Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia, berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #27 | Kesabaran Para Nabi Dan Rasul Utusan Allah Ta’ala.

Selamat membaca.

وعنْ أَبي عبْدِ الرَّحْمنِ عبْدِ اللَّه بنِ مسْعُودٍ رضيَ اللَّه عنه قَال : كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلى رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يحْكيِ نَبيّاً من الأَنْبِياءِ ، صلواتُ اللَّهِ وسَلاَمُهُ عَليْهم ، ضَرَبُهُ قَوْمُهُ فَأَدْمـوْهُ وهُو يمْسحُ الدَّم عنْ وجْهِهِ ، يقُولُ : « اللَّهمَّ اغْفِرْ لِقَوْمي فإِنَّهُمْ لا يعْلمُونَ »
Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Seakan-akan saya melihat kepada Rasulullah (ﷺ) sedang menceritakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi – shalawatullah wa salamuhu ‘alaihim. Beliau dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan keluar darahnya dan Nabi tersebut mengusap darah dari wajahnya sembari berdoa: “Ya Allah ampunilah kaumku itu, sungguh mereka tidak mengerti.”
(HR. Bukhari, no. 3477 & Muslim, no. 1792).
————————//////———————————

*Faedah Hadist*
Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

1. Hadist yang agung ini menunjukkan bagaimana kesabaran para nabi dan rasul utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita diperintahkan untuk menjadikan mereka sebagai panutan dan teladan dalam setiap sendi kehidupan umat manusia.

2. Sudah menjadi Sunnatullah resiko mendakwahkan kebenaran pasti akan mendapatkan tantangan dan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Para Nabi mendoakan kebaikan dan ampunan pada mereka yang berbuat buruk dan onar dalam menghadapi dakwah.

3. Sepatutnya seorang da’i atau mubalig memiliki sifat jiwa pemaaf dan tidak dendam terhadap pribadinya ketika dicela atau dihina. Beginilah sosok pribadi Rasulullah (ﷺ), beliau memiliki sifat rahmah, beliau sangat penyayang kepada umatnya dan akhlak seperti inilah yang membuat banyak yang masuk ke dalam agama islam sehingga tersebar ke penjuru dunia yang bisa kita saksikan hingga sampai hari ini.

4. Usaha dan proses dalam mendakwahkan agama Allah itulah yang akan dinilai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, adapun hasilnya kita kembalikan kepada Allah Yang Maha Tahu. Yakinlah bahwa setiap usaha yang tulus dan proses yang benar itu tidak akan pernah disia-siakan oleh Allah Ta’ala Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.

5. Tidak terburu-buru menghukumi musuh-musuh dakwah Islam dengan kejelekan, gelar buruk dan doa petaka.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin karya syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com
*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*