السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأنبياء والْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أجمعين وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ

Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh jami’an.

Ini adalah halaqah kita yang ke-53, dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil Abrār wa Quratu ‘uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi’ Al Akhbār), yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa’di rahimahullāh.

Pembahasan kita sudah sampai pada pembahasan hadīts ke-51, hadīts dari Abdurrahman bin Samurah radhiyallāhu ‘anhu. Beliau mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda kepadaku :

يا عبدَ الرحمن بنَ سمرة، لا تسأل الإمارة؛ فإنكَ إنْ أُوتِيتَهَا عن مسألة وُكِلْتَ إليها، وإنْ أوتيتَها من غير مسألة أُعِنْتَ عليها. وإذا حلفت على يمين فرأيت غيرها خيرا منها فائت الذي هو خير وكفر عن يمينك

_” Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kekuasaan, karena sesungguhnya jika engkau meminta kekuasaan berdasarkan permintaanmu maka engkau layak untuk tidak ditolong oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla (akan diserahkan urusannya kepada dirimu)._

_Namun, jikalau engkau diserahi kekuasaan tanpa ada permintaan darimu, niscaya engkau layak untuk mendapatkan pertolongan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla._

_Jikalau engkau bersumpah untuk suatu perkara yang dimana engkau memandang ada perkara lain yang lebih baik dari hal itu, maka kerjakanlah perkara yang lebih baik itu dan engkau langgar (tidak perlu memenuhi sumpahmu) namun bayarlah (tunaikan) kafarahnya.”_
(Hadīts shahīh diriwayatkan oleh Imam Al Bukhāri dan Muslim)

⇒ “Janganlah engkau meminta kekuasaan,” maksudnya:

“Janganlah engkau meminta suatu posisi (amanah) yang berkaitan dengan hak-hak kaum muslimin baik dalam permasalahan pemerintahan, masalah qadha (peradilan) maupun hal-hal lain yang di situ merupakan perkara wilayah (perkara kekuasaan).”

Di dalam hadīts yang mulia ini terdapat dua permasalahan yang disampaikan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan diajarkan kepada kita, yaitu:

▪ Pertama | Selayaknya seorang hamba tidak meminta jabatan atau kekuasaan atau kepemimpinan.

Karena yang demikian berarti dia telah menjadikan dirinya dihadapkan kepada suatu tanggung jawab yang besar, yang mana dia tidak tahu apakah itu suatu kebaikan bagi dirinya atau justru sebuah keburukan untuk dirinya dikemudian hari.

Dan dia tidak tahu apakah dia mampu untuk menunaikan tanggung-jawab yang diserahkan kepada dia atau tidak, jikalau dia memintanya.

Sehingga dalam hadīts ini, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya, “Apabila seorang hamba, dia meminta imaarah (jabatan atau kekuasaan) dan dia berhasrat untuk mendapatkannya maka urusannya akan diserahkan (disandarkan) kepada dirinya”.

Dan tentunya apabila suatu urusan telah disandarkan kepada seorang hamba, berarti Allāh tidak memberikan taufīq kepadanya dan dia bertawakal (ditawakalkan) kepada dirinya sendiri.

Allāh menelantarkannya, Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada perkara-perkara yang baik bagi dirinya dan tidak akan memberikan pertolongan kepadanya.

Hal itu dikarenakan ketika dia meminta jabatan tersebut menandakan adanya dua perkara yang ada dalam dirinya

الحرص على الدنيا والرئاسة

_⑴ Menunjukkan adanya hasrat (keinginan) untuk mendapatkan kepentingan duniawi dan kepemimpinan kekuasaan._

Dimana hasrat tersebut akan membawa dia kepada keraguan atau diragukan di dalam menunaikan amanah dan juga akan membawa dia kepada perasaan lebih baik dibandingkan orang lain. Karena dia merasa bahwasanya jabatan itu adalah layak buat dia.

Demikian. Wallāhu Ta’āla A’lam

Wallāhu A’lam

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______
SUMBER:
BimbinganIslam.com
Senin, 09 Jumada Al-Akhir 1441 H / 03 Februari 2020 M
Ustadz Riki Kaptamto Lc
Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi’ al Akhbār
Halaqah 053 | Hadits 51
———————————————————-

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP

Amsterdam, 22 mei 2020 / 29 ramadhan 1441
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org