- NASEHAT UNTUK JAMA’AH HAJI
- Ikhlas dan Ittiba’ (Mengikuti tuntunan Nabi)
- Menjauhi Larangan Allah
- Sabar dan Tabah
- Menunaikan Hak Orang Lain dan Berwasiat
- Berdo’a Ketika Berpamitan
Do’a orang yg pergi untuk yg ditinggal:
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
ASTAUDI’UKUMULLOOH ALLADZII LAA TADHII’U WADAA-I’UH
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.”
Do’a orang yg ditinggal untuk yg pergi:
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ
ASTAUDI’ULLOOH DIINAKA WA AMAANATAKA WAKHAWAATIMA ‘AMALIK
“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah.”
- Membaca Do’a Safar
Jika sudah berada di atas kendaraan ucapkan, “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.” Setelah itu membaca:
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
ALLAAHU AKBAR 3 X
SUBHAANALLADZII SAKHKHORO LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA ROBBINAA LAMUNQOLIBUUN. ALLAAHUMMA INNAA NAS-ALUKA FII SAFARINAA HAADZAL BIRRO WAT TAQWA WAMINAL ’AMALI MAA TARDHOO, ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARONAA HAADZAA WATHWI ‘ANNAA BU’DAHU, ALLAAHUMMA ANTASH SHOOHIBU FIS SAFARI WAL KHOLIIFATU FIL AHLI, ALLAAHUMMA INNII A’UDZUBIKA MIN WA’TSAA-IS SAFARI WA KA-AABATIL MANDZHORI WA SUU-IL MUNQOLABI FIL MAALI WAL AHLI
Atinya: “Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.”
Ketika pulang berdo’alah dg do’a yg sama, kemudian tambahkan di akhirnya:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
AAYIBUUNA TAAIBUUNA ‘AABIDUUNA LIROBBINAA HAAMIDUUNA
“Semoga kami kembali dalam keadaan selamat dan bertaubat, kepada Robb kami memuji.”
- Berdo’a Ketika Jalan Mendaki dan Menurun
Disunnahkan bertakbir (Allahu Akbar) ketika melalui jalan mendaki, dan disunnahkan bertasbih (Subhanallah) saat melalui jalan menurun
- Berdo’a Ketika Masuk Kota
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّماَوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ الأَرْضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَا أَظْلَلْنَ وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ القَرْيَةِ، وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَا، وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ ماَ فِيْهَا
ALLAAHUMMA ROBBAS SAMAAWAATIS SAB’I WA MAA ADZHLALNA, WA ROBBAL ARDHIINAS SAB’I WA MAA AQLALNA, WA ROBBASY SYAYAATHIINA WA MAA ADZHLALNA, WA ROBBAR RIYAAHI WA MAA DZAROINA, AS-ALUKA KHOIRO HAADZIHIL QORYATI WA KHOIRO AHLIHAA WA KHOIRO MAA FIIHAA, WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI AHLIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA
Artinya: “Ya Allah, penguasa tujuh lapis langit dan segala yang dinaunginya, Penguasa bumi dan apa yang lebih kecil darinya, Penguasa Syaitan dan segala yang disesatkan, Penguasa angin dan segala yang diterbangkan, aku memohon kepada-Mu kebaikan kampung ini, kebaikan penduduknya serta kebaikan apa yang terdapat di dalamnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan penduduknya serta segala apa yang terdapat didalamnya,”
- Bertanya Kepada Ulama
- Tidak Sering Mengunjungi Pasar
- Berteman dg Orang Shalih
- Membawa Mushaf Al-Qur’an
- Wanita Harus Disertai Mahram
- MAKNA HAJI DAN UMRAH
- Menurut Bahasa, kata Haji adalah al-qasdhu, yg artinya menuju sesuatu. Maknanya menurut syari’at: Beribadah kpd Allah dg mengerjakan thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, dan seluruh manasik haji di Makkah al-Mukarramah pd bulan Dzulhijjah dg syarat2 tertentu berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi yg shahih.
- Menurut Bahasa, kata umrah adalah Ziarah atau berkunjung. Maknanya menurut syari’at adalah ziarah ke baitullah dengan thawaf, sa’i di antara dua bukit: Shafa dan Marwah, hingga diakhiri dg mencukur gundul ataupun memendekkan rambut kepala.
