السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوان
Tafsir Surat Quraisy bagian 01
Kita lanjutkan dari tafsir Juz’amma, kita akan bahas surat Quraisy.
Para Imām-imām masjid rata-rata sudah menghapalkan surat ini.
Demikian juga kebanyakan kaum Muslimin telah menghapalkan surat ini (surat yang pendek), dimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla diawal surat ini berfirman:
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Oleh karenanya, sebagian ulamā menyatakan surat ini dengan nama surat Quraisy dan sebagian lagi menyatakan surat ini namanya surat “Li ilāfi Quraisy”.
Sehingga ada dua nama yang terkenal dari surat ini, yaitu:
⑴ Surat Quraisy
⑵ Surat Li ilāfi Quraisy
Surat ini adalah:
- Surat Makkiyyah (dengan kesepakatan para ulamā), diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebelum Nabi berhijrah ke kota Madīnah.
- Sebagian salaf menyatakan bahwasanya surat Al Fiil bersambung dengan surat Quraisy, karena pada mushaf sebagian salaf tidak ada pemisah antara surat Al Fiil dengan surat Quraisy.
Jadi:
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ # تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ # فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ# لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Langsung disambung tanpa ada pemisah antara surat Al Fiil dengan surat Quraisy.
Sementara jumhūr ulamā dan yang terdapat dalam mushaf Utsmāni ada pemisah antara surat Al Fiil dengan surat Quraisy.
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Kemudian,
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ – لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Sehingga kebanyakan jumhūr ulamā menyatakan bahwasanya surat Quraisy adalah surat tersendiri, bukan sambungan dari surat Al Fiil.
Dari sini juga ada khilaf diantara para ulamā yaitu tentang penafsiran Li ilāfi Quraisy, nanti akan kita jelaskan.
Disebutkan tentang Quraisy. Quraisy adalah kabilah yang paling mulia di Jazirah Arab.
Dalam hadīts, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan:
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِبْرَاهِيمَ إِسْمَاعِيلَ وَاصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ بَنِي كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ بَنِي كِنَانَةَ قُرَيْشًا وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ “
” Allāh memilih dari keturunan Nabi Ismail (yaitu) Kinanah. Dan Allāh memilih Quraisy dari Kinanah, dan Allāh memilih dari Quraisy Bani Hasyim, dan Allāh memilihku dari Bani Hasyim.”_ (HR Tirmidzi nomor 3605)
Quraisy adalah kabilah yang paling mulia di Jazirah Arab dan yang mengatur aturan yang ada di kota Mekkah sehingga Allāh mengkhususkan penyebutan mereka dalam surat ini (surat Quraisy).
Diawal surat Allāh mengatakan:
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Tentang “ilāf” ada dua pendapat dikalangan para ulamā:
⑴ Ada yang mengatakan dari alafah yang artinya tha’lif (persatuan), ijtima.
⑵ Ada yang mengatakan alifah artinya ijtiyat (kebiasaan).
Sehingga “li ilāfi Quraisy” maknanya:
⑴ Karena persatuan orang-orang Quraisy yang tinggal di kota Mekkah dan mereka aman di kota Mekkah.
⑵ Karena kebiasaan mereka (orang-orang Quraishy) yang mereka mengadakan rihlah perjalanan tatkala dimusim dingin dan di musim panas.
Dari sisi lain ada dua pendapat di kalangan para ulamā lagi, sebagaimana saya jelaskan:
⑴ Ada pendapat ulamā yang mengatakan surat Al Fiil bersambung dengan surat Quraisy.
⑵ Jumhūr ulamā mengatakan surat Quraisy merupakan surat munfashilah (surat tersendiri), Al Fiil tidak bersambung dengan surat Quraisy.
Karenanya ada khilaf diantara para ulamā tatkala Allāh mengatakan :
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
” Demi persatuan Quraisy,”_ atau, “Demi kebiasaan Quraisy.”_
Sebagian ulamā mengatakan bahwa Allāh mengatakan:
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
” Allāh menjadikan tentara bergajah hancur dan mereka dihancurkan oleh burung-burung dengan lemparan batu-batu yang dilemparkan oleh burung-burung sehingga seperti daun-daun kering yang dimakan oleh ulat.”
