( Kitab ‘Asyratu Asbab Linsyirahis Shadr)
Syaikh Abdurrazaq ibnu Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahullahu
MENJAUHKAN DIRI DARI PENYAKIT HATI MAUPUN RACUNNYA – HALAQAH 11
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
اللهم علمنا ما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.
Ikhawaniy wa Akhawatiy, Saudara Saudariku kaum Muslimin di manapun berada, semoga kita semua dilimpahkan rahmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Alhamdulillāh kita masih dapat berjumpa pada pertemuan kali ini, untuk melanjutkan pembahasan kita mengenai “Sepuluh Sebab untuk Mendapatkan Kebahagiaan dan Kelapangan Dada”, yang mana kita ambil dari Kitab kecil yang dikarang oleh
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
_hafidzahumāllāhu ta’āla._
Dan Alhamdulillāh kita telah sampai ke pembahasan sebab ketujuh. Dan _insyaAllāh_ pada pertemuan kali ini kita akan melanjutkan ke sebab kedelapan untuk mendapatkan kelapangan dada, yang mana sebab kedelapan ini adalah *Menjauhkan diri dari penyakit hati maupun racunnya.*
Kita ketahui bersama bahwa penyakit hati dan racunnya serta hal-hal yang dapat merusak hati ini sangatlah banyak dan hati ini bisa sakit sebagaimana anggota badan lainnya bahkan penyakit-penyakit hati memiliki pengaruh yang sangat buruk terhadap tubuh dan terhadap pemiliknya.
Contoh dari penyakit hati adalah hasad, iri, dengki, dan penyakit lainnya yang mana langsung mengenai hati atau menimpa hati serta sifat-sifat tercela dan penyakit-penyakit buruk yang masuk ke dalam hati.
Dan apabila penyakit dan sifat-sifat tercela ini masuk ke dalam hati seorang hamba, maka ia akan merusaknya dan apabila telah sampai ke dalam dada seseorang maka itu akan membuatnya gelap, akan memberikan satu titik gelap di dalam dada seseorang, dan akan memberikan pengaruh yaitu membuat dada kita menjadi sempit, serta memberikan atau menjadikan keadaan kita keadaan hidup yang suram, bahkan memperburuk tempat kembali kita di akhirat kelak. Itu adalah jika penyakit hati ini telah merasuki dada seorang muslim.
Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ bersabda di dalam sebuah hadīts:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُله أَلا وَهِي الْقلب
_”Sesungguhnya pada tubuh manusia itu ada segumpal daging, jika ia baik maka menjadi baiklah seluruh anggota badan dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh anggota badan. Sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.”_ (Hadīts riwayat shahīh riwayat Al-Bukhāri dan Muslim).
Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ menjelaskan dengan gamblang akan bahayanya hati yang rusak karena terjangkit atau terkena penyakit dan racun yang masuk ke dalamnya. Yang mana apabila hati ini sudah rusak maka itu dapat menyebabkan rusaknya anggota tubuh lainnya.
Adapun orang-orang yang selamat dari penyakit-penyakit ini maka hatinya akan dipenuhi dengan sifat-sifat yang bertolak belakang dari penyakit-penyakit hati. _Hatinya akan dipenuhi dengan rasa amanah, hatinya akan terbiasa memenuhi janji, ia terbiasa untuk jujur tidak berbohong, dan mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri._
Dan sifat-sifat terpuji inilah yang akan membuat pemiliknya merasakan kelapangan dada, serta membuat pemiliknya merasa nyaman, dan memberikan ketenangan pada jiwa pemiliknya.
Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ mengajarkan kita satu doa yang sering dipanjatkan oleh Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ yaitu meminta diberikan hati yang selamat. Rasūlullāh _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ berdoa di dalam sebuah hadīts:
اللّهُمَّ أسألُكَ قلبًا سلِيمًا
_”Ya Allāh, aku meminta kepada-Mu untuk diberikan hati yang lurus dan selamat.”_
Hati yang lurus dan selamat itu yang bagaimana? Yaitu hati yang selamat dari perasan ragu atau keraguan terhadap keEsaan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ hati yang selamat dari perasaan takut kepada keberadaan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ terhadap keberadaan kehidupan setelah kematian.
Karena sejatinya hati yang telah dipenuhi dengan keimanan maka setan akan membisikkan dan membuatnya was-was dan sangat mungkin seorang muslim terjatuh ke dalam kesalahan dan kesesatan walaupun hatinya sudah selamat.
