•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ikhwani wa Akhawati Fīllāh, para sahabat Bimbingan Islam (BiAS) yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian rukun shalat yang keempat,

الركوع في كل ركعة
_⑷ Rukuk di setiap raka’at._

Harus ada rukuk, tidak boleh sehabis membaca surat kemudian langsung sujud. Rukuk di setiap raka’at termasuk rukun shalat.

Apa dalilnya? Dalilnya adalah firman Allāh di dalam surat Al-Hajj: 77.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا
_”Wahai orang-orang yang beriman, rukuk dan sujudlah kalian.”_

Ini perintah dari Allāh untuk rukuk, maka rukuk termasuk rukun shalat.

Kemudian dalil dari hadits yaitu sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada seorang sahabat yang waktu itu shalatnya kurang baik (terlalu cepat) tidak thuma’ninah.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا
_”Kemudian rukuklah sehingga kamu thuma’ninah dalam keadaan rukuk.”_
(Hadits shahih riwayat Al-Bukhāri no. 6251)

_Thuma’ninah artinya tenang tidak tergesa-gesa._

Hadits ini menunjukkan bahwa rukuk merupakan rukun shalat.

Kemudian rukun berikutnya (kelima dan enam),

الرفع من الركوع والاعتدال منه قائماً
_⑸ dan ⑹ Bangkit dan I’tidal (berdiri dari rukuk) dalam keadaan berdiri._

Apa dalilnya? Dalilnya adalah sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada seorang lelaki yang shalatnya buruk.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

و اِرْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا , ثُمَّ اِرْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا
_”Rukuklah sehingga kamu thuma’ninah dalam keadaan rukuk, kemudian bangkitlah sehingga kamu beri’tidal dalam keadaan berdiri.”_

Ini menunjukkan bangkit dan i’tidal dari rukuk dalam keadaan tegak atau berdiri merupakan rukun shalat.

Kemudian rukun shalat yang ketujuh,

_⑺ Sujud (السجود)_
Dalilnya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

وَاسْجُدُوا
_”Sujudlah kalian.”_ (QS. Al-Haj: 77)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱرۡكَعُواْ وَٱسۡجُدُواْۤ
_”Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah dan sujudlah.”_

Dan dalil kedua adalah sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada seorang lelaki yang shalatnya buruk (kurang baik) terlalu tergesa-gesa.

Kata Nabi,

ثُمَّ اُسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
_”Kemudian sujudlah sehingga kamu berthuma’ninah dalam keadaan sujud.”_

Sujud di setiap raka’at dikerjakan dua kali dan dilakukan di atas tujuh anggota badan yang telah disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallāhu ta’āla ‘anhumā,

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ : عَلَى اَلْجَبْهَةِ ‏- وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى أَنْفِهِ ‏- وَالْيَدَيْنِ , وَالرُّكْبَتَيْنِ , وَأَطْرَافِ اَلْقَدَمَيْن
_”Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota badan (kening) dan beliau menunjuk dengan tangan beliau ke hidung beliau, dua tangan, dua lutut dan ujung (jari) kedua telapak kaki.”_
(Muttafaqun alaih hadits riwayat Al-Bukhāri no. 809 dan Muslim no. 490).

Inilah tujuh anggota badan yang kita diperintahkan oleh Allāh agar kita sujud di atasnya.

Kemudian rukun shalat yang kedelapan dan kesembilan adalah,

الرفع من السجود والجلوس بين السجدتين
_⑻ dan ⑼ Bangkit dari sujud dan duduk di antara dua sujud._

Apa dalilnya? Dalilnya adalah sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada seorang lelaki yang shalatnya tidak baik (tidak thuma’ni ah atau tergesa-gesa).

Apa kata Nabi?

ثم ارفع حتى تطمئن جالساً
_”Kemudian bangunlah dari sujudmu sehingga kamu thuma’ninah dalam keadaan duduk.”_

Kemudiam rukun yang kesepuluh,

الطمأنينة في جميع الأركان
_⑽ Thuma’ninah, tenang di setiap atau pada setiap rukun._

_Thuma’ninah adalah tenang yaitu tenang di seukuran bacaan yang wajib di setiap rukun._

Rukuk ada bacaan rukunya, sujud ada bacaannya, paling tidak dibaca dengan sempurna.

