السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

Para shahābat BiAS yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kita akan melanjutkan pembahasan kita dari buku Al Arba’in An Nawawiyyah.

Kita akan membahas Ke-Esa-an Allāh dalam rubūbiyah-Nya, dalam penciptaan-Nya, dalam pemilikan-Nya alam semesta, dan dalam pengaturan alam semesta.

Apa yang dimaksud dengan tauhīd ar rubūbiyah?
Tauhīd ar rubūbiyah (artinya) meyakini bahwasannya Allāh Maha Esa. Tidak ada yang menyertai Dia, dalam penciptaan, dalam pemilikan alam semesta dan dalam pengaturan alam semesta.

√ Hanya Allāh satu-satunya yang menciptakan alam semesta ini.
√ Hanya Allāh satu-satunya yang memiliki alam semesta ini (menguasai alam semesta).
√ Hanya Allāh satu-satunya yang mengatur alam semesta ini.

Barangsiapa yang tidak meyakini ke-Esa-an Allāh dalam tiga perkara ini (pemilikan, penciptaan dan pengaturan) maka dia telah terjerumus kedalam kesyirikan atau telah terjerumus dalam kekufuran.

Adapun dalīl-dalīl tentang Allāh Maha Pencipta segala sesuatu terlalu banyak, dalam Al Qur’ān dan juga dalam hadīts-hadīts Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Dan tidak ada yang menciptakan kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dalam ayat (misalnya) Allāh berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ
” Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah.”
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ
” Sesungguhnya, sesembahan-sesembahan yang kalian sembah selain Allāh tidak mungkin menciptakan seekor lalat meskipun mereka bersatu padu untuk menciptakan seekor lalat.”

وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
” Kalau seandainya lalat tersebut datang mengambil sesuatu dari mereka, maka mereka tidak akan mampu untuk mengambil lagi cairan yang sudah diambil lalat tersebut (tidak mungkin). Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.” (QS Al Hajj: 73)

==> Mereka sedang minum sirup misalnya, tiba-tiba lalat datang menghirup sirup tersebut atau mereka sedang meletakkan sesajen di sesembahan mereka, di patung-patung mereka, tahu-tahu lalat datang meminum dari sesajen tersebut. Apakah mereka bisa mengeluarkan?

Tidak akan bisa mereka melakukannya.
Kemudian Allāh mengatakan:

مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
” Mereka tidak mengagungkan Allāh dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya Allāh Maha Kuat, Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj : 74)

Orang-orang yang berbuat kesyirikan, yang mengambil sesembahan-sesembahan selain Allāh, mereka tidak mengagungkan Allāh sebagaimana mestinya.

Sesembahan-sesembahan mereka tidak akan mampu menciptakan seekor lalat. Suruh seluruh sesembahan berkumpul, baik Nabi ‘Īsā ‘alayhissallām yang disembah oleh orang-orang Nashrāni, baik malāikat yang disembah oleh sebagian kaum musyrikin, baik budha, baik dewa-dewa, semuanya berkumpul untuk menciptakan seekor lalat, mereka tidak akan mampu.

Mereka tidak akan mampu kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dalam hadīts qudsi yang diriwayatkan Imām Al-l Bukhāri, tatkala Allāh mencela orang-orang yang membuat patung-patung makhluk bernyawa:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي، فَلْيَخْلُقُوا حَبَّةً، وَلْيَخْلُقُوا ذَرَّةً
” Siapa yang lebih zhālim dari orang-orang yang membuat seperti ciptaan Ku? Oleh Karena itu cobalah mereka membuat biji atau zarrah.” (Hadīts riwayat Bukhāri nomor 5953)

“Siapa yang lebih zhālim dari orang-orang yang membuat seperti ciptaan Ku?” (Orang yang membuat patung-patung).

Kemudian kata Allāh:
” Kalau mereka mampu, ciptakanlah sebuah biji, tidak perlu membuat lalat, lalat adalah hewan yang hina, tetapi kalian tidak bisa membuatnya, janganlah membuat lalat tetapi buatlah sebuah biji, mampu tidak mereka membuat biji?”

Apabila seluruh manusia berkumpul di alam semesta ini, untuk membuat sebuah biji lalu meletakan biji tersebut ditanah kemudian biji tersebut tumbuh, ini tidak mungkin (mustahil).

Tidak ada yang bisa menciptakan sebuah biji yang apabila diletakkan di tanah kemudian tumbuh tunas, kemudian menjadi pohon, tidak akan ada yang bisa.

Kata Allāh:
” Demikian juga silahkan buat semut kecil kalau bisa (semut dengan bentuknya, dengan kakinya, dengan kekuatannya), tidak ada yang bisa.”

Oleh karenanya Allāh mengatakan:

مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ
” Mereka tidak mengagungkan Allāh sebagaimana semestinya.” (QS Al An’ām : 91)

Allāh mengatakan:

أَمْ جَعَلُوا۟ لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُوا۟ كَخَلْقِهِۦ فَتَشَـٰبَهَ ٱلْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ
” Apakah mereka menjadikan syurakā (ahli-ahli sesembahan-sesembahan selain Allāh) yang bisa menciptakan sebagaimana ciptaan Allāh, sehingga kemudian mereka bingung, mana ciptaan Allāh dan mana ciptaan sesembahan-sesembahan mereka?” (QS Ar R’ad: 16)

Asalnya sesembahan-sesembahan tidak bisa menciptakan. Bagaimana kemudian ciptaan bisa menyamai ciptaan Allāh ?