Haji merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan, satu kali seumur hidup, dalilnya antara lain:
- Ali Imran: 97
Al-Baqarah: 196
Sabda Rasulullah:
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ فَحُجُّوا ». فَقَالَ رَجُلٌ أَكُلَّ عَامٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَسَكَتَ حَتَّى قَالَهَا ثَلاَثًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ – ثُمَّ قَالَ – ذَرُونِى مَا تَرَكْتُكُمْ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَىْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَىْءٍ فَدَعُوهُ.
“Wahai manusia, telah diwajibkan atas kalian berhaji maka berhajilah”, kemudian ada seorang bertanya: “Apakah setiap tahun Wahai Rasulullah?”, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menjawab sampai ditanya tiga kali, barulah setelah itu beliau menjawab: “Jika aku katakan: “Iya”, maka niscaya akan diwajibkan setiap tahun belum tentu kalian sanggup, maka biarkanlah apa yang sudah aku tinggalkan untuk kalian, karena sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian, akibat banyaknya pertanyaan dan penyelisihan mereka terhadap nabi mereka, maka jika aku perintahkan kalian dengan sesuatu, kerjakanlah darinya sesuai dengan kemampuan kalian dan jika aku telah melarang kalian akan sesuatu maka tinggalkanlah” (Muslim)
Wajib bersegera dalam menunaikan haji.
Adapun hukum umrah, maka ada perselisihan di antara ulama, ada yg berpendapat mustahab (dianjurkan) dan ada yg mewajibkan, namun yang kuat adalah pendapat yang mengatakan wajibnya umrah. Dibolehkan bagi seseorang untuk mengerjakan umrah meskipun belum melaksakan haji.
KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH
- Kembali ke fitrah (sebagaimana baru dilahirkan ibunya)
- Sebagai pelebur dosa
- Menghapuskan dosa-dosa sebelumnya
- Melenyapkan kefakiran dan kemiskinan
- Haji dan Umrah adalah jihadnya wanita
- Orang yang berhaji dan umrah adalah tamu Allah
- Do’a orang yang berhaji dan umrah dikabulkan Allah
- Orang yg meninggal dunia ketika pergi melaksanakan haji atau umrah, dicatat baginya pahala haji atau umrah sampai hari kiamat
- Orang yg meninggal ketika ihram, akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan membaca talbiyah
- Infaq dan biaya yg dikeluarkan untuk haji atau umrah, punya keutamaan tersendiri di sisi Allah
- Pahala umrah yg dikerjakan di bulan Ramadhan sebanding dengan ibadah haji yg dikerjakan bersama Rasulullah.
Umrah itu ada dua macam: Umrah Mufrodah (yg dikerjakan terpisah dan tdk ada kaitannya dengan haji), dan Umrah Tamattu’ (umrah yg dikerjakan seseorang yg melakukan haji Tamattu’). Adapun yg kita bahas nantinya langsung fokus umrah tamattu’ agar memudahkan kita, karena kita akan melaksanakan haji tamattu’.
RUKUN UMRAH
- Ihram
- Thawaf
- Sa’i
- Tahallul
MIQAT
Miqat adalah ketentuan waktu dan tempat yg telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya untuk melaksanakan haji atau umrah. Miqat ada dua:
- Miqat Zamani (Ketentuan waktu)
Dalam ibadah haji maka waktunya sudah ditentukan. Adapun dalam umrah tidak ada ketentuan waktu, seseorang boleh umrah kapan saja sepanjang tahun.
- Miqat makani (Ketentuan tempat)
Yaitu tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh syari’at untuk mengawali ihram bagi orang yang akan melaksanakan haji atau umrah.
Miqat makani ada 5:
- Dzulhulaifah/Bi’r Ali untuk penduduk Madinah dan orang yang datang ke Madinah yang bukan penduduknya.
- Al-Juhfah untuk penduduk syam, maroko, mesir dan orang-orang yang melalui jalan mereka
- Qarnul Manazil untuk penduduk nejed dan orang-orang yang melalui jalan mereka.
- Yalamlam untuk penduduk yaman dan orang-orang yg melalui jalan mereka.
- Dzatu ‘Irq untuk penduduk Iraq dan yg melalui jalan mereka.
