•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

عَنْ أَبِي العَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ كُنْتُ: خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً فَقَالَ لِي: (( يَا غُلاَمُ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باِللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ )).

_Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu._

_Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah._

_Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu,_

_maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan taqdir) telah kering.”_

(HR. Tirmidzi, no. 2516; Ahmad, 1/293; dan lainnya. Imam Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

📝 _*FAEDAH HADIST*_

*1️⃣* Pelajaran berharga tentang bagaimanakah tawadhu’ (rendah hati) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena mau bergaul dengan anak muda, juga hadits ini menunjukkan sikap baik beliau pada Ibnu ‘Abbas yang masih muda.

*2️⃣* Lafaz dalam hadis ini mengandung kasih sayang seorang pengajar, ayah, dan orang tua kepada orang kecil, dan kepada orang yang menghendaki perkataan yang baik.
Beliau Alaihisshalatu was salam – menggunakan lafaz pengajaran, saya akan mengajarkan kepadamu, yaitu perintah-perintah. Beliau Alaihisshalatu was salam tidak berkata kepadanya:
saya memerintahkan kamu begini dan begitu. Sesungguhnya dipakainya metode lafaz pengajaran adalah karena telah diketahui bahwa orang yang berakal suka memanfaatkan pengetahuan.

*3️⃣* Siapa yang menjaga batasan Allah, maka Allah Ta’ala akan menjaga dunia dan agamanya.

*4️⃣* Siapa saja yang tidak memperhatikan batasan dan aturan Allah, maka ia tidak mendapatkan penjagaan dari Allah, sebagaimana dalam ayat disebutkan,

نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
_“Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan (artinya: meninggalkan) mereka.” (QS. At-Taubah: 67)_

*5️⃣* Al-jazaa’ min jinsil ‘amal, balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. Artinya, amalan menjaga hak Allah, dibalas pula dengan penjagaan dari Allah.

*6️⃣* Apabila ada seseorang yang berdoa, memohon, dan bermunajat, maka lakukanlah semuanya hanya kepada Allah Ta’ala, karena Dialah yang Maha Kaya dan Maha Mendengar terhadap semua keinginan hamba-hambaNya.

*7️⃣* Hadits ini mengajarkan bagaimanakah mengimani takdir.

*8️⃣* Hamba atau makhluk tidak bisa memberi manfaat dan tidak bisa mendatangkan mudarat kecuali manfaat dan mudarat tadi ditetapkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

*9️⃣* Apa yang Allah Ta’ala kehendaki pasti terjadi, dan yang tidak Allah Ta’ala kehendaki tidak akan terjadi.

Wallahu Ta’ala A’lam.

*Referensi:* Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Sholihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag
✒️ _Yogyakarta, 05 Shofar 1444H / 02 September 2022M_

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com

*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*
———————————————