( Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr)
Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullahu
MENUNTUT ILMU YANG BERMANFAAT – HALAQAH 7
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب الـعـالـمـيـن والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
نسأل الله عزوجل أن يعلمنا بما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه ثم أما بعد.
Ikhawaniy wa Akhawatiy, Saudara Saudariku kaum Muslimin di manapun berada, semoga kita semua dilimpahkan rahmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
InsyaAllāh pada pertemuan kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai Sepuluh sebab yang akan mendatangkan dada pada seorang muslim, yang mana Kitab ini ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullāh.
Dan insyaAllāh pada pertemuan kali ini kita akan melanjutkan sebab ketiga untuk mendapatkan kelapangan dada yaitu *Menuntut ilmu yang bermanfaat.*
Syari’at Islam turun pertama kali kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, hal pertama yang Allāh firmankan kepada Nabi-Nya adalah,
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
_”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (QS. Al-Alaq: 1)._
Pada ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk membaca Al-Qur’an yang mana membaca adalah salah satu pintu ilmu, salah satu pintu untuk mendapatkan ilmu.
Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah hal esensial (hal yang sangat penting) di dalam agama Islam. Lalu apakah ilmu yang bermanfaat, yang Allāh perintahkan kepada umat ini untuk mempelajarinya?
Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah rahimahullāh mengatakan di dalam Majmu Al-Fatawa, _”Ilmu adalah apa yang dibangun di atas dalil, dan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.”_
Terkadang ada ilmu yang tidak berasal dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tetapi berkaitan dengan urusan duniawi. Seperti ilmu kedokteran, ilmu hitung, ilmu pertanian dan ilmu perdagangan. _Di sini Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah mengartikan atau mendefinisikan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bersumber dari Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam._
Lalu Imam Ibnu Rajab rahimahullāh menambahkan penjelasan mengenai definisi ilmu yang bermanfaat di dalam Kitab Fadhlu Ilmi As-Salaf ‘Ala Al-Khalaf. Beliau berkata,
_”Ilmu yang paling utama adalah ilmu tafsir Al-Qur’ān, penjelasan makna-makna hadits Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, dan pembahasan tentang masalah halal dan haram yang diriwayatkan dari para Sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in yaitu ilmu Fiqih dan diriwayatkan juga dari Imam terkemuka yang mengikuti jejak mereka.”_
Setelah kita mengetahui bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bersumber dari Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan ilmu yang mengkaji Al-Qur’ān maupun As-Sunnah maupun ilmu yang mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah seorang muslim.
Maka harus kita ketahui juga bahwa *hukum menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah wajib.* Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits,
طلَبُ العِلمِ فَريضةٌ علَى كلِّ مُسلِمٍ
_”Menuntut ilmu wajib hukumnya atas setiap muslim.”_
Di dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, dan tidak untuk sebagian muslim saja.
Karena apa? Menuntut ilmu itu menjadi wajib hukumnya karena ketika kita berbicara mengenai ibadah yang Allāh wajibkan kepada kita baik, itu shalat, zakat, syiam (berpuasa). ketika kita ingin beribadah dengan benar, sesuai tuntunan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tentu kita harus mempelajari dari sumber-sumber yang shahīh dan kita harus mempelajari tata caranya.
Dan inilah yang dimaksud dengan menuntut ilmu, sehingga menuntut ilmu syar’i adalah wajib karena itu adalah wasilah agar kita bisa melaksanakan ibadah wajib yang Allāh wajibkan kepada kita semua.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman di dalam Al-Qur’ān,
وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًۭا
_”Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaha: 114)._
_Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullāh berkata mengenai ayat ini (QS. Thaha: 114),_
ayat ini mengandung dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu karena sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidaklah memerintahkan Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu kecuali tambahan ilmu.
Jadi Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak meminta _Nabi Muhammad untuk berdoa untuk ditambahkan harta maupun hal-hal yang bersifat duniawi._ Namun Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk berdoa agar Allāh Subhānahu wa Ta’āla menambahkan ilmu kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Adapun yang dimaksud dengan ilmu di sini (وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًۭا) adalah ilmu syar’i bukan ilmu yang berkaitan dengan ilmu duniawi.