Kenapa?
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
” Karena Allāh ingin menjaga persatuan orang Quraisy.”
Orang yang ada di Mekkah dan ingin mengamankan mereka.
Atau agar Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan mereka aman dalam kebiasaan dagang mereka tatkala mereka berdagang menuju ke negeri Syām atau ke negeri Yaman di musim dingin maupun di musim panas.
Ini merupakan pendapat? Namun pendapat ini, wallāhu Ta’āla a’lam bi shawab, kurang kuat karena surat Quraisy terpisah dan tidak berhubungan dengan surat Al Fiil.
Oleh karenanya pendapat yang kuat,
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Berkaitan karena di situ Lam adalah harfu jar dia pasti punya mutaalafihi. Dalam bahasa Arab pasti ada kaitannya dengan jumlah yang kamilah (jumlah mufidah). Oleh karenanya pendapat para ulamā yang kuat menyatakan ayat ini,
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Karena Allāh telah memberikan persatuan (keamanan) bagi mereka (kaum Quraisy) oleh karenanya,
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
” Oleh karenanya hendaklah mereka menyembah pemilik rumah ini (pemilik Ka’bah).”
Jadi tafsiran yang benar, wallāhu Ta’āla a’lam bi shawab, Allāh menyebutkan tentang nikmat-nikmat yang Allāh berikan kepada kaum Quraisy.
Diantaranya :
- Allāh membuat mereka bersatu.
- Allāh menjadikan mereka aman hidup di kota Mekkah.
- Allāh membuat mereka mudah untuk berdagang, mereka rihlah (kafilah dagang berjalan menuju negeri Syām atau Yaman).
- Mereka mengadakan perjalan (berdagang) dimusim dingin yaitu mereka pergi ke negeri Yaman dan tatkala musim panas mereka pergi ke negeri Syām.
Kita tahu bahwasanya Mekkah sebagaimana Allāh sebutkan dalam Al Qurān merupakan:
بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ
” Lembah yang tidak ada tumbuhan sama sekali. (QS Ibrāhim: 37)
Itulah hakikat kota Mekkah. Sehingga kalau mereka tidak mengandalkan perdagangan, mereka tidak bisa hidup dikota Mekkah.
Kenapa?
Karena tidak ada tumbuhan, apa yang akan mereka makan?
- Tidak ada tumbuhan
- Tidak ada lautan
- Tidak ada sungai
Oleh karenanya Allāh sebutkan bahwasanya nikmat yang Allāh berikan kepada mereka sehingga mereka bisa melangsungkan kehidupan di kota Mekkah.
Allāh jadikan mereka sebagai kabilah yang kuat, kabilah yang dihormati oleh seluruh kabilah-kabilah yang lain, mengapa?
- Karena kabilah Quraisy yang telah mengatur Ka’bah.
- Karena kabilah Quraisy yang mengatur kota Mekkah.
Orang-orang (seluruh kabilah di Jazirah Arab) menghormati orang-orang Quraisy karena Ka’bah, mereka menghormati Ka’bah dan orang-orang yang mengatur Ka’bah (orang-orang Quraisy).
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkan mereka untuk mengadakan perdagangan. Mereka berdagang ke negeri Yaman dan Syām mengambil buah-buahan yang mereka sukai. Sehingga terjadi alur perdagangan di kota Mekkah. Makanan masuk dan keluar di kota Mekkah sehingga mereka bisa hidup.
Oleh karenanya Allāh menyebutkan dalam surat ini, nikmat-nikmat yang Allāh berikan kepada orang-orang Quraisy yang mereka melakukan kesyirikan.
Maka Allāh mengatakan:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
” Maka hendaklah kalian bertauhīd, sembahlah pemilik Ka’bah ini saja, jangan menyembah yang lain.”
- Kalian sudah diberikan kenikmatan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
- Kalian sudah diberikan ketenangan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
- Kalian sudah diberikan keamanan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
- Kalian diberikan penghormatan oleh kabilah-kabilah yang lain.
Maka hendaklah kalian menyembah pemilik Ka’bah ini saja (yaitu) Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Demikian wabillāhi Taufiq
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته