•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, dari Nabi ﷺ, beliau biasa berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Alloohumma innii as-alukal hudaa wattuqoo wal ‘afaafa walghinaa.

_“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, keterjagaan, dan kekayaan.”_

(HR. Muslim, no. 2721, At Tirmidzi, no. 3489, Ibnu Majah, no. 3105, dan lainnya).
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

📝 _*FAEDAH HADIST*_

1️⃣ Dalam doa ini, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam mengajarkan kita untuk memohon 4 hal, yaitu:

a. Al Hudaa (petunjuk); petunjuk yang sempurna dari Allah Ta’ala untuk menjalani jalan yang lurus dan jalan keselamatan

b. At Tuqaa (ketaqwaan); ketaqwaan yang menyeluruh dalam semua hal, dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi yang dilarang dalam agama

c. Al ‘Afaaf (keterjagaan); keterjagaan dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dan hal-hal yang tidak halal, perkara yang buruk dan hina sehingga hati dan jiwa kita menjadi shalih.

d. Al Ghina (kekayaan); kekayaan hati, sehingga tidak merasa bergantung dan banyak mengharapkan apa yang ada di tangan manusia, melainkan bergantung dan hanya berharap pada Allah Yang Maha Kuasa.

2️⃣ Doa yang agung ini merupakan diantara doa yang sarat makna dan paling bermanfaat. Karena di dalamnya terkandung permintaan kebaikan agama dan kebaikan dunia. Sebab, yang dimaksud
al hudaa adalah ilmu yang bermanfaat,
at tuqaa adalah amal shalih dan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan permintaan
al ‘afaaf dan al ghina mengandung ketercukupan diri dari makhluk dan tidak bergantungnya hati kepada mereka.
Lalu merasa cukup dengan Allah dan rizki dari Allah, serta qana’ah dengan apa yang diberikan Allah, dan meminta segala kecukupan yang bisa membuat hati seorang hamba tenang dan bahagia.

3️⃣ Seorang hamba selalu tunduk, merendahkan diri dan hatinya, dan orientasinya selalu merasa butuh kepada kasih sayang dan perlindungan dari Allah Ta’ala dalam setiap keadaan.

4️⃣ Kebutuhan jiwa akan akhlak yang mulia sehingga bisa istiqamah di atas jalan Allah Ta’ala, takut azab dan selalu berharap rahmat-Nya yang luas.

5️⃣ Seorang hamba yang beriman hanya berdoa kepada Allah Ta’ala dan bukan kepada yang lain.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi: Bahjatu Qulubil-Abrar karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh *Referensi:* Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Sholihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag
✒️ _Yogyakarta, 15 Shofar 1444H / 12 September 2022M_

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
Bimbinganislam.com

*( Disebar untuk kawasan Eropa oleh: Euromoslim- Amsterdam )*
———————————————