Lalu Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman,
وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةًۭ ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍۢ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌۭ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
_”Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan ilmu agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)._
Di sini Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan kepada sebagian umat Islam untuk mendalami ilmu agama Islam sehingga dia dapat mengingatkan kaumnya, memberikan peringatan kepada kaumnya jika kaumnya sedang terjebak di dalam jurang kesesatan maupun kebodohan.
Lalu apa kaitan antara menuntut ilmu dengan kelapangan dada?
Syaikh Abdurrazaq hafidzahullāh menuturkan semakin banyak seorang hamba memperoleh ilmu syar’i yang bersumber dari Al-Qur’ān maupun As-Sunnah,
_maka semakin bertambah pula kadar kelapangan dadanya dan membaik pula keadaan dirinya. Karena pada prinsipnya ilmu syar’i meninggikan derajat seorang hamba, membahagiakannya serta merupakan sebab kesuksesannya di dunia serta di akhirat._
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍۢ
_”Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Mujadilah: 11)._
Bersama semua itu, menuntut ilmu adalah Surga bagi penuntutnya di dalamnya terdapat taman yang penuh dengan bunga yang bisa kita petik dengan mudahnya.
Oleh karena itu bisa kita jumpai juga sebagian ulama menamai karya mereka di bidang ilmu syar’i dengan apa yang mereka yakini menjadi salah satu sifat dari ilmu syar’i ini.
Contohnya ada ulama yang menulis kitab dengan judul Raudhatul Uqala yang artinya adalah taman-taman pakar ilmu karena meyakini bahwa ilmu syar’i ini adalah taman-taman yang menyejukkan.
Lalu ada juga kitab yang bernama Bustanul ‘Arifin (kebun orang-orang yang berilmu) ada juga kitab yang sangat terkenal dengan nama Riyadhush Shalihin (taman-taman orang Shalih) karena hakikat ilmu adalah menggembirakan, _hakikat ilmu adalah menentramkan sebagaimana atau selayaknya sebuah taman dan lain sebagainya,_ dari nama-nama yang menunjukkan akan makna yang diyakini seorang penuntut ilmu terhadap ilmu.
Maka menuntut ilmu adalah sebuah keutamaan yang besar terlebih di zaman seperti saat ini di mana Allāh Subhānahu wa Ta’āla menakdirkan kita hidup di zaman yang penuh fitnah, penuh dengan hal-hal yang melalaikan. Sehingga orang yang diberikan Allāh Subhānahu wa Ta’āla kesempatan untuk menuntut ilmu syar’i maka itu adalah keutamaan yang sangat agung.
Sehingga apa yang bisa kita lakukan, apa yang bisa kita kerjakan untuk mensyukuri nikmat ini adalah dengan terus berdoa dan berusaha bersemangat dan tidak putus asa di dalam menuntut ilmu ini. Konsisten di dalam mempelajari ilmu syar’i tidak pernah terputus dari mempelajari ilmu syar’i.
Baik itu hanya mempelajari satu kata dalam bahasa Àrab maupun mempelajari suatu hukum setiap harinya, itu adalah sebuah tanda bahwa kita mensyukuri nikmat Allāh Subhānahu wa Ta’āla ini.
Lalu Syaikh menutup pembahasan ini dengan salah satu hadits yang menunjukkan keutamaan ilmu.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
_”Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allāh akan mudahkan baginya jalan untuk menuju Surga.”_ (Hadīts shahīh riwayat At-Tirmidzi no.2646).
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang mendapatkan Surga-Nya di akhirat kelak, dan menjadikan menuntut ilmu kita ini sebagai salah satu wasilah untuk mempermudah menggapai Surga Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•
Kitab ‘Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
HALAQAH 7 : MENUNTUT ILMU YANG BERMANFAAT
Join Telegram* :https://t.me/ilmusyar1
———————————————————-
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 29 maret 2024 / 19 ramadhan 1445
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org