(Ringkasan Muhadhoroh)
Syaikh Prof. DR Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Setelah memuji Allah ﷻ dan bersholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarga dan para sahabat,
Beliau memuji Allah ﷻ atas nikmat bisa berkumpul dengan jamaah dalam pertemuan yang diberkahi karena ikatan aqidah dan agama yang sama, serta ikatan ukhuwwah. Kemudian beliau berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya muhadhoroh ini. Selain itu beliau memohon kepada Allah ﷻ agar mengkaruniakan keikhlasan kepada kita.
Tema kajian ini adalah _Keberkahan Di Dalam Sunnah_, dimana tema ini adalah tema yang sangat penting dan agung, memiliki poin pembahasan yang banyak. Sehingga pada kesempatan ini, beliau hanya membahas pada poin-poin pokoknya saja.
Beliau mengawali dengan definisi _barokah._
Secara bahasa, _barokah_ bermakna kebaikan yang banyak, bertambah dan berkembang
Berkata Imam Al Azhari :
_Barokah_ adalah bertambahnya kebaikan yang banyak.
Adapun makna keberkahan secara istilah, adalah kebaikan yang selalu bertambah dan berkembang, yang Allahﷻ limpahkan kepada sebagian dari makhluk yang Dia kehendaki.
Sehingga dipahami, bahwa keberkahan itu bersumber dari Allah ﷻ.
Dalilnya adalah firman Allah ﷻ :
أَلَا لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci (Maha berkah) Allah, Tuhan seluruh alam. [Surat Al-A’raf 54]
Dalam ayat lainnya :
تَبَـٰرَكَ ٱلَّذِی بِیَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ
Mahasuci (Maha berkah) Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. [Surat Al-Mulk 1]
Ibnu Abbas memaknai _”tabaroka”_ adalah keberkahan yang banyak, sebagaimana diriwayatkan Imam Atthabrani, Ibnu Katsir, dll.
Pendapat yang lainnya menyebutkan bahwa _tabaroka_ adalah salah satu sifat Allah ﷻ.
Kesimpulannya, bahwa keberkahan itu dari Allah ﷻ, dan akan dilimpahkan kepada sebagian dari makhluknya.
Allahﷻ telah memberikan keberkahan kepada sebagian makhluknya, ada manusia yang diberkahi, tempat atau waktu yang diberkahi.
Sebagai contoh sebagaimana disebutkan dalam firman Allahﷻ :
وَلِسُلَیۡمَـٰنَ ٱلرِّیحَ عَاصِفَةࣰ تَجۡرِی بِأَمۡرِهِۦۤ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ٱلَّتِی بَـٰرَكۡنَا فِیهَاۚ
Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya.
[Surat Al-Anbiya’ 81]
Dalil lainnya :
وَأَوۡرَثۡنَا ٱلۡقَوۡمَ ٱلَّذِینَ كَانُوا۟ یُسۡتَضۡعَفُونَ مَشَـٰرِقَ ٱلۡأَرۡضِ وَمَغَـٰرِبَهَا ٱلَّتِی بَـٰرَكۡنَا فِیهَاۖ
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. [Surat Al-A’raf 137]
Adapun waktu yang diberkahi, disebutkan dalam firman Allah ﷻ:
إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةࣲ مُّبَـٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِینَ
sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. [Surat Ad-Dukhan 3]
Sementara berkaitan dengan tempat yang diberkahi, disebutkan dalam ayat :
إِنَّ أَوَّلَ بَیۡتࣲ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِی بِبَكَّةَ مُبَارَكࣰا وَهُدࣰى لِّلۡعَـٰلَمِینَ
[Surat Ali Imran 96]
Dari dalil-dalil tersebut, telah jelas bahwa keberkahan adalah berasal dari Allahﷻ, sehingga hendaknya manusia meminta keberkahan hanya kepada Allahﷻ.
Setelah menjelaskan makna barokah, beliau menjelaskan makna sunnah.
Secara bahasa kata sunnah bermakna jalan atau pola.
Adapun secara syariat makna sunnah adalah jalan atau pola hidup Nabi Muhammad ﷺ.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits :
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ
وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَعْدَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلَالَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
Dari al ‘Irbadh bin Sariyah dia berkata; suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi wejangan kepada kami setelah shalat subuh wejangan yang sangat menyentuh sehingga membuat air mata mengalir dan hati menjadi gemetar. Maka seorang sahabat berkata; ‘seakan-akan ini merupakan wejangan perpisahan, lalu apa yang engkau wasiatkan kepada kami ya Rasulullah? ‘ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk (selalu) bertaqwa kepada Allah, mendengar dan ta’at meskipun terhadap seorang budak habasyi, sesungguhnya siapa saja diantara kalian yang hidup akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya hal itu merupakan kesesatan. Barangsiapa diantara kalian yang menjumpai hal itu hendaknya dia berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham.” (HR Tirmidzi)
Para ulama memiliki definisi yang berbeda-beda. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Ulama ushul fiqh, memaknai sunnah adalah haditn Nabi Muhammad ﷺ
2. Ulama Fiqih, memaknai sunnah sebagai amalan yang dicintai
3. Ulama Aqidah, makna sunnah adalah agama Islam secara keseluruhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Sementara sunnah pada pembahasan kajian ini adalah agama Islam secara keseluruhan. Sehingga makna keberkahan dalam sunnah, bermakna keberkahan dalam agama Islam secara keseluruhan, yang meliputi aqidah, ibadah dan akhlak. Sehingga jika ingin mendapatkan keberkahan dari Allahﷻ, maka wajib baginya untuk berpegang kepada sunnah Rasulullahﷺ, yang dengannya mereka akan mendapatkan keberkahan umur, rizki, keturunan dan yang lainnya.
Dalil-dalil akan keberkahan sunnah Rasulullah ﷺ sangat banyak.
Diantara keberkahan-keberkahan itu adalah :
_Keberkahan Dalam Al Qur’an*_
Hal ini dikarenakan bahwa sunnah diambil dari Al Qur’an. Dimana Allahﷻ berfirman :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
[Surat Al-Qalam 4]
Hal tersebut dikuatkan dalam sebuah hadits, bahwa Aisyah radhiyallahu anha berkata :
كان خلقه القرأن
Akhlaq Rasulullah adalah Al Quran. (HR. Bukhari)
Dalil tentang keberkahan Al Qur’an, Allahﷻ berfirman :
وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ مُبَارَكࣱ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِی بَیۡنَ یَدَیۡهِ
Dan ini (Al-Qur’an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya [Surat Al-An’am 92]
Dalil lainnya, Allahﷻ berfirman :
كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ إِلَیۡكَ مُبَـٰرَكࣱ لِّیَدَّبَّرُوۤا۟ ءَایَـٰتِهِۦ وَلِیَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.
[Surat Sad 29]
Berdasarkan ayat ini, agar mendapatkan keberkahan hendaknya kita mentadaburi ayat-ayat Al Qur’an.
( Bersambung)
———————————————————-
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.
MEDIA DAKWAH EUROMOSLIM: Buletin Terbit Setiap Hari Jum’at
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 03 juli 2020 / 12 dzulqo’dah 1441
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromuslim.org