TATA CARA UMRAH SINGKAT DAN PRAKTIS
PERSIAPAN
- Sebelum bepergian (doa berpamitan, doa keluar rumah dan doa safar)
Doa keluar rumah:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
BISMILLAAHI, TAWAKKALTU ’ALALLOOHI, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
- Setibanya di Miqat
- Memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan (boleh dilakukan di hotel)
- Merapikan kumis, adapun jenggot bagi laki-laki tidak dicukur, karena itu
- Mandi junub
- Wanita haidh dan nifas juga mandi, karena mereka tdk dilarang umrah maupun haji, hanya saja tdk boleh thawaf sampai dia suci.
IHRAM
- Memakai pakaian ihram
- Memakai wewangian bagi laki-laki, digunakan di badan, tidak boleh kena baju ihram. Adapun wanita maka tidak boleh memakai wewangian ketika keluar rumah.
- Boleh memakai pakaian ihram sejak di rumah
- Membaca talbiyah ihram
Talbiyah ihram untuk umrah tamattu’:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً مُتَمَتِّعًا فِيْهَا إِلَى الْحَجِّ ، لَا رِيَاءَ فِيْهَا وَلَا سُمْعَةَ
LABBAIKALLOOHUMMA ‘UMROTAN MUTAMATHTHI’AN FIIHAA ILAL HAJJI, LAA RIYAA-A FIHAA WA LAA SUM’AH
“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, dengan melaksanakan umrah yang dilanjutkan dengan haji yang tidak ada riya’ padanya dan tidak pula ada sum’ah”
Kemudian mulai bertalbiyah dengan suara yang keras (wanita tdk mengeraskan suara) sampai di kota Makkah.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ.لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ.إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالمُلْكُ.لاَ شَرِيْكَ لَكَ
LABBAIKALLOOHUMMA LABBAIK. LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK. INNALHAMDA WANNI’MATA, LAKA WAL MULK, LAA SYARIIKA LAK
(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).
- Tidak melakukan larangan ihram
Larangan ihram:
- Hubungan intim
- Bercumbu, mencium serta memandang wanita dg syahwat
- Mencukur rambut kepala
- Memotong kuku
- Menikah, menikahkan atau meminang
- Membunuh hewan buruan
- Memakai minyak wangi
- Mengenakan pakaian berjahit
- Menutup kepala dg sesuatu yg menempel langsung
- Wanita dilarang memakai niqab (penutup muka) dan sarung tangan
- Mendekati maksiat atau bermaksiat, menyebabkan permusuhan dan berbantah-bantah dalam kebatilan
- Makan daging hewan buruan jika dia punya andil dalam pemburuannya
- Mengucapkan persyaratan umrah
اَللَّهُمَّ مَحِلِّيْ حَيْثُ حَبَسْتَنِيْ
ALLOOHUMMA MAHILLII HAITSU HABASTANII
“Ya Allah, tempat tahallulku di mana Engkau menahanku”
- Tidak ada shalat sunnah ihram (namun di Dzul Hulaifah disunnahkan shalat 2 raka’at)
- Memperbanyak talbiyah
- Mengangkat suara saat talbiyah
- Boleh menyelingi talbiyah dengan takbir dan tahlil
- Beristirahat setibanya di Makkah
MEMASUKI MASJIDIL HARAM
- Bersuci sebelum masuk masjid
- Masuk dengan mendahulukan kaki kanan dan berdo’a
بِسْمِ اللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ الله اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
BISMILLAHI WASHSHOLAATU WASSALAAMU ‘ALAA ROSUULILLAAH, ALLAHUMMAF-TAHLII ABWAABA ROHMATIK
“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah, Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”
- Berdo’a ketika melihat ka’bah
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ
ALLOOHUMMA ANTASSALAAM, WAMINKASSALAAM FAHAYYINAA ROBBANAA BISSALAAM
“Ya Allah Engkau sumber keselamatan, dan daripadaMu lah datangnya keselamatan itu semua. Maka sambutlah kami wahai tuhan dengan selamat sejahtera”
- Tidak mengerjakan shalat sunnah tahiyatul masjid
THAWAF
- Mengerjakan thawaf 7 putaran dimulai dari Hajar Aswad (ada tanda lampu neon hijau di salah satu dinding masjid)
Laki-laki disunnahkan idhthiba’ (Memasukkan salah satu sisi kain ihram dari bawah ketiak yang kanan lalu meletakkan ujungnya di atas pundak yang kiri, sehingga pundak kanan terbuka dan pundak kiri tertutup). Ini khusus thawaf qudum (yaitu tahwaf saat pertama kali datang)
Cara Thawaf:
Putaran Pertama
- Mengusap Hajar Aswad dg tangan kanan lalu menciumnya (di semua putaran jika mampu), sambil membaca:
بِسْمِ اللهِ، اَللهُ أَكْبَرُ
BISMILLAAH, ALLOOHU AKBAR
Artinya: “Dengan nama Allah, Allah maha besar”
Jika tidak mampu menciumnya, maka cukup nengusapnya dg tangan kanan lalu mencium tangan tersebut sambal membaca dzikir ini. Jika tidak mampu juga, maka cukup memberi isyarat dg tangan kanan sambil baca doá tersebut, dan tidak perlu mencium tangan.
