( Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr)
Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullahu

SIKAP BERANI – Halaqah 10
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
اللهم علمنا ما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.
Ikhawaniy wa Akhawatiy, Saudara Saudariku kaum Muslimin di manapun berada, semoga kita semua dilimpahkan rahmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Alhamdulillāh kita masih dapat berjumpa di dalam kesempatan kali ini untuk melanjutkan pembahasan kita mengenai “Sepuluh Sebab untuk Mendapatkan Kelapangan Dada”, yang mana kitab kecil ini ditulis oleh
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
hafidzahumāllāhu ta’āla.

Dan kita telah sampai ke pembahasan sebab ketujuh untuk mendapatkan kelapangan dada yang mana
Syaikh Abdurrazaq
menuliskan bahwa sebab ketujuh adalah *Asy-Syajā’ah (الشَّجَاعة) Sikap berani atau Keberanian.*

Sikap berani di dalam kehidupan ini memiliki dampak yang sangat jelas di dalam mendapatkan kenyamanan jiwa serta ketenangan hati. Dan ini bertolak belakang dengan sikap pengecut, sikap yang akan membawa pemiliknya kesusahan hidup. Dan bersikap pengecut, rasa takut, lemah, serta was-was memikirkan hal-hal yang faktanya tidak terjadi di kehidupan ini merupakan sesuatu yang dapat merusak hati kita serta menyebabkan sempitnya hati.

Sikap berani atau keberanian merupakan salah satu bukti dari kuatnya keimanan serta baiknya hubungan seorang hamba dengan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._ Maka setiap kali bertambah keimanan seseorang dan bertambah kuat hubungannya dengan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_, maka bertambah pula kadar keberanian dan menjadi kuat pula hatinya.

Yang mana hal tersebut akan membawa pemiliknya serta pelakunya kepada kebahagiaan serta kelapangan dada, yang mana ini merupakan tujuan seorang muslim yaitu mendapatkan kebahagiaan dan kelapangan dada, baik di dunia maupun di akhirat.

Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman di dalam Al-Qur’an di dalam
surat Āli-Imrān ayat 175,

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
_”Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu orang-orang yang beriman.”_

Dan telah datang hadits shahih dari Nabi _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ bahwasanya beliau memperbanyak meminta perlindungan kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ dari rasa pengecut dan rasa pelit. Di mana keduanya jika berkumpul di dalam hati maka akan mengakibatkan rasa sempit, berat, serta susahnya menjalani kehidupan. Dan kedua hal tersebut merupakan akibat yang fatal.

Di antara _bentuk keberanian adalah berani di dalam mengingkari serta menolak kemungkaran. Dan termasuk juga keberanian; di dalam mengingatkan orang lain saat orang tersebut lalai, ataupun keberanian di dalam mengingatkan orang lain melakukan sebuah ketaatan atau meninggalkan kemaksiatan._

Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman di dalam Al-Qur’an:

وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ
_”Dan teruslah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”_ (QS. Adz-Dzāriyāt: 55).

Ibnu Katsir
_rahimahullāh_ mengatakan, _”Sesungguhnya peringatan atau nasihat itu akan bermanfaat bagi hati yang beriman.”_

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di
_rahimahullāh_ mengatakan, _”Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberitakan bahwa peringatan tersebut akan bermanfaat bagi orang yang beriman karena pada diri mereka terdapat keimanan, rasa takut, taubat, serta mengikuti ridha Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yang semua itu mengharuskan peringatan tersebut bermanfaat baginya”._

Sebagaimana firman Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_

فَذَكِّرۡ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكۡرَىٰ ۞ َسیَذَّكَّرُ مَن یَخۡشَىٰ ۞ وَیَتَجَنَّبُهَا ٱلۡأَشۡقَى
_”Oleh sebab itu berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang-orang yang takut kepada Allāh akan mendapatkan pelajaran, orang-orang yang kafir dan celaka maka dia akan menjauhi nasihat tersebut atau menjauhi peringatan tersebut.”_ (QS. Al-A’lā: 9-11).

Dari sini bisa kita ketahui bahwa _di antara keberanian seorang muslim adalah berani di dalam mengingatkan saudaranya sesama muslim ketika ada yang terjatuh ke dalam maksiat atau lalai di dalam melakukan ketaatan._

Semoga Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu berani dan memiliki sikap keberanian di dalam mengingatkan, keberanian di dalam menjalankan ketaatan kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_, serta keberanian di dalam meninggalkan larangan-larangan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════
Kitab ‘Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
HALAQAH 10 : SIKAP BERANI
Join Telegram :https://t.me/ilmusyar1
———————————————————-​
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 19 april 2024 / 10 syawwal 1445
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org