•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ، فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya ada seseorang yang datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, “Berilah wasiat kepadaku.” Rasulullah ﷺ menjawab, “Jangan marah!” orang ini mengulangi lagi, Rasulullah kembali menjawab, “Jangan kau marah!” (HR. Bukhari, no. 6116).
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

📝 _*FAEDAH HADIST*_

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

1. Makna larangan marah mengandung dua tafsiran;
– Pertama, hiasilah dirimu dengan akhlak-akhlak yang mulia yang bisa menjauhkan engkau dari sifat marah, dengan melakukan tindakan preventif (pencegahan) supaya tidak cepat marah dan tercegah dari marah,
– jika timbul kemarahan dalam dirimu maka lakukanlah sebab-sebab yang bisa memadamkan kemarahan tersebut. Usahakan jangan sampai Anda melampiaskan kemarahan tersebut.

2. Memberikan hak orang yang meminta nasihat darinya, baik itu nasihat tentang masalah dunia terlebih lagi masalah akhirat.

3. Bolehnya mengulang isi nasihat yang sama, jika hal itu diperlukan.

4. Semangatnya para sahabat, mereka mencari ilmu untuk diamalkan.

5. Nasihat bisa disesuaikan dengan kondisi orang yang dinasihati.

6. Larangan marah sampai diwasiatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikarenakan marah itu punya mafsadat yang besar. Ada yang sampai marah hingga mentalak istrinya. Ada yang sampai marah hingga berjanji tidak mau lagi berbicara, ada yang marah sampai membunuh lalu akhirnya ia (pelaku marah) menyesalinya. Oleh karenanya, siapa yang bisa menahan amarahnya padahal mampu melampiaskannya, maka ia telah mengumpulkan banyak kebaikan.

7. Ajaran Islam yang mulia melarang dari segala akhlak yang jelek atau perbuatan yang memicu munculnya akhlak tercela.

8. Ajaran Islam juga melarang hal-hal yang dapat menimbulkan marah dan berbagai dampak jeleknya.

9. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi wasiat “jangan marah” menunjukkan pentingnya wasiat ini. Karena setiap pengulangan dalam Bahasa kenabian itu pasti berfaedah.

10. Di antara kiat-kiat yang sebaiknya dilakukan oleh orang yang sedang marah agar kemarahannya mereda yaitu; membaca ta’awudz, meminta perlindungan pada Allah dari godaan setan, berwudhu, mengubah posisi tubuh dari berdiri ke duduk atau dari duduk menjadi berbaring, dan lebih baik orang yang marah itu diam dan tidak berbicara sama sekali.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin dan Hadits Arba’in lin Nawawi karya Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com

*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*
—————————————————