- Jangan mendesak atau menyakiti jama’ah lain demi mencium hajar aswad.
- Kelilingi ka’bah dg menjadikannya di sebelah kiri badan kita. Satu putaran terhitung dari hajar aswad sampai ke hajar aswad kembali.
- Laki-laki disunnahkan lari-lari kecil pada tiga putaran pertama, selebihnya jalan biasa.
- Mengusap rukun yamani dengan tangan kanan tanpa dzikir tertentu pada setiap putaran. Jika tidak mampu, maka tidak perlu memberi isyarat. Tidak disyariatkan mencium rukun yamani.
- Ketika berjalan dari rukun yamani menuju hajar aswad, dianjurkan membaca:
رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ROBBANAA AATINAA FIDDUN YAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BANNAAR.
Artinya : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.”
- Tidak disyariatkan mengusap dua sudut dan dinding-dinding ka’bah yang lain, karena Nabi hanya mengusap hajar aswad dan rukun yamani
- Jika memungkinkan lakukan iltizam (meletakkan dada, pipi, dua lengan, dan dua telapak tangan di multazam, yaitu dinding ka’bah yang berada di antara hajar aswad dan pintu ka’bah).
- Tidak ada bacaan tertentu ketika thawaf, akan tetapi dianjurkan banyak berdzikir kepada Allah
Putaran Kedua Dan Ketiga
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran yang pertama
Putaran Keempat Sampai Ketujuh
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran yang pertama, hanya saja laki-laki tidak perlu lari-lari kecil, hanya berjalan biasa.
- Jika wudhu anda batal, maka segeralah berwudhu lalu ulangi putaran thawaf yang anda batal padanya, tanpa harus mengulangi dari putara yang pertama.
- Jika anda sedang thawaf lalu iqamat dikumandangkan, maka shalatlah bersama imam Masjidil Haram, sesudah salam, lanjutkan thawaf dari tempat shalat anda.
- Jika anda ragu terhadap jumlah putaran thawaf yang telah anda kerjakan, maka ambillah bilangan yang terkecil lalu lanjutkan thawaf.
Pada putaran ke tujuh ketika anda telah tiba kembali di hajar aswad, anda tidak lagi mengusap hajar aswad dan tidak memberi isyarat dengan tangan.
Dengan demikian maka berarti anda telah menyelesaikan thawaf umrah serta thawaf tamattu’
- Menutup kedua pundak kemudian menuju maqam Ibrahim sambil membaca
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ
WAT TAKHIDZUU MIM MAQOOMI IBROOHIIMA MUSHOLLAA
Artinya: “Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.”
- Mengerjakan shalat sunnah ba’da thawaf dua rakaat di belakang maqom Ibrahim jika memungkinkan (pada rakaat pertama membaca al fatihah dan al kafirun, kemudian pada rakaat yang kedua membaca al fatihah dan al ikhlas)
- Minum Air Zam-Zam
Setelah shalat dua raka’at, dianjurkan minum zam-zam dan dianjurkan untuk menuangkan ke atas kepala sambil berdo’a dengan doa Ibnu Abbas ketika meminumnya:
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أْسْأَلُكَ عِلْمً نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَآءً مِنْ كُلِّ دَآءٍ
ALLOHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON WAASI’AN WASYIFAA-AN MIN KULLI DAA IN
Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepadaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rizki yang luas dan sembuh dari segala sakit”
Boleh juga dengan doá yang lain yang berkaitan dengan kebaika dunia akhirat.