Maka yang bisa kita lakukan, yang bisa kita kerjakan, yang bisa kita usahakan adalah membiasakan diri untuk berdoa, meminta hati yang selamat agar Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ kuatkan hati kita saat kita menghadapi was-was, saat kita menghadapi bisikan-bisikan setan yang mana itu sudah merupakan takdir setan akan senantiasa menggoda manusia. Setan akan senantiasa membisikkan hal-hal buruk, membisikkan kemaksiatan-kemaksiatan kepada hati seorang hamba.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
_rahimahullāh_ berkata di dalam kitabnya, judul kitabnya adalah “Penyakit hati serta obatnya”. Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada, baik itu berupa penyakit syubhat maupun syahwat.
Di dalamnya terdapat penjelasan-penjelasan mengenai kebenaran yang dapat menghapus kebathilan yang mana penyakit syubhat ini dapat terobati dengan ilmu serta dengan pengetahuan. Dan berpegang dengan semua itu, kita akan dapat melihat segala sesuatu sebagaimana mestinya.
Syaikhul Islam melanjutkan, dan di dalam Al-Qur’an terdapat pula hikmah maupun mauidhah hasanah yaitu nasihat dengan cara yang baik, baik itu dengan iming-iming imbalan berupa Surga maupun dengan cara menakuti yaitu dengan menyebutkan adzab di alam kubur, menyebutkan bagaimana adzab di Neraka.
Dan inilah salah satu bentuk bagaimana Al-Qur’an mengajarkan kita perihal hikmah dan mauidhah hasanah. Dan terdapat juga cerita-cerita yang terkandung di dalamnya ibrah dan contoh yang memberikan dampak pada sehatnya hati. Sehingga dengan Al-Qur’an ini, hati akan mencintai hal-hal yang bermanfaat baginya, serta membenci apa yang membahayakannya, dan mencintai kebenaran, membenci kesesatan.
Dan Al-Qur’an adalah penghapus penyakit hati, yang membuat hati menginginkan kerusakan, dan merupakan wasilah untuk memperbaiki hati. Seiring dengan semua itu keinginan hati pun ikut membaik jika seseorang rajin membaca Al-Qur’an dan kembali kepada fitrah penciptanya.
Sebagaimana kembalinya tubuh ini ke keadaan yang sehat, hati pun tersuplai dengan keimanan yang bersumber dari Al-Qur’an, yang mana itu dapat menyucikannya dan membantunya. Sebagaimana tubuh ini terpenuhi gizinya dengan apa yang membantu pertumbuhannya dan menguatkannya.
Dari sini bisa kita ketahui bahwa hakikat bersih dan sucinya hati ini layaknya pertumbuhan badan. Dari sini bisa kita ketahui, bahwa salah satu obat untuk mengobati penyakit-penyakit hati adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌۭ وَرَحْمَةٌۭ لِّلْمُؤْمِنِينَ
_”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”_ (QS. Al-Isra: 82).
Dan bersama itu, kita tidak boleh lepas dari menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat membahayakan hati ini. Layaknya badan yang mana tidak tumbuh kecuali dengan memenuhi apa-apa yang bermanfaat baginya serta menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat membahayakan.
Begitu pula dengan hati, tidaklah ia menjadi suci, tidaklah ia menjadi sehat, bertumbuh, dan menjadi baik, kecuali jika terpenuhi semua yang bermanfaat baginya yaitu dengan membaca Al-Qur’an, membiasakan diri berdzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ mengisi waktu kita dengan beribadah, serta yang tidak kalah penting adalah diiringi dengan penolakan serta menghindarkan diri dari hal-hal yang berbahaya baginya, menghindarkan diri dari maksiat, menghindarkan hati ini dari penyakit syubhat maupun syahwat.
Itulah sebab kedelapan untuk mendapatkan kelapangan dada.
Semoga Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ menuliskan kita termasuk dari salah satu hamba-Nya yang rajin di dalam membaca Al-Qur’an sehingga dengan rajinnya kita membaca Al-Qur’an, Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ menghindarkan diri kita dari terjerumus ke dalam penyakit-penyakit hati.
وبالله التوفيق و الهداية
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
———————————————————
Kitab ‘Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
HALAQAH 11: MENJAUHKAN DIRI DARI PENYAKIT HATI MAUPUN RACUNNYA
Join Telegram :https://t.me/ilmusyar1
———————————————————-
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 26 april 2024 / 17 syawal 1445
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org