الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوان

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan tentang keutamaan  seorang shahābat yang paling mulia di antara yaitu Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta’āla ‘anhu.

Suatu hari ‘Ummar berkata:

يَقُولُ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ نَتَصَدَّقَ فَوَافَقَ ذَلِكَ عِنْدِي مَالاً فَقُلْتُ الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا قَالَ فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلممَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ ” . قُلْتُ مِثْلَهُ وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ فَقَالَيَا أَبَا بَكْرٍ مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ ” . قَالَ أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قُلْتُ وَاللَّهِ لاَ أَسْبِقُهُ إِلَى شَيْءٍ أَبَدًا

_Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan kita untuk bershadaqah. Kebetulan waktu itu saya punya harta, maka ‘Ummar  berkata: “Hari ini saya akan mengalahkan Abū Bakr.”_ 

_( Kenapa? Karena para shahābat berlomba-lomba dalam bershadaqah berlomba-lomba dalam beribadah.)_ 

_Maka akupun mendatangi Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kemudian menginfaqkan hartanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertanya:_

_ “Wahai ‘Ummar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?”_

_Saya berkata:_” Aku sisakan semisalnya yaitu (setengah harta) untukmu setengah harta untuk keluargaku.”_

_Tiba-tiba Abū Bakr datang dengan seluruh hartanya, seluruhnya dia serahkan kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pun bertanya._

_”Apa yang kau sisakan buat keluargamu?”_

_Kata Abū Bakr:_” Aku sisakan bagi mereka Allāh dan Rasūl-Nya.”_

_Maka ‘Ummar pun  berkata:_” Aku tidak akan bisa mengungguli Abū Bakr selamanya.”_

(Hadits riwayat Tirmidzi nomor 3675)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلممَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا ” . قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا . قَالَفَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً ” . قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا . قَالَفَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا ” . قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا . قَالَفَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا ” . قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلممَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ

_Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertanya kepada para shahābat:_

_”Siapakah di antara kalian yang tadi pagi puasa?”_

_Maka Abū Bakr berkata, “Saya.”_

. Kata Rasūlullāh, “Siapakah di antara kalian hari ini, mengiringi jenazah (melayat jenazah)?”_

_Maka Abū Bakr berkata, “Saya.”_

_Kata Rasūlullāh, “Siapakah di antara kalian yang memberi makan kepada faqir miskin pada hari ini?”_

_Maka Abū Bakr berkata, “Saya.”_

_”Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”_

_Abū Bakr menjawab, “Saya.”_

_Maka kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:_

_”Tidaklah kebaikan kebaikan ini terkumpul dalam diri seseorang kecuali akan masuk surga.”_ (Hadits riwayat Muslim nomor 1028)

Subhānallāh.

Seluruh pertanyaan tentang kebaikan, selalu dijawab Abū Bakr, “Saya, saya, saya.”

Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

” Tidaklah kebaikan kebaikan ini terkumpul dalam diri seseorang kecuali akan masuk Surga.”

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Abū Bakr yang Allah abadikan dalam Al Qurān.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam surat At-Taubah: 40:

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

” Kalau kalian tidak menolong Muhammad, maka Allah akan tolong Muhammad. Tatkala orang orang kāfir mengusir Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dari kampungnya,  sehingga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam harus berhijrah._ 

Dengan siapakah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berhijrah?

Dengan Abū Bakr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu.

Allāh pilihkan shahābat terbaik untuk menemani Nabi dalam perjalanan maut antara Mekkah menuju Madīnah.

Dimana orang-orang kāfir mengadakan sayembara siapa yang bisa mendatangkan Muhammad dan Abū Bakr hidup atau mati akan mendapat hadiah 100 ekor unta.

Maka orang-orang  berlomba untuk menemukan mereka berdua.

Allāh mengatakan :

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

_Tatkala Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata kepada shahābatnya (Abū Bakr), “Jangan kau bersedih, sesungguhnya Allāh bersama kita.”_ 

⇒ Allāh bersama Nabi dan Allāh bersama Abū Bakr.

Dan ini ayat abadi, Allāh tetapkan dalam ayat tersebut bahwasanya Abū Bakr adalah shahābat Nabi dan Allāh bersama Abū Bakr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu.

 

Oleh Karenanya barangsiapa siapa yang memperhatikan tentang hijrah, dia akan dapati seluruh kebaikan yang berkaitan dengan hijrah seluruhnya berasal dari keluarga Abū Bakr.

⇒ Abū Bakr yang menyiapkan dua ekor unta satu untuk beliau satu untuk Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Siapa yang menyiapkan makanan?

Yang menyiapkan makanan untuk hijrahnya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, ‘Āisyah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā (istri Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan putri Abū Bakr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu).

Siapa yang mengikat mulut tempat kurma dan tempat air?

Asma bintu Abū Bakr (putri Abū Bakr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu).

Dia melepaskan semacam ikat pinggang disebut dengan nithāq, kemudian dia belah menjadi dua dia gunakan untuk mengikat tempat air Nabi dan tempat makanan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Ini kelihatannya sepele namun dalam sejarah Islām tidak sepele.

Maka setelah itu Asma bintu Abū Bakr diberi gelar “Dzātun Nithāqain” (seorang wanita pernah mengikat makanan dan minuman Nabi)..

Diabadikan oleh sejarah.

Siapa yang memberi makan kepada Nabi dan Abū Bakr tatkala di dalam gua?

Amir bin Fuhairah (budak yang pernah dibebaskan Abū Bakr) yang menggembalakan kambing untuk menutupi jejak Nabi dan Abū Bakr. Dia yang mengantarkan makanan kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan Abū Bakr.

⇒ Semua kegiatan hijrah atas jasa keluarga Abū Bakr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu.

 

Oleh Karenanya mencintai Abū Bakr adalah kewajiban.

Ini hanyalah secuil cuplikan dari keutamaan Abū Bakr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu.

Ibnul jauzi berkata:

كان السلف  يُعلمون أولادهم حب أبي بكر وعمر كما يعلمونهم السور من القرآن

 ” Dahulu para salaf mereka mengajarkan anak anak mereka (orang-orang shālih terdahulu mengajarkan anak-anak mereka) untuk cinta kepada Abū Bakr, dan untuk cinta kepada ‘Ummar sebagaimana mereka mengajarkan anak-anak mereka untuk belajar surat-surat dari Al Qurān.”_  (Kitab Syarh Ushul I’tiqād Ahlus Sunnah wal Jamā’ah)

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك


BimbinganIslam.com
Rabu, 04 Jumadal Ūla 1438 H / 01 Februari 2017 M
Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
Khutbah Jum’at | Kemuliaan Sahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam (03 dari 04)