سُبْحَانَ رَبِّىَ العظيم‏ ۞ سُبْحَانَ رَبِّىَ العظيم‏ ۞ سُبْحَانَ رَبِّىَ العظيم‏
Itu ukuran minimal yang wajib thuma’ninah.

Ketika sujud membaca tiga kali,

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى ۞ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى ۞ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
Jadi jangan ngebut, baru menempelkan wajah di lantai langsung berdiri, padahal belum membaca doa sujud tadi.

Dalilnya adalah karena Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan lelaki yang shalatnya tidak baik atau shalatnya buruk agar melakukan thuma’ninah di semua rukun shalat.

Nabi mengatakan,

صلى فَإِنَّك لَمْ تُصَلِّ
_”Shalatlah karena sesungguhnya engkau belum shalat.”_

Padahal dia merasa sudah shalat tapi Nabi menyuruh dia untuk mengulang shalatnya lagi. Kenapa Nabi menyuruh mengulang shalat laki-laki tersebut? Karena laki-laki tersebut shalatnya tanpa thuma’ninah.

_⑾ Tasyahud Akhir (التشهد الأخير)_

Hal ini berdasarkan ucapan Ibnu Mas’ud radhiyallāhu ta’āla ‘anhu,

كنا نقول قبل أن يفرض علينا التشهد: السلام على الله من عباده، فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا تقولوا السلام على الله، ولكن قولوا: التحيات لله»
_”Dahulu kami mengucapkan sebelum tasyahud diwajibkan atas kami, ‘Salam kepada Allāh dari hamba_hambaNya’. Maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, ‘Jangan kalian mengucapkan salam kepada Allāh dari hambaNya’, akan tetapi ucapkanlah, ‘Segala penghormatan untuk Allāh’.”_
(Hadits riwayat An Nasai no. 240/2).

Ucapan Ibnu Mas’ud radhiyallāhu ta’āla ‘anhu قبل أن يفرض علينا “sebelum tasyahud diwajibkan” menunjukkan bahwa ia kemudian diwajibkan setelah itu.

Kemudian rukun berikutnya di antara rukun-rukun shalat,

_⑿ Duduk untuk tasyahud akhir (الجلوس للتشهد الأخير)_

Hal ini dikarenakan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah melakukannya dan senantiasa selalu melakukannya. Berdasarkan sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
_”Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”_
(Hadits riwayat Al-Bukhāri no. 631).

_⒀ Salam (التسليم)_

Berdasarkan sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
_”Dan yang menghalalkan (penutupnya) adalah ucapan salam.”_
(Hadits riwayat Abu Dawud no. 61).

Lalu dia mengucapkan dengan menoleh ke kanan السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ dan mengucapkan السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ dengan menoleh ke kiri.

ترتيب الأركان على ما تقدَّم بيانه
_⒁ Tertib dalam melakukan rukun-rukun shalat dari mulai takbiratul ihram sampai salam (harus berurutan atau tertib)._

Sebagaimana yang diterangkan di pelajaran yang telah lewat karena Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam melakukan rukun-rukun tersebut secara berurutan dalam shalat Beliau.

Beliau bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
_”Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”_
(Hadits riwayat Al-Bukhāri no. 631).

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengajarkan shalat pada laki-laki yang shalatnya kurang baik (buruk) dengan ķata perintah ثم.

ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ۞ ثُمَّ اُسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ۞
Dari rukun ke rukun berikutnya Beliau menyebutkan atau menggunakan kata ثُمَّ artinya kemudian yang dalam bahasa Arab kata ثُمَّ ini menunjukkan fungsi wajibnya tertib atau melaksanakan secara berurutan.

Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك، و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
———————————
Sumber: BimbinganIslam
Kamis, 28 Jumadil Awwal 1444 H/22 Desember 2022 M
Ustadz M Wasitho Abu Fawaz, Lc
Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Kitab Shalat
—————————————————
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada  Nabi kita Muhammad Shallallahu  Álaihi  Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM.ORG; Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
———————-
EUROMOSLIM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
——————-
Amsterdam, 12 Mei 2023 / 22-Syawal-1444
——————
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org