السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

In syā Allāh pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama berusaha untuk mengambil faedah-faedah dari surat Al Kahfi.

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

هَٰؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً ۖ لَوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ ۖ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا

” Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan untuk disembah. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapa yang lebih zhālim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla.” (QS Al Kahfi: 15)

Bayangkan! Mereka berani mengucapkan al-haq dihadapan Sang Raja langsung.

Ini perlu kesabaran. Mereka berbicara langsung di depan Sang Raja.

Oleh karenanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

Dari Abū Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

” Jihād yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zhālim.”

(Hadīts riwayat Abū Dāwūd nomor 4344, Tirmidzi nomor 2174, Ibnu  Mājah nomor 4011. Al Hafizh Abū Thahir mengatakan bahwa hadīts ini hasan)

Mereka berbicara tentang kebenaran langsung dihadapan Sang Raja dan ini memerlukan spekulasi yang tinggi. Bisa jadi Sang Raja mendapat hidayah atau Sang Raja marah sehingga mereka dibunuh, sehingga dikatakan: أَفْضَلُ الْجِهَادِ.

Kemudian mereka mengatakan:

” Kaum kami telah mengambil sesembahan selain Allāh. Seandainya mereka datangkan dalīl bahwa sesembahan-sesembahan mereka adalah Tuhan dan siapa yang lebih zhālim dari orang yang berbuat kedustaan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

Seakan-akan mereka berkata:

” Kezhāliman apa yang lebih besar daripada kesyirikan?”

Tidak ada kezhāliman yang lebih besar daripada kesyirikan, seperti seseorang yang berdo’a kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, seorang berdo’a kepada makhluk ciptaan Allāh.

Setelah para pemuda itu diberi waktu untuk berpikir oleh Sang Raja, maka mereka meninggalkan negeri mereka.

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرْفَقًا

” Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allāh, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagai rahmat-Nya kepadamu dan  menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu.”

(QS Al Kahfi: 16)

Kata Al Qurthubi bahwa ini adalah dalīl bahwasanya rakyat negeri tersebut menyembah Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan tetapi mereka berbuat kesyirikan.

Sehingga Allāh menggunakan kalimat:

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ

” Dan tatkala mereka meninggalkan orang-orang kampung di negeri mereka dan mereka meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka kecuali Allāh yang tidak mereka tinggalkan.”

Allāh Subhānahu wa Ta’āla seakan-akan memberikan ilham kepada mereka:

“Pergilah kalian ke sebuah gua, niscaya Allāh akan mencurahkan rahmat-Nya kepada kalian.”

Para ulamā menyebutkan dengan  dalīl ini bahwa  barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allāh maka Allāh akan berikan ganti yang lebih baik.

Para pemuda itu meninggalkan kesyirikan dan kemaksiatan karena Allāh, maka Allāh akan gantikan yang lebih baik. Allāh akan menaungi mereka, Allāh akan melindungi mereka.

Maka Allāh siapkan gua tersebut. Gua ini gua biasa namun Allāh kondisikan gua ini dengan perkara yang menakjubkan.

Kata Allāh tentang gua ini:

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

” Dan kamu akan melihat jika matahari terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan. Dan bila matahari terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allāh.”

” Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allāh maka dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk.” (QS Al Kahfi: 17)

Syaikh Muhammad Al Amin Al Shanqiti mengatakan bahwa gua tersebut gua biasa. Ada pintu dan mulut guanya. Terbuka dan dalamnya luas. Mereka tidur di dalamnya dan matahari bisa masuk menyinari mereka. Namun Allāh Subhānahu wa Ta’āla palingkan cahayanya. Oleh karenanya Allāh mengatakan, “Ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta’āla.” 

Cahaya tersebut Allāh palingkan. Bila tidak Allāh palingkan dan dalam waktu yang lama mengenai tubuh mereka, dikhawatirkan tubuh mereka akan rusak karena reaksi cahaya matahari tersebut.

Tatkala matahari tersebut terbenam maka cahaya masuk kearah gua, namun dipalingkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Gua tersebut luas udara bisa masuk (ada sirkulasi udara).

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

” Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allāh maka dia telah mendapatkan hidayah dan barang siapa yang disesatkan oleh Allāh maka tidak ada orang yang dapat memberi petunjuk kepada dia.”

Seakan-akan Allāh mengatakan:

” Lihatlah mereka, kalau Allāh sudah memberi petunjuk kepada mereka maka mereka pasti akan dinaungi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh yang akan urus mereka, yang penting kalian bertekad untuk bertauhīd kepada Allāh maka Allāh yang akan jaga kalian.”

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ ۚ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

” Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur, dan Kami balik-balikkan mereka kearah kanan dan kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua kakinya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (QS Al Kahfi: 18)

Kalian menyangka mereka itu bangun padahal mereka tidur. Ada khilāf diantara para ulamā apa yang menyebabkan mereka disangka terjaga, namun tidak ada dalīl yang kuat tentang hal ini semua.

  • Ada yang mengatakan mereka tidur tetapi mata mereka terbuka.
  • Ada yang mengatakan matanya terbuka satu dan tertutup satu.
  • Ada yang mengatakan mereka sering bolak balik seakan-akan mereka gelisah.

Jadi Allāh menjaga mereka dengan membuat kondisi mereka seadainya ada orang yang berhasil masuk ke dalam gua maka mereka akan ketakutan (melarikan diri). Jadi tidak ada yang bisa mengganggu mereka.

Disebutkan oleh para ahli tafsir bahwanya raja Dakiyanus mengirimkan prajuritnya untuk mencari pemuda ini karena raja ingin menghukum mereka (ingin membunuh mereka). Kemudian prajurit itu mencari ke-7 pemuda itu dan sudah sampailah di mulut gua namun mereka tidak bisa mengetahui di mana mereka. Seakan-akan Allāh telah menutup mata mereka sehingga mereka (para prajurit) tidak mengetahui para pemuda itu.

Padahal gua tersebut adalah gua yang masyhur namun mereka terlalaikan sehingga mereka tidak menemukan di mana para pemuda itu.

Ini sama seperti yang dialami oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika bersama Abū Bakar. Tatkala beliau berdua bersembunyi di dalam gua Tsur dan datanglah orang-orang musyrikin di hadapan mereka. Sampai Abū Bakar ketakutan dan mengatakan:

” Seandainya salah seorang dari mereka melihat ke bawah maka mereka akan melihat kami.”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

” Yā Abū Bakar, bagaimana menurutmu tentang dua orang dan Allāh yang ketiganya? Yang jelas Allāh akan menjaga kita, Janganlah engkau bersedih sesungguhnya Allāh bersama kita.”

Jadi meskipun mereka sudah berada di mulut gua, Allāh menutup mata-mata mereka.

Demikian pula yang dialami oleh ashābul kahfi. Meskipun para prajurit sudah mencari, mereka tidak ditemukan. Padahal di depan gua tersebut ada anjing yang berjaga di mulut gua.  Kemudian mulut gua tersebut terbuka, ada sirkulasi udara, namun tetap tidak ketahuan.

Demikianlah kajian kita pada kesempatan kali ini.

وبالله التوفيق و الهداية

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Bersambung ke bagian 07, in syā Allāh


BimbinganIslam.com
Jum’at, 27 Dzulqa’dah 1438 H / 19 Agustus 2017 M
Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
Tafsir | Faedah Surat AlKahfi (Bagian 06 dari 09)


Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada  Nabi kita Muhammad Shallallahu  Álaihi
Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH: Buletin Euromoslim Terbit Setiap Jum’at

EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam

Ekingenstraat 3-7, Amsterdam
Amsterdam,  22 september 2017 / 2 Muharram 1439

Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org