•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

عن أبي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادةَ ، وأبي عبْدِ الرَّحْمنِ مُعاذِ بْنِ جبل رضيَ اللَّه عنهما ، عنْ رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قال : « اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ ».
Dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah dan Abu Abdur Rahman yaitu Mu’az bin Jabal radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: Bertaqwalah kepada Allah di mana pun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘”
(HR. Ahmad, 5/153, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan’).
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

📝 _*FAEDAH HADIST*_

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

1. Perintah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takwa adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Bukan hanya itu, Nabi mengingatkan agar ketakwaan itu hendaknya senantiasa menyertai seorang hamba di mana pun dia berada, saat dia bersendirian ataupun di keramaian.

2. Dalam proses memupuk takwa dalam diri, tak jarang seorang hamba terjatuh dalam silap, entah ibadah yang tidak maksimal, niat yang tercemari oleh riya, dan bisa saja seorang hamba terjerembab dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, Rasul shallallahu alaihi wasallam melanjutkan sabdanya sebagai petunjuk bagi seorang hamba untuk tidak putus asa mencari jalan menuju Rabb-nya, “Iringilah keburukan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan tersebut.”
Allah Ta’ala berfirman di dalam al-Qur’an,
اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ
Artinya, “Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud/11: 114).

3. Jika seseorang mampu meninggalkan keburukan dan menjauhi kemaksiatan semaksimal mungkin maka itu lebih baik. Tidaklah sama kain yang mulus dengan kain yang penuh tambalan. Sahabat Ibnu ‘Abbās pernah ditanyai tentang dua orang: yang pertama bersungguh-sungguh mengerjakan amal saleh namun terjatuh pula dalam kemaksiatan dan dosa sedang yang kedua amal salehnya biasa-biasa saja namun jarang sekali bermaksiat. Ibnu ‘Abbās menjawab, “Selamat (dari dosa) lebih aku sukai.” (Lihat Kitab Al-Zuhd karangan Abū Dawūd hal. 337).

4. Sebisa mungkin seorang hamba berusaha meninggalkan semua dosa. Namun apabila suatu saat dia terjatuh maka hendaknya segera bertaubat dan mengganti dosa tersebut dengan kebaikan.
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Artinya, “Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan/25: 70).

5. Bergaul dan bermuamalah dengan akhlak yang mulia. Kerena akhlak dan adab mulia ini adalah bagian dari pengejawantahan takwa dalam diri seseorang. Takwa dan akhlak yang mulia dapat mengantarkan seorang hamba ke surga.
Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin dan Hadits Arba’in lin Nawawi karya Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com

*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*
——————————————-