Setelah minum zam-zam dan sebelum sa’i, dianjurkan kembali ke hajar aswad untuk mengucap dan menciumnya. Jika saat kembali itu anda tidak bisa mendekat ke hajar aswad, maka cukup memberi isyarat padanya dari jauh dengan tangan sambil membaca “Allahu Akbar” atau “Bismillahi Allahu Akbar”
SA’I
Kemudian, menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati Shafa, membaca,
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
INNASH SHOFAA WAL MARWATA MIN SYA’AAIRILLAAH
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah” (QS. Al Baqarah: 158).
Lalu mengucapan,
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
ABDA-U BIMAA BADA-ALLOOHU BIH
“Aku memulai dengan apa yang dimulai Allah”
Tata Cara Mengerjakan Sa’i
Putaran Pertama
(Dari Shofa ke Marwah)
- Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu memungkinkan—, kemudian membaca:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
ALLOOHU AKBAR, ALLOOHU AKBAR, ALLOOHU AKBAR
LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR
LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, ANJAZA WA’DAH, WA NASHORO ‘ABDAH, WA HAZAMAL AHZAABA WAHDAH
Artinya:
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”
Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.
Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah, dengan memperbanyak dzikir, atau shalawat atau membaca AL-Qur’an
Disunnahkan berlari-ari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki dan dianjurkan mebaca:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ إِنَّكَ أَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
ROBBIGHFIR WARHAM INNAKA ANTAL A’AZZUL AKROM
Artinya: “Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah”
lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
Putaran Kedua
(Dari Marwah ke Shofa)
- Menaiki bukit Marwah, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya -jika hal itu memungkinkan-, kemudian membaca:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
ALLOOHU AKBAR, ALLOOHU AKBAR, ALLOOHU AKBAR
LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR
LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, ANJAZA WA’DAH, WA NASHORO ‘ABDAH, WA HAZAMAL AHZAABA WAHDAH
Artinya:
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”
Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.
Lalu turun dari Marwah dan berjalan menuju ke Shafa, dengan memperbanyak dzikir, atau shalawat atau membaca AL-Qur’an
Disunnahkan berlari-ari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki dan dianjurkan mebaca:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ إِنَّكَ أَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
ROBBIGHFIR WARHAM INNAKA ANTAL A’AZZUL AKROM
Artinya: “Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah”
lalu berjalan biasa menuju Shafa dan menaikinya.
Putaran Ketiga
(Dari Shofa ke Marwah)
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran pertama
Putaran Keempat
(Dari Marwah ke Shofa)
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran kedua
Putaran Kelima
(Dari Shofa ke Marwah)
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran pertama
Putaran Keenam
(Dari Marwah ke Shofa)
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran kedua
Putaran Ketujuh
(Dari Shofa ke Marwah)
Lakukan hal yang sama seperti pada putaran pertama, hanya saja, ketika tiba di Marwah anda langsung keluar dari pintu Marwah tanpa menghadap ke arah kiblat ataupun membaca dzikir dan doa.
Dengan demikian, berakhirlah Sa’i anda.
Setelah keluar dari pintu Marwah, yg selanjutnya anda lakukan adalah Tahallul (mencukur rambut)
TAHALLUL
Setelah sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul bagi laki-laki, secara asal yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal, hanya saja untuk umrah Tamattu’ cukup memendekkan saja, karena cukur gundulnya nanti ketika Tahallul haji.
Adapun bagi wanita, cukup dengan mengumpulkan seluruh rambutnya dari seluruh bagian kepala, lalu memotongnya sepanjang satu ruas jari.
Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah tamattu’ dan Anda telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
(Diringkas dari buku Panduan Manasik Haji & Umrah, karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas dan Mubarak Bamualim -hafidzahumallah-)
EUROMOSLIM-AMSTERDAM
Indonesisch-Nederlandsche Moslim Gemeenschap–Amsterdam
Organisasi Keluarga Muslim Indonesia-Belanda di Amsterdam
EKINGENSTRAAT 3-7, AMSTERDAM-OSDORP
Amsterdam, 15 Juli 2019 / 12 Dzul Qa’dah 1440
Saran, komentar dan sanggahan atas artikel diatas kirim ke:
E-mail: Euromoslim-Amsterdam: media@euromoslim.org