Matan Hadist

وَعَنْ أبي هَرَيرَةَ رَضي اللَّه عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : « يَقولُ اللَّهُ تَعَالَى: مَا لِعَبْدِي المُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبهُ إِلاَّ الجَنَّة » رواه البخاري
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Tidak ada balasan bagi seorang hambaKu yang beriman, di waktu Aku mengambil nyawa orang yang dikasihinya di dunia, kemudian ia mengharapkan keridhaan Allah (rela dan bersabar), melainkan orang itu akan mendapatkan Surga.”
(HR. Bukhari, no. 6424).
———————-///—————-

*Faedah Hadist*

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

1. Di antara musibah yang paling besar menimpa seseorang yaitu ditinggalkan kekasih dan orang-orang yang dicintainya dari dunia ini.

2. Hadist ini mengandung pelajaran berharga bahwa siapa saja yang ditinggalkan orang-orang yang dicintainya dari dunia ini, kemudian dia bersabar dan merelakannnya serta hanya berharap balasan terbaik dari Allah Ta’ala, maka Allah Yang Mahapemurah akan mengganjarnya dengan Surga.

3. Luasnya rahmat dan karunia Allah Ta’ala bagi para hamba-Nya yang mampu bersabar atas segala musibah, beriman dengan takdir, dan hanya berharap balasan terbaik dari Allah Yang Mahapemurah.

4. Setiap kehidupan manusia berada di bawah ketetapan takdir Allah Ta’ala, Allah Yang Maha Adil akan mencabutnya sesuai dengan kehendak-Nya yang mulia, tidak ada yang dapat memajukan atau pun menundanya. Semua keputusan dan ketetapan ini adalah yang terbaik hikmahnya dan kesudahannya.

5. Hadist ini memberikan faedah yang sangat berharga bahwa mereka yang tidak beriman dengan ketetapan takdir Allah Ta’ala, maka mereka tidak mendapatkan sesuatu, kecuali kepahitan, kesengsaraan dan dosa.

6. Fitrah manusia bahwa di dunia itu akan selalu ada orang-orang spesial dan kekasih hati, yang jika berpisah dengan mereka, jiwa dan hati akan ikut bersedih dan tersakiti, maka syariat membawa obat dan penyembuhnya; beriman dengan takdir (ikhlas menerima) dan bersabar.
Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin karya syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com
*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*