( Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr)
Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullahu

BERBUAT BAIK KEPADA HAMBA-HAMBA ALLAH – HALAQAH 9
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
اللهم علمنا ما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.

Ikhawaniy wa Akhawatiy, Saudara Saudariku kaum Muslimin di manapun berada, semoga kita semua dilimpahkan rahmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Alhamdulillāh pada pertemuan kali ini, insyaAllāh kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai “Sepuluh sebab yang mendatangkan lapang dada”. Dan Alhamdulillāh kita masuk pada sebab ke-6 yaitu: *Berbuat baik kepada hamba-hamba Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._*

Berbuat baik kepada hamba-hamba Allāh atau berbuat baik kepada makhluk itu mencakup makhluk yang berakal maupun makhluk tidak berakal, baik itu muslim maupun non muslim.

Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman:

وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
_”Dan berbuat baiklah! Sungguh, Allāh menyukai orang-orang yang berbuat baik.”_ (QS. Al-Baqarah: 195).

Di sini Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ memerintahkan kita untuk melakukan perbuatan baik kepada makhluk dan ayat ini umum mencakup berbuat baik kepada makhluk, baik yang berakal maupun tidak berakal, baik muslim maupun non muslim.

Berbuat baik kepada makhluk berbagai macam caranya baik _membantu secara fisik maupun secara maknawi. Baik dengan jabatan maupun dengan harta, bisa juga dengan cara kita musyawarah, diskusi, dan lain-lain._

Saat kita tidak mampu memberikan bantuan berupa harta, untuk membantu memudahkan urusan orang lain maka bisa kita dengan mengajak diskusi atau mengajak musyawarah orang yang sedang mengalami kesulitan.

Dan saat seorang hamba berbuat baik kepada hamba Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ maka Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ akan memberikan ganjaran kepada hamba tersebut berupa kelapangan dada dan kemudahan di dalam urusannya.

Nabi _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ اَلدُّنْيَا, نَفَّسَ اَللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اَلْقِيَامَةِ , وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ, يَسَّرَ اَللَّهُ عَلَيْهِ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ اَلْعَبْدِ مَا كَانَ اَلْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
_”Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allāh akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (kesusahan di dalam hutangnya) niscaya Allāh akan meringankan baginya urusannya di dunia dan di akhirat.”_

Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ melanjutkan haditsnya, _”Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allāh akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla senantiasa menolong hambanya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.”_
(Hadits shahih riwayat Muslim no. 2699).

Memberikan manfaat untuk manusia dan menolong mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka termasuk salah satu sebab paling utama untuk mendapatkan kelapangan dada.
Adapun orang yang pelit di dalam berbuat kebaikan, kikir di dalam memberikan hartanya kepada orang lain, maka hal tersebut merupakan salah satu faktor sempitnya dada manusia. Dan ia akan banyak merasakan kesedihan maupun kegalauan serta kesusahan di dalam hidupnya.

Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Al-Bukhāri dan Imam Muslim,
yaitu sebuah permisalan yang cukup jelas.

Beliau bersabda,

مَثَلُ الْبَخِيلِ وَالْمُنْفِقِ كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ، مِنْ ثَدْيَيْهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا الْمُنْفِقُ فَلاَ يُنْفِقُ إِلاَّ سبغت أو وفرت عَلَى جِلْدِهِ حَتَّى تُجِنَّ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ، وَأَمَّا الْبَخِيلُ فَلاَ يُرِيدُ أن يُنْفِقُ شيئا إِلاَّ لَزِمَتْ كُلُّ
حَلْقَةٍ مَكانهَا، فَهْوَ يُوسِعُهَا فَلاَ
تَتَّسِع
_”Perumpamaan orang yang bakhil (pelit dalam bersedekah) dengan al-munfiq (orang yang suka berinfak) sebagaimana keadaan dua orang yang masing-masing mengenakan baju jubah terbuat dari besi (baju perang, biasanya) yang hanya menutup buah dada hingga tulang selangka keduanya._

_Adapun orang yang suka beringfak, tidaklah dia berinfak melainkan bajunya akan melonggar atau menjauh dari kulitnya hingga akhirnya menutupi seluruh badannya sampai kepada kedua ujung kakinya. Sedangkan orang yang bakhil setiap kali dia tidak mau berinfak dengan sesuatu apapun maka baju besinya akan menyempit sehingga menempel ketat pada setiap kulitnya dan ketika dia mencoba untuk melonggarkan baju tersebut maka ia tidak dapat melakukannya.”_

Permisalan pada hadits ini adalah permisalan yang jelas, di mana menggambarkan keutamaan orang yang rajin bersedekah dan bagaimana keadaan orang yang pelit/bakhil di dalam mengeluarkan hartanya. Yang mana _orang yang rajin dalam bersedekah, maka Allāh akan memberikan banyak kelapangan ke dalam dirinya._

Adapun _orang pelit dan kikir di dalam mengeluarkan hartanya di dalam menolong saudaranya, maka Allāh akan timpakan kepadanya banyak kesusahan, kesedihan, dan kesempitan._

Di dalam hadits ini terdapat permisalan yang cukup jelas bahwa Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ bersabda, _”Bahkan menutupi ujung-ujung jemarinya bahwa keadaan seorang mukmin yang rajin bersedekah, maka sedekahnya itu akan menghapus jejak kakinya ketika berjalan”,_ maksudnya sedekah itu akan menghapus dosa-dosanya.

Dan inilah makna sabda Nabi _shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Dan menghapus jejaknya”._ Jadi, sangking panjangnya baju yang dia pakai dipermisalan ini, maka itu dapat menghapus jejak kakinya. Ini adalah sebuah permisalan bahwa sedekah seorang hamba dapat menyebabkan terhapus dosa-dosanya.

Syaikh Abdurrazaq
_hafidzahullāh_ menutup sebab keenam ini dengan memberikan kesimpulan permisalan di atas adalah permisalan yang sangat jelas yang menjelaskan pengaruh sedekah dan pelit di dalam melakukannya terhadap keadaan seorang hamba dan agamanya.

Ringan tangan di dalam memberi, berinfak semampu kita, dan berbuat baik merupakan sebab keluasan di dalam harta serta tenang di hati dan pikiran. Dan juga merupakan sebab terhapusnya dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang hamba.

Adapun orang yang kikir, pelit di dalam melakukan kebaikan maka keadaannya adalah kebalikan dari semua hal di atas. Setiap kali ia ingin bersedekah, jiwanya menjadi sempit dan dìa akan merasakan keberatan di dalam mengeluarkan hartanya. Maka orang tersebut akan mendapati kehidupannya menjadi susah serta sempit, dadanya tergantung kadar pelit dan jauhnya ia dari kebaikan.

Inilah sebab keenam dari sepuluh sebab yang mendatangkan kelapangan dada.

InsyaAllāh, cukup sekian yang bisa kita pelajari.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•
Kitab ‘Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
HALAQAH 9 : BERBUAT BAIK KEPADA HAMBA-HAMBA ALLAH
Join Telegram :https://t.me/ilmusyar1
———————————————————-​
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 12 april 2024 / 03 syawal1445
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org