الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته

الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوان

 

Tafsir Surat Al Mā’ūn bagian 03  

 

Kita lanjutkan tafsir Juz’amma surat Al Mā’ūn.

Kemudian kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُون

” Orang-orang yang mereka riyā’ tatkala beribadah (shalāt).”

 

Ingin agar dilihat oleh orang lain. Ini adalah penyakit yang berbahaya, penyakit orang-orang munāfiq.

Ø  Ingin dipuji

Ø  Ingin disanjung-sanjung

Ø  Ingin dipuji dengan apa yang tidak mereka lakukan dan apa yang mereka lakukan.

 

يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوا وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا

” Mereka gembira dengan apa yang mereka lakukan dan Ingin dipuji dengan apa yang tidak mereka lakukan.” (QS Ali Imran: 188)

 

Dan ini dilakukan oleh sebagian kaum muslimin. Misalnya ketika sedang ‘umrah, dia ingin semua orang tahu kalau dia sedang ‘umrah. Sehingga ditulis di statusnya: Sedang ‘umrah atau sedang di Madīnah.

Dia ingin orang memuji dia dengan apa yang tidak dia lakukan.

Manusia pandai, dia memiliki banyak trik untuk memamerkan apa yang dia lakukan agar mendapat pujian dari orang.

 

Orang yang riyā’ ibadahnya tidak diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dalam satu hadīts, kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam tatkala para shahābat sedang berbicara tentang Dajjāl, bagaimana sifat-sifat Dajjāl, maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam  mengatakan:

 

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِىمِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ». قَالَ قُلْنَا بَلَى. فَقَالَ « الشِّرْكُ الْخَفِىُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّى فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ

 

” Maukah aku kabarkan tentang sesuatu yang aku khawatirkan lebih daripada fitnah Dajjāl?_

” Ya, apakah yang menakutkan tersebut ?”

Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:_ “Syirik yang samar.”

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan:_

” Seseorang berdiri kemudian dia shalāt dan dia bagus-baguskan shalātnya karena dia tahu ada orang sedang melihat dia shalāt sehingga dia perbagus shalātnya.”_

(Hadīts riwayat Ibnu Mājah nomor 4204, Syaikh Al Albāniy rahimahullāh, mengatakan bahwa hadīts hasan)

 

Intinya, diantara ciri-ciri orang munāfiq adalah:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

” Yang mereka beribadah karena ingin dipuji/disanjung/dihormati dengan ibadah tersebut.”

 

وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

” Dan mereka enggan menolong dengan barang berguna.”

 

Yang dimaksud dengan al mā’ūn disini ada khilaf diantara para ulamā.

Ada yang mengatakan:

Ø  Al Mā’ūn adalah semua benda yang berguna.

Ada juga:

Ø  Al-Mā’ūn adalah pinjaman

 

Maksud dari pinjaman adalah sesuatu yang bisa dipinjamkan dan dikembalikan, contohnya; meminjamkan ember, meminjamkan pena, meminjamkan cangkul, dll.

 

Tetapi orang yang memiliki barang tersebut malas untuk meminjamkan barang tersebut walaupun barang tersebut akan dikembalikan. Ini yang disebut orang-orang yang:

َيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ.

Ini diantara sifat mereka yaitu orang-orang yang pelit. Bahkan terhadap barang yang tidak hilangpun  yang nantinya akan dikembalikan dia pelit, apalagi jika barang tersebut diberikan kepada orang lain.

 

Demikianlah yang kita sampaikan pada pertemuan kali ini, In syā Allāh  besok kita lanjutkan tafsir surat yang lain.

 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