السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد

Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh. 

Ini adalah halaqah pertama kita, dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu ‘uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi’ al Akhbār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa’dī rahimahullāh. 

Pada halaqah yang pertama ini, kita akan membahas hadīts pertama yang disampaikan beliau di dalam kitāb ini, yaitu hadīts dari ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ta’āla ‘anhu. 

عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

‘ Umar bin Khaththāb Radhiyallāhu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:_

_”Sesungguhnya amalan-amalan itu ada dengan niat dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allāh dan Rasūl-Nya, maka hijrahnya tersebut adalah kepada Allāh dan Rasūl-Nya, dan barangsiapa hijrahnya kepada perkara dunia yang akan dia dapatkan atau wanita yang akan dia nikahi, maka hijrahnya adalah kepada tujuan dia berhijrah.”_

(Hadīts riwayat Imām Bukhāri nomor 6689 dan Muslim nomor 1907)

Beliau mengatakan bahwa hadīts ini termasuk dari hadīts yang mulia di dalam perkara agama. Hadīts ini merupakan mizān bagi amal bathin (tolak ukur bagi amalan secara bathin), karena hadīts ini berbicara tentang suatu amalan hati yang penting yaitu niat. 

Maka beliau menyebutkan yang dimaksud dengan niat adalah: 

النية هي القصد للعمل تقربا إلى الله وطلبا لمرضاته وثوابه 

” Niat adalah tujuan seorang didalam beramal dalam rangka bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta mengharapkan keridhāan dan pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

Oleh karena itu istilah niat mencakup dua hal, yaitu: 

Niyatul amal (tujuan beramal) 

Apakah seorang melakukan suatu amalan untuk ibadah atau sekedar rutinitas?

Niyatul ma’mul lahu (untuk siapa seorang itu beramal) 

Apakah amalan yang dia lakukan dari ibadah yang dia lakukan karena Allāh atau karena sesuatu yang lain. 

Maka hadīts ini menyebutkan bahwasanya amalan apapun tidak lepas dari niat. Dan seorang yang beramal dia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. 

Beliau contohkan mandi. 

Adakalanya orang melakukan mandi, niatnya sekedar untuk mendinginkan badan atau membersihkan badan dari kotoran dan bisa jadi mandi itu bernilai ibadah ketika dia berniat untuk menghilangkan hadats akbar sehingga mandinya menjadi mandi wajib, itu adalah contoh seorang berniat di dalam melakukan suatu amalan. 

Maka mandi yang dilakukan ketika dia harus menghilangkan hadats, harus diiringi dengan niat menghilangkan hadats akbar, bukan sekedar niat untuk mendinginkan badan atau membersihkan badan dari kotoran. 

Selain itu, amalan seorang juga tidak diterima oleh Allāh kecuali dengan ikhlās. Ini makna niat yang kedua. 

Yaitu untuk siapa dia beramal sehingga amal ibadah apabila dia lakukan tetapi bukan untuk Allāh, untuk perkara dunia atau hal sesuatu selain Allāh maka tidak akan diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.  

Dan suatu amalan rutinitas bila dilakukan karena mengharapkan pahala dari Allāh maka dia mendapatkan ganjaran pahala meskipun itu pada asalnya adalah suatu amalan yang sifatnya rutinitas harian. 

Seperti beliau contohkan yaitu makan, minum. 

Apabila dilakukan dengan niatan membantu dia di dalam melalukan ketaatan kepada Allāh maka rutinitas itu berubah menjadi ibadah. 

Dari sini kita ketahui bahwasanya seorang yang dia melakukan amalan apapun maka hendaknya dia menghadirkan niat di dalam hatinya. 

Karena Rasūlullāh  shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah bersabda: 

وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

” Dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.”_

Demikian faedah yang bisa kita ambil dari hadīts yang mulia ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya. 

وصل الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada  Nabi kita Muhammad Shallallahu  Álaihi  Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH: Buletin Euromoslim Terbit Setiap Jum’at  

EUROMOSLIM-AMSTERDAM  
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
Ekingenstraat 3-7, Amsterdam – Nederland

Amsterdam,  25 mei 2018 / 09 ramadhan 1439  
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke: 
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org