Tidak mungkin.
Oleh karenanya, kita meyakini bahwasanya tidak ada yang menciptakan di alam semesta ini kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jika tidak ada yang menciptakan di alam semesta ini kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla, berarti tidak ada yang menguasai alam semesta ini kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dia-lah penguasa alam semesta ini.

Karenanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ * وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ
Katakanlah, ” Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”
” Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu.

(QS Sabā’ : 22-23)

Bahkan dalam ayat yang lain, kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
” Sesembahan-sesembahan yang kalian sembah selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tidak memiliki dari alam semesta ini meskipun setipis qithmīr.” (QS Fāthir: 13)

⇒ Kalau seseorang makan kurma, diambil bijinya, ada kulit ari tipis, itulah qithmīr.

Kata Allāh, “Tidak ada yang memiliki ini kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla, karena Allāh yang menciptakan (tidak ada yang bisa menciptakan ini).”

Kata Allāh:
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
” Mereka yang kalian sembah selain Allāh tidak memiliki meskipun hanya kulit ari seperti ini.”

Kata Allāh:

لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍۢ وَمَا لَهُۥ مِنْهُم مِّن ظَهِيرٍۢ
” Tidak ada yang mereka miliki, sekecil apapun, baik di langit maupun di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” (QS Sabā’ : 22)

Mungkin ada yang terbetik dalam pikirannya, “Seseorang tidak ikut mencipta tetapi bisa ikut memiliki.”

Ada orang yang bukan dia yang bangun rumah, tapi dia ikut punya saham sehingga dia ikut memiliki rumah tersebut, kata Allāh, “Tidak!”

Mereka sama sekali tidak punya andil, tidak ikut serta dalam pemilikan, tidak ada. Karena mereka tidak punya saham, dan sama sekali Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak ada yang membantu dalam penciptaan alam semesta.
Jangan kita terpikirkan Allāh butuh bantuan untuk menciptakan alam semesta ini. Tidak ada sama sekali.

Semuanya perkara mudah.

إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
” Jika Allāh menghendaki sesuatu maka Allāh mengatakan jadi maka jadilah.”
(QS Yāsīn : 82)

Perkaranya sangat mudah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla, oleh karenanya, tidak ada yang menguasai alam semesta ini kecuali Allāh, sebagaimana tidak ada yang mencipta alam semesta ini kecuali Allāh.

Allāh Maha Esa dalam penciptaan dan Allāh Maha Esa dalam kepemilikan alam semesta, dan yang ketiga Allāh Maha Esa dalam pengaturan.

Kata Allāh:

يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ
” Allāh yang mengatur seluruh yang terjadi di alam semesta ini.” (QS Yūnus: 3)

Semuanya diatas pengaturan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, memang ada para malāikat (malāikat gunung, malāikat hujan, malāikat awan, malāikat pencabut nyawa), tetapi semuanya atas perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Tidak ada malāikat yang bergerak sendiri, mereka menunggu perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
” Mereka tidak pernah membangkang apa yang Allāh perintahkan kepada mereka dan mereka melakukan apa yang mereka diperintahkan.” (QS At Tahrīm : 6)

Ini sifat-sifat malāikat, memang benar ada malāikat hujan, ada malāikat gunung, namun mereka (para malāikat) tidak punya hak untuk mengatur, mereka hanya menjalankan perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Oleh karenanya satu-satunya yang mengatur seluruh kejadian dialam semesta ini adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sampai jatuhnya daun dari pohon pun Allāh yang ngatur, semuanya.

Tidak ada suatupun gerakan dialam semesta ini kecuali dibawah pengaturan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan tidak ada yang keluar dari kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Karena Dialah pencipta alam semesta ini, satu-satunya.

√ Maha Esa dalam penciptaan,
√ Maha Esa dalam penguasaan alam semesta, dan
√ Maha Esa dalam pengaturan alam semesta.

Ini aqidah kaum muslimin tentang Allāh dalam tauhīd ar rubūbiyah.

Wallāhu A’lam bishshawāb

Sampai sini saja apa yang bisa saya sampaikan.

وبالله التوفيق و الهداية

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 


BimbinganIslam.com
Senin, 17 Rabi’ul Awwal 1439 H / 05 Desember 2017 M
Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
Hadits Arba’in Nawawī
Hadits Kedua | Penjelasan Rukun Iman Kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla (Bagian 02 dari 06)


Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada  Nabi kita Muhammad Shallallahu  Álaihi  Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH: Buletin Euromoslim Terbit Setiap Jum’at  

Euromoslim Amsterdam
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
Ekingenstraat 3-7, Amsterdam
Amsterdam,  22 december 2017 / 04 rabi’ul akhir 1439
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org