(Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzāq Al-Badr حفظه الله)

Dari ‘Utsmān -semoga Allah meridhainya-, beliau berkata:

 «مَا أُحِبُّ أَنْ يَأْتِيَ عَلَيَّ يَوْمٌ وَلاَ لَيْلَةٌ إِلاَّ أَنْظُرُ فِي كَلاَمِ اللَّهِ ، يَعْنِي الْقِرَاءَةَ فِي الْمُصْحَفِ»

“Aku tidak menyukai suatu siang ataupun malam datang kepadaku kecuali aku memandang firman Allah, yakni membaca (Al-Qur’an) di mushaf.”
(Az-Zuhd Lil Imām Ahmad: 675)

Beliau (Ustmān Bin ‘Affān رضي الله عنه) banyak memandangi mushaf (Membaca Al-Qur’an). Ketika beliau dibunuh, kala itu mushaf terbuka di hadapannya, beliau membaca di dalamnya. Tetesan darah yang pertama kali menetes dari tangannya jatuh pada firman Allah

فَسَیَكۡفِیكَهُمُ ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡعَلِیمُ

“…maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Surat Al-Baqarah 137)

Tatkala (para pemberontak) mengepung beliau, salah seorang istrinya berkata: “Jika kalian membunuhnya atau membiarkannya, maka sungguh dia adalah seorang yang menghidupkan malamnya dengan rekaat, dia kumpulkan padanya Al-Qur’ān.”

Betapa pemberi nasihat sangat bersedih lantaran keadaan kebanyakan manusia di zaman ini, mereka terhalang dari memandang mushaf disebabkan kecanduan melihat HP. Apakah salah seorang dari mereka menunggu untuk mati dengan sebagian besar pandangannya tertuju pada HP, atau mati dalam keadaan memandangi HP?

Diterjemahkan dari: https://www.al-badr.net/muqolat/6305

Wallāhu a’lam.

EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 10 Januari 2021 / 25 Jumādal ūlā 1442
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke: E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org