•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
وعنْ أَبِي هُريرةَ رضي اللَّه عنه أَن رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : لَيْسَ الشديدُ بالصُّرَعةِ إِنمَّا الشديدُ الَّذي يمْلِكُ نَفسَهُ عِنْد
الْغَضَبِ
Dari Abu Hurariah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:
_“Orang yang kuat itu bukanlah dilihat dengan pandai bergulat (bertarung sehingga membuat kebanyakan lawan KO, pent.), sesungguhnya orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah.”_
_(HR. Bukhari, no. 6114, & Muslim, no. 2609)_
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
📝 _*FAEDAH HADIST*_
1️⃣ Orang kuat (yang sebenarnya) adalah orang yang mampu menahan dan mengendalikan emosinya ketika kemarahannya sedang bergejolak dan dia mampu melawan dan menundukkan nafsunya (ketika itu).
2️⃣ Arti “kuat” dalam hadits ini adalah kuat dalam keimanan dan kuat dalam berjuang menundukkan hawa nafsunya di jalan Allah Ta’ala.
3️⃣ Berjuang melawan hawa nafsu dan menahan gejolak amarah padahal mampu untuk melampiaskannya adalah lebih berat daripada melawan musuh yang nyata di dunia.
4️⃣ Perbuatan menahan amarah dipuji (dalam hadist ini) karena menahan amarah berarti menundukkan nafsu yang selalu menyuruh kepada keburukan dan kecenderungan besar pada maksiat, oleh karena itu Allah Ta’ala memuji mereka dalam firman-Nya,
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
_“Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran: 134)._
5️⃣ Kandungan hadist makna “kuat” memberikan pelajaran berharga bahwa inilah makna kekuatan yang dicintai oleh Allah Ta’ala yang telah disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya),
_“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah” (HR. Muslim, no. 2664)._
6️⃣ Para ulama menjelaskan bahwa menahan kemarahan yang terpuji dalam Islam adalah ketika seseorang mampu melampiaskan kemarahannya dan dia menahannya karena Allah Ta’ala. Adapun ketika dia tidak mampu melampiaskannya, misalnya karena takut kepada orang yang membuatnya marah atau karena kelemahannya, dan sebab-sebab lainnya, maka dalam keadaan seperti ini menahan kemarahan tidak terpuji.
7️⃣ Seorang mukmin yang terbiasa mengendalikan hawa nafsunya, maka dalam semua keadaan dia akan selalu berusaha dapat berkata dan bertindak dengan benar, karena ucapan dan perbuatannya tidak dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
Wallahu Ta’ala A’lam.
_*Referensi:* Syarah Riyadhus Shalihin karya syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali_
👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag
✒️ _Yogyakarta, 17 Muharram 1444H / 15 Agustus 2022M_
📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com
*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*