السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

In syā Allāh pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama berusaha mengambil faedah-faedah dari surat Al Kahfi.

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا

” Dan janganlah kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka tentang ashābul Kahfi.”

Ini dijadikan dalīl oleh sebagian ulamā seperti Syaikh ‘Abdurrahman An Nashir As Sa’di bahwasanya terkadang seseorang bisa kita mintakan fatwa dalam sebagian ilmu dan tidak boleh kita minta fatwa dalam sebagian ilmu yang lain.

Kemudian Allāh berfirman:

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا*إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ 

“ Dan janganlah sekali-kali engkau berkata terhadap sesuatu:_

_”Saya akan melakukannya besok.”_ 

_Kecuali dengan mengatakan: ” In Syā Allāh.” (QS Al Kahfi: 23-24)

Kata para ulamā ayat ini turun khusus kepada nabi (shallallāhu ‘alayhi wa sallam), menegur nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tatkala nabi ditanya tentang orang-orang musyrikin tentang 3 pertanyaan tadi.

Ternyata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak mengucapkan, “In Syā Allāh.” Dan Allāh menegurnya  Dan surat Al Kahfi turun dua minggu setelah kejadian itu.

Syaikh Abdurahman As Sa’di mengatakan kalimat “In Syā Allāh” adalah kalimat isti’anah, kalimat meminta pertolongan kepada Allāh.

Artinya kita bertekad melakukan sesuatu namun kita tidak bisa memastikan sehingga kita mengatakan,  “In Syā Allāh (dengan izin Allāh).”

Ini adalah penggunaan kalimat  “In Syā Allāh” yang benar.

Bukan sebaliknya, “In Syā Allāh” digunakan dalam rangka untuk meninggalkan perbuatan.

Misalnya:

Kamu besok hadir tidak?

Lalu dijawab: ” In Syā Allāh.”

⇒Padahal orang tersebut berniat tidak hadir.

Oleh karenanya Nabi Sulaimān alayhissalām pernah mengatakan:

لأطوفن الليلة على تسعين امرأة ، كل تلد غلاما يقاتل في سبيل الله

” Malam ini saya akan berhubungan dengan 90 wanita, setiap wanita itu akan hamil dan semua akan melahirkan seorang anak yang berjihād dijalan Allāh.”

Kata malāikat Jibrīl:

Katakan, “In Syā Allāh.”

Nabi Sulaimān alayhissalām lupa mengatakan “In Syā Allāh,” sehingga tidak ada dari 90 wanita itu yang mengandung, kecuali satu orang itupun lahir dalam keadaan cacat.

Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

” Seandainya Nabi Sulaimān mengatakan: In Syā Allāh, maka semuanya akan melahirkan anak-anak yang kelak menjadi para pejuang jihād di jalan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

Bahkan di dalam hadīts disebutkan, bahwa Ma’jūj dan Ya’jūj, tatkala mereka berusaha melubangi tembok mereka tidak bisa memanjat dan mereka tidak bisa melubangi tembok tersebut. Suatu saat mereka melubangi tembok itu lagi dan pemimpin mereka mengatakan, “Besok kita lanjutkan, In Syā Allāh.”

Tatkala mereka mengatakan, “In Syā Allāh,” Allāh tidak menutup lagi tembok tersebut dan akhirnya nanti menjelang hari kiamat tembok tersebut akan terbuka, berkat ucapan “In Syā Allāh”.

Kemudian kata Allāh:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا

“ Dan ingatlah Allāh jika engkau lupa dan katakanlah:_

_”Mudah-mudahan Rabbku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”  (QS Al Kahfi:  24)

Ini ada 2 penafsiran: 

Kalau kamu sudah bersumpah atau kamu mengatakan besok saya akan melalukan demikian lalu kamu lupa, maka ucapkanlah, “In Syā Allāh,” begitu ingat.

Kalau kamu lupa apapun, maka ingatlah Allāh, karena lupa itu datangnya dari syaithān.

Oleh karenanya pelaku maksiat sering dilupakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kenapa? 

Karena kelupaan itu dari syaithān.

Subhanallāh, orang yang sering membaca Al Qur’ān mereka tidak suka lupa. Para ulamā dijaga otak mereka oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kata Allāh:

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

” Mereka tidur didalam gua Al Kahfi selama 300 tahun ditambah 9 tahun.”

(QS Al Kahfi: 25)

Ini kata para ulamā hitungan secara kalender hijriyyah bukan kalender syamsiah. Dalam kalender syamsiah mereka tidur selama 300 tahun sedangkan menurut kalender Qamariyyah (hijriyyah) 309 tahun.

Demikianlah kisah ashābul Kahfi yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kita kali ini. Kita katakan bahwasanya:

” Barangsiapa yang ingin menyelamatkan agamanya maka Allāh akan selamatkan.”

Lihatlah bagaimana ashābul kahfi, mereka rela berkorban meninggalkan dunia mereka demi mentauhīdkan Allāh, maka Allāh tidak akan menyia-nyiakan mereka. Allāh akan menaungi mereka. Tidak ada makhluk yang bisa menolong mereka, hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Tuhan mereka yang menaungi mereka.

Demikianlah kajian kita kali ini.

 

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


BimbinganIslam.com
Sabtu, 4 Dhu al-Hijjah 1438 H / 26 Agustus 2017 M
Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
Tafsir | Faedah Surat AlKahfi (Bagian 09)


Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada  Nabi kita Muhammad Shallallahu  Álaihi
Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH: Buletin Euromoslim Terbit Setiap Jum’at

EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam

Ekingenstraat 3-7, Amsterdam
Amsterdam,  13 oktober 2017 / 23 Muharram 1439

Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: media@euromoslim.org