia akan lari dari kebathilan dan membenci kebathilan tersebut, membenci keburukan, serta tidak akan menerimanya.”_
Dari sini bisa kita ketahui salah satu kelebihan, faedah, dan keutamaan saat Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ memberikan kita cahaya Iman; yaitu _mudahnya hati untuk condong melakukan kebaikan dan lari dari melakukan kebathilan (kemaksiatan) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla._
Maka sudah selayaknya bagi seorang hamba untuk berambisi di dalam mendapatkan cahaya ini, berharap kepada Allāh agar menjadikan kita atau termasuk dari orang yang Allāh muliakan dengan cahaya Iman ini. Karena apa? _Karena cahaya keimanan ini murni datangnya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla._
Di mana Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman:
وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ ۞ فَضۡلٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَنِعۡمَةٗۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ
_”Tetapi Allāh menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan Iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itu orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allāh. Dan Allāh Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”_ (QS. Al-Hujurāt: 7-8).
Dari sini bisa kita mengetahui bahwa keimanan dan cahaya Iman ini murni datangnya dari Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ yang mana Allāh berikan kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki, maka _sudah selayaknya bagi kita untuk terus meminta kepada Allāh agar menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang beruntung yang mendapatkan cahaya keimanan ini. Aamiin Yaa Rabbil’ālamīn._
Lalu Syaikh menyebutkan salah satu hadits yang diriwayatkan oleh _Abdullāh ibni Amr ibni Al-Ash,_ di mana Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ bersabda,
إنَّ الإيمانَ ليَخلَقُ في جوفِ أحدِكم كما يَخْلَقُ الثوبُ الخلق، فاسأَلوا اللهَ أن يُجدِّدَ الإيمانَ في قلوبِكم
_”Bahwasanya keimanan ini benar-benar bisa menjadi usang di dalam tubuh seseorang dari kalian sebagaimana usangnya pakaian. Maka memohonlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla agar memperbaharui keimanan di hati kalian.”_
(Hadits riwayat Ath-Thabrani 14/70, Al-Hakim dan Al-Daylami dalam Al-Firdaus 387, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy).
Dari sini bisa kita ketahui bahwa keimanan itu bisa redup atau usang di dalam tubuh kita. Lalu, mohonlah kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ agar Allāh selalu mengupgrade, selalu memperbaharui keimanan di dalam hati kita.
Berkata Imam Ahmad ibni Aslam At-Tusi _rahimahullāh, “Iman itu bersumber dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana ia berikan sebagai karunia untuk hamba-Nya yang ia kehendaki. Di mana ketika Allāh meletakkan cahaya keimanan dihatinya, akan terang hati itu, akan lapang dadanya, serta bertambah keimanannya.”_
Dan jika Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ telah menerangi hati seorang hamba serta menghiasinya dengan keimanan, maka itu akan membuatnya mencintai hal tersebut dan hatinya akan mengimani keberadaan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._
Mengimani bahwa Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ adalah satu-satunya Dzat yang berhak untuk disembah, mengimani malaikat-malaikat yang ada di Arsy, mengimani kitab-kitab Allāh, mengimani Rasul-rasul Allāh, dan ia akan mengimani Surga dan Neraka seolah-olah ia melihat langsung hal tersebut. Dan itu semua berkat karunia cahaya yang Allāh tanamkan di hatinya.
Jika seseorang tidak Allāh berikan cahaya berupa taufik ini, maka dia tidak akan beriman. Karena keimanan itu murni datangnya dari Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_. Dan _insyaAllāh_, kita termasuk orang-orang yang diberikan Allāh cahaya keimanan.
Syaikh menutup pembahasan ini dengan menyebutkan bahwa, _”Apabila hati ini sudah beriman dan lisan sudah memberikan persaksian akan keimanan, maka anggota tubuh insyaAllāh secara otomatis akan bekerja melaksanakan perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta menjalankan semua konsekuensi dari keimanan”._
Karena kita ketahui bahwa keimanan itu memiliki konsekuensi, memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang hamba.
Apabila kita sudah beriman dengan lisan dan sudah memberikan kesaksian, maka _insyaAllāh_ kita akan menjalankan semua kewajiban ini, menjalankan semua konsekuensi keimanan ini, serta melaksanakan semua hak-hak Allāh yang ada pada diri seorang hamba dan menjauhi semua larangan-laranganNya.
Dan melakukan ini semua karena mengimani dan membenarkan apa yang sudah ada di hati ini berupa Iman dan apa yang sudah diucapkan oleh lisan berupa kalimat syahadat. Dan _apabila seorang muslim merealisasikan semua ini maka dia dikatakan sebagai orang yang beriman._
Dari sini bisa kita ketahui bahwa keimanan merupakan taufik, merupakan anugerah dari Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ yang ia berikan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang dicintai dan dikehendaki. Sehingga menjadi hal yang diharuskan bagi seorang muslim untuk meminta kepada Allāh, agar Allāh memperbaharui kualitas keimanan kita kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._
Dan _insyaAllāh_ dengan kita selalu meminta kepada Allāh, Allāh akan mengabulkan doa-doa kita.
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz Muhammad Idris, Lc
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
Kitab ‘Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
Ustadz Muhammad Idris, Lc
*HALAQAH 5* : CAHAYA KEIMANAN KARUNIA ALLAH Bagian 02
*Join Telegram* :https://t.me/ilmusyar1
———————————————————-
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 15 maret 2024 / 05 ramadhan 